'rindu itu datang lagi. entah yang keberapa kalinya aku tak tahu.
seolah menyumpal dadaku, menekannya dengan kuat hingga sesak dan sulit bernafas.
mengapa terulang kembali? bukankah aku telah memintamu, meminta padaNya agar rasa ini tak kembali lagi. aku hanya lelah..
merindu seorang diri, lantas berakhir dengan air mata yang ku tahu percuma.
lantas apa yang bisa kulakukan?
jika, menikmati rindu terhadapmu adalah opsi satu-satunya yang dapat ku lakukan.
pergilah..
jangan datang lagi jika hanya ingin menabur rindu.'
Hujan deras mengisi heningnya malam. Butiran air mulai membentuk genangan kecil dijalan berlubang. Tak ingin tau bagaimana orang-orang menghindari dari basahnya air langit.
Payung merah darah, nampak tak berguna menutup bahunya yang mulai basah. Helai rambut panjangnya mulai lembab diterpa angin bercampur air hujan. Kulit wajahnya semakin memucat seiring lamanya bersitatap dengan hujan malam itu.
Hyungseob melipat payungnya. Tanpa dirasa tubuh kecilnya mulai menunjukan gejala kedinginan seiring napasnya yang mulai memberat. Tangan dinginnya meraih gagang pintu unit apartemen setelahnya menekan kunci.
Menyempatkan diri mengisi lemari pendingin yang nampak kosong dengan bahan makanan yang ia bawa dibawah guyuran hujan. Jari kurusnya yang terampil mengemas kimchi dalam kotak makanan untuk prianya. Ia tersenyum tipis, beranjak menuju kamar utama.
Waktu menunjukan pukul satu lebih empat puluh tujuh menit pagi buta. Bahkan tak dapat dikatakan pagi, jika yang Hyungseob lihat diatas sana hanya bulan yang tertutup awan. Mengalah membiarkan hujan mengambil alih tugasnya untuk malam ini.
Tungkai rampingnya melangkah ringan, berusaha tak mendatangkan bunyi yang membuat tidur pria dibalik gulungan selimut terusik. Hyungseob mendekat. Melampirkan helai rambut panjangnya disela telinga. Membuat gerakan sehalus mungkin hingga tertidur tepat disisi si pria.
Bibir pucatnya menyungging senyuman hangat. Menyentuh rahang tegas Woojin yang nampak terlelap tanpa terusik dinginnya telapak tangan si gadis.
"Kau sudah tidur? Maaf jika aku mendatangimu diwaktu semalam ini."
Suara lembutnya berubah serak. Hyungseob tak mengerti mengapa air matanya selalu mengambil peran ketika ia berhadapan dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still love you ;jinseob + deepwink ✔
FanficHyungseob hanya berharap, sedikitnya.. Woojin berbalik untuk menatapnya. (-) gs for bottom ©bibirsungwoon2018