1.1

1.7K 409 93
                                    





'Finding the magic in the colors of you'

[Henry - it's you]










"Kau terlihat senang perawat Ahn"

Hyungseob terlonjak. Hampir saja menyenggol kopi panasnya, jika saja Daniel kurang cekatan. Si dokter berbahu lebar tertawa. Mendudukan diri didepan Hyungseob; mereka berada di kafetaria rumah sakit saat ini sedang istirahat makan siang dan kebetulan Daniel tidak memiliki pasien tunggu, ah— atau mungkin belum.

"Astaga— dokter Kang! kau mengagetkanku! untung saja kopinya tak tumpah. Lain kali jangan muncul dan bersuara tiba-tiba seperti tadi"

Daniel hanya tertawa tanpa bersalah. Ayolah, Hyungseob yang tersungut-sungut seperti barusan memang menggemaskan.

"Maaf, hanya saja kau terlihat cerah hari ini Hyungseob-ah. Apa terjadi sesuatu yang menyenangkan?"

Hyungseob berdehem, sementara Daniel mulai menikmati makan siangnya. Rasanya ia ingin menikah lebih cepat, jika setiap hari harus memesan makanan di kafetaria seperti sekarang ini-- oke, terlebih dahulu mari cari calon istrimu dokter Kang.

"Dia sudah menerima hadiahku. Dan oh! aku harus berterimakasih padamu dokter, ia menyukai hadiah yang kuberikan"

"Kalau begitu besok buatkan aku bekal makan siang saja"

Hyungseob mengerjap.  "Y-ya?"

"Sebagai ucapan terimakasih. Besok buatkan aku bekal makan siang, bisa kan?"

Hyungseob mengangguk semangat. Daripada mentraktir Daniel makan diluar, ia rasa membuatkan bekal untuk dokter itu jauh lebih baik. Omong-omong terakhir Hyungseob mentraktir Daniel, dokter berbahu luas itu hampir saja membuatnya bangkrut selama sebulan penuh. Mengingatnya lagi membuat Hyungseob bergidik ngeri.

"Oh aku ingin tau. Jadi laki-laki itu kekasihmu atau orang yang kau sukai? jangan tanya mengapa aku bertanya, sebab wajahmu sangat kentara jika kau—"

Hyungseob tersenyum tipis. "—Kekasih kakakku" juga pria yang ku cintai.











[...]












Pertemuan keluarga berjalan tanpa kendala. Baik keluarga si pria atau wanita menyetujui jika pernikahan secepatnya digelar.

Keluarga Bae berkali-kali memohon maaf mengenai putra mereka. Bagaimana tindakan putra bungsu keluarga yang bisa dibilang terpandang, menjadi liar bahkan meniduri gadisnya. Ayah Park memaklumi, ia bilang jika hormon anak-anak muda zaman sekarang terlampau meluap-luap hingga tak terkendali, Jinyoung dan Jihoon contohnya.

Sementara para ayah membicarakan tanggal baik menggelar resepsi, para ibu mulai sibuk mencari contoh undangan yang akan dicetak secepatnya.

"Aku mendapatkan lebam baru dari ayah"

Jihoon meringis, terlihat sekali jika bibir prianya kembali terkoyak menyisakan luka kering dan bengkak dipipinya. Jemari lentiknya menggerayangi pipi Jinyoung, membelainya hati-hati.

"Sakit sekali? maafkan aku, jika saja—"

Jinyoung menggeleng, yang sudah terjadi biarlah. "Jangan menyesali apapun bee, ini balasan yang harus kuterima saat dengan lancang meminta putri mahkota menjadi mempelai seorang upik abu sepertiku"

Still love you ;jinseob + deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang