1.5

2.1K 413 158
                                    



















' Even if it hurts, it’s alright, because I love you. '

— [ Moon Taeil -  단 한 사람 (Because of you) ].












Setidaknya Park Woojin masih cukup waras untuk tidak menggebrak meja makan kala itu. Mengikat kuat kewarasannya yang hendak meledak tak terkendali jika saja ia tak memandang (meski hanya sekilas) wajah Hyungseob.

Setelah gagal mempersunting sang kakak, mengapa sekarang ia harus menjalani hal buruk semacam ini? Apakah kedua orang tuanya berpikir, jika 'tak dapat si kakak maka sang adik pun tak masalahbegitu?



Dan gadis manis dengan polesan make up tipis dengan rambutnya yang ditata cantik itu, sama sekali tak bersuara. Hyungseob hanya menunduk dengan ekspresi wajah tak terbaca.



Apa— gadis itu senang? akhirnya sang pujaan hati jatuh kedalam pelukannya?


Hyungseob mungkin akan senang, jika tidak dengan cara demikian.



Namun tidak dengan Woojin.  Semasa hidupnya hingga ia hampir berumur dua puluh lima tahun, Hyungseob tak lain hanya sebatas seorang teman sedari kecil. Hingga menginjak usia dewasa pun, Woojin tidak bisa menatap Hyungseob sebagai seorang gadis. Mereka hanya bersahabat. Dan Woojin tak menginginkan lebih dari itu.




" Tak perlu terburu-buru. Ayah dan keluarga Hyungseob ingin kalian lebih dekat sebelum hari pernikahan tiba. "




Tentu saja tidak terburu-buru. Mereka (orang tua hyungseob) sibuk merampungkan pernikahan gadisnyayang tak lama lagi menjadi istri dari Bae Jinyoung.




"  Seobie, bicaralah sesuatu nak. Biarkan ibu melihat wajahmu. "





Berkat intrupsi ibu Woojin, wajah manis yang sejak tadi ia sembunyikan terangkat.



Bulu mata lentik dengan iris hitam pekat begitu menawan. Bibir penuhnya yang dipoles rapi dengan tint merah jambu menambah kecantikan si perawat muda. Hyungseob sangat cantik, dengan kulit pucat dan rambut hitamnya sebagai penyelaras.



Sadar atau tidak, Woojin nampak terjebak dalam pesona singkat calon istrinya—bisa dikatakan begitu. Gadis mungil itu nampak berbeda dari biasanya. Tak seperti Jihoon yang terbiasa dengan riasan dalam keseharian, Hyungseob lebih memilih memakai riasan disaat acara penting. Pun hal nya seperti saat ini.




" Omo~ Seobie sangat cantik. Benar begitu Woojin-ah? "





Woojin mengangguk sekiranya. Tanpa tau jika bulatan merah tipis muncul dipipi tinggi si gadis.


Hari itu, makan malam dua keluarga berlangsung sukacita. Tanpa mengindahkan jawaban kedua putra putri mereka yang berkecamuk dalam pikiran.





















































▪ still love you ▪
















































Sesudahnya, Hyungseob hanya dapat menghela napas kuat. Hubungannya dengan Woojin memburuk belakangan, semenjak hari itu. Ditambah lagi dengan perjodohan yang Hyungseob sendiri tak tau apapun. Bahkan kedua orang tuanya enggan membuka suara.

Still love you ;jinseob + deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang