'I’ll remember you in memory
Just wait and listen to me.'[여자친구 (Gfriend) - Sunrise]
"Masuklah, mereka pasti mencemaskanmu."
Hyungseob terlihat tak rela namun sekuat hati tetap mengangguki ucapan Wonwoo. Dua hari sudah ia habiskan bermalam dikediaman suami-istri tersebut. Dua hari itu juga, Hyungseob telah berpikir masak untuk kembali ke rumahnya mau tidak mau. Sebab isi kepala cantiknya itu hanyalah wajah sang ibu yang belakangan ini selalu singgah disetiap mimpinya.
Dan lagi, ia tak ingin bersembunyi lebih lama dari masalah yang terus mengejarnya.
"Selesaikan dengan kepala dingin. Mereka pasti mengerti dengan alasanmu." Ucap Mingyu menambahkan sedikit saran untuk si perawat muda.
"Terimakasih telah mengijinkan aku menginap dirumah kalian. Aku— masuk dulu oppa, eonni."
Wonwoo memandang punggung kecil perawat juniornya dengan sendu. Lengannya beralih merengkuh erat dengan sedikit remasan di pinggang lelakinya. "Anak itu-- tak pantas menerima begitu banyak sakit dihatinya Mingyu-ya."
Usapan lembut disurai panjang sang istrilah yang ia berikan sebagai bentuk ketenangan. Mingyu sedikit banyak mulai mengerti dengan keadaan Hyungseob selama dua hari gadis itu menetap dirumahnya. Wonwoo benar, gadis baik hati sepertinya tak pantas disakiti, Hyungseob terlalu baik untuk itu. "Aku tau sayang, aku tau." semoga ia segera mendapatkan kebahagiaan yang ia idamkan.
Hyungseob tak berbohong jika ia berkata tidak baik-baik saja saat ini. Jika tangannya gemetar hebat begitu ia meraih gagang pintu utama kediamannya. Dengan peluh melapisi kening indahnya, gadis itu memberanikan diri mendorong pintu diiringi degupan jantungnya yang memburu.
"Jinyoung-ah, bagaimana? Apa ada— "
Belum mampu ia bernapas normal, Hyungseob lantas dihadapkan dengan sosok pria senja yang kerap ia sapa sebagai ayah. "A-ayah.. maafkan hyungs--" Liquid beningnya tumpah begitu sang ayah buru-buru menarik tubuhnya dalam rengkuhan.
"Syukurlah.. kau pulang. Putri ayah sudah pulang. Kenapa lama sekali hm? Tidak merindukan ayah dan ibumu?"
Air matanya kian menderas ketika mendapat perlakuan ayah. Hyungseob merasa berdosa kepada pria senja itu demi Tuhan.
"Maaf.. maafkan Hyungseob." Racaunya disela tangis.
Ayah menepuk kepalanya lembut. Menyeka wajah basah putri bungsunya dengan senyum dibibir. "Temui ibumu, dia ada diruang keluarga. Dan berhenti menangis sayang, hati ayah sesak melihatnya."
Hyungseob mengangguk lantas beralih untuk menemui ibunda. Gadis manis itu kembali mengumpulkan keberanian.
"Ibumu begitu merindukan mu Hyungseobie. Segeralah datang padanya, ayah yakin ia akan senang kau sudah pulang."
Hyungseob mengangguk lagi. Menyempatkan diri mengecup pipi sang ayah sebelum undur diri menemui ibu.
"Hyungseobie.." Panggil ayah lembut. Hyungseob menoleh dengan cepat. "Maafkan ayah dan ibu ya nak."
"Bukan salah kalian. Ini terjadi karena.. aku yang tidak mampu ayah."
Gadis kecilnya tersenyum, meski ayah tau betul apa arti dari lekungan indah penuh getir yang diberikan sang putri.
Tungkai ramping berbalut jeans —yang dipinjamkan wonwoo beserta kemeja miliknya, Hyungseob melangkah tanpa menimbulkan suara. Disana ibunya berada, duduk termenung dengan segelas teh. Diam-diam gadis semampai itu tersenyum tipis, berulang kali merapal kata maaf dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still love you ;jinseob + deepwink ✔
FanficHyungseob hanya berharap, sedikitnya.. Woojin berbalik untuk menatapnya. (-) gs for bottom ©bibirsungwoon2018