Aku menanam bunga yang tidak bisa mekar dalam sebuah mimpi yang tidak akan menjadi kenyataan.
— BTS [Fake Love]
Suasana khidmat kental terasa begitu memasuki pelataran dengan dekorasi bermacam mawar di pekarangan keluarga mempelai wanita.
Banyak tetamu yang berbisik mengagumi paras manis dengan polesan make up tipis menambah kesan anggun di wajah gadis dengan tinggi semampai.
Beberapa yang lain sibuk membicarakan garis tegas di wajah pria berbalut tuxedo hitam berhias dasi kupu-kupu dengan warna senada, serta beberapa tangkai baby breath yang terselip di saku si mempelai pria.
Pendeta memulai upacara pemberkatan di pagi hari itu.
Emosi pria di sisinya tak terbaca. Si gadis berbalut gaun putih gading dengan punggung terbuka menampilkan punggung tanpa cacat, tersenyum getir.
"Jika ada, dari pada tamu atau seseorang yang tak bersedia dengan pernikahan ini-- silahkan bicara"
Ia yakin jika inilah keputusan yang tepat. Ia tak bisa memaksakan kehendak. Ia tak bisa hanya memikirkan egonya-- yang menginginkan pria itu menjadi miliknya sementara hatinya tetap untuk orang lain. Ia tak sanggup lagi melihat tatapan penuh damba yang di tunjukan prianya-- untuk sosok lain yakni bukan dirinya. Ia tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.
Jika prianya enggan menolak—
Maka, ini adalah tugasnya.
Kebahagiaan prianya lah yang terpenting. Jika harus menderita berada di sisinya, maka melepasnya adalah opsi terbaik.
"Aku— keberatan"
Tanpa memikirkan apapun. Tanpa memikirkan kebahagiaannya— hyungseob melepasnya.
Prianya akan bahagia; tanpa hadir dirinya.
"Aku— menyerah... "
Ia lelah untuk bertahan lebih.
Ia lelah untuk memperjuangkan seorang diri, memikul perasaan yang begitu berat di punggung sempitnya.
Ia lelah hanya untuk sekedar mengharap cinta prianya.
Hyungseob menyerah atas cintanya terhadap prianya— Park Woojin.
status : Coming soon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still love you ;jinseob + deepwink ✔
FanfictionHyungseob hanya berharap, sedikitnya.. Woojin berbalik untuk menatapnya. (-) gs for bottom ©bibirsungwoon2018