Hyungseob mengedarkan tatapan ke rumah asing yang mulai saat ini akan ia tinggali dengan sang ibu dan ayah baru nya. Mengikuti sang ibu dengan langkah kecilnya, Hyungseob bersembunyi di tungkai ramping ibu. Mengintip malu-malu saat gadis kecil yang sebaya dengannya mendekat dengan seulas senyum cerah sembari mendekap boneka beruang.
"Kau Hyungseobie? aku Jihoon! ayah bilang Jihoonie akan memiliki saudara dan ibu. Salam kenal Seobie!"
Senyuman secerah matahari itu yang akan mengubah takdirnya.
Satu minggu setelahnya, Hyungseob mulai terbiasa dengan kehadiran saudara tirinya yang memiliki kepribadian yang nyaris bertolak belakang dengannya. Jihoon sangat ceria, atmosfer disekitarnya nampak cerah. Berbeda dengan Hyungseob yang lebih pemalu dan jarang bicara. Keduanya berbeda, namun karena perbedaan itu yang membuat dua gadis kecil enggan terpisah.
Kedua orang tuanya berlaku adil. Hyungseob kembali merasakan dekap hangat sosok ayah dalam hari-harinya, begitu juga dengan Jihoon yang kembali mendapatkan kasih seorang ibu.
"Jihoonie tolong jaga Hyungseobie, eum? Ayah dan ibu akan keluar sebentar, bermain dengan akur ya"
Dipercayai sebagai seorang kakak, Jihoon kecil mengangguk semangat. Melambai melepas kepergian orang tuanya yang memang sibuk. Memilih bermain boneka di halaman belakang rumah.
"Jihoonie, mau membantu Seobie mengerjakan tugas guru Kim?"
Bocah dengan rambut coklat madu dan iris serupa, mengangguk antusias. Saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru sudah menjadi rutinitas kedua gadis kecil tanpa ikatan darah.
"Jihoonie bantu! setelah itu kita bermain di halaman belakang"
Saat asik dengan alur permainan yang keduanya lakukan. Surai hitam menyembul dibalik pagar.
"Siapa?"
Gadis kecil bersurai madu yang lebih dulu bersuara. Berdiri didepan tubuh sang adik dengan gestur melindungi.
"Uhh, boleh kami ikut bermain? Ah! namaku Park Woojin dan temanku ini bernama Bae Jinyoung"
Tanpa tau takdir apa yang akan mereka mainkan, Jihoon kecil dan Hyungseob mengangguk.
▪ still love you ▪
Waktu cepat berlalu. Hyungseob menghabiskan masa kecilnya dengan bahagia. Keluarga yang hangat, saudara yang dapat diandalkan, serta teman-teman yang ada disisinya.
Beranjak remaja, Hyungseob mulai mengerti dengan perasaan yang mengelitik perutnya ketika mendapati teman sepermainannya meledakan tawa ataupun tersenyum. Hyungseob menyukainya.Menyukai Park Woojin. Teman kecilnya.
Tak ada seorang pun yang tau, termasuk Jihoon. Hyungseob menyimpannya rapat-rapat bahkan dari sang ibu sekalipun.
"Sayang, dengar ceritaku-- putri kecil kita sudah dewasa. Bahkan sekarang Jihoonie tengah menyukai seseorang"
Sarapan hari itu lebih ramai dari biasanya. Jika hari-hari biasa akan ramai dengan celoteh Jihoon mengenai sekolah beru mereka (keduanya kini duduk dibangku sekolah menengah), atau apapun yang terjadi di sekolah hari itu.
Jihoon bersemu sesekali merajuk kepada ibunya. Menyebikan bibir; berpura-pura kesal. Sementara sang ayah dan Hyungseob tersenyum kecil. Jika Hyungseob menutup diri dari sang ibu, maka Jihoon lebih terbuka. Gadis yang tengah beranjak dewasa itu tak segan membagi isi hatinya kepada sang ibu. Berbeda dengan Hyungseob yang memilih buku sebagai media menuangkan isi hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still love you ;jinseob + deepwink ✔
FanfictionHyungseob hanya berharap, sedikitnya.. Woojin berbalik untuk menatapnya. (-) gs for bottom ©bibirsungwoon2018