0.4

2K 402 107
                                    


Biarkan aku tertawa. Aku akan baik-baik saja.
Aku akan menjadi orang yang lebih baik, dan aku akan kembali.

— The Heal [Sandglass]





"Kau ikut ke universitas sebelah? mereka sedang mengadakan festival"

Pemuda berambut kemerahan menggeleng kalem. Ia tak ada waktu untuk sekedar datang ke festival, apalagi ini menjelang  pergantian semester.

"Kau terlalu banyak belajar bung. Santailah sedikit Woojin-ah"

Woojin terkekeh. Menutup laptop yang baru saja ia gunakan untuk membuat tugas.

"Kau tau benar tujuanku Hyunmin-ah. Aku tak boleh membuang waktu"

Byun Hyunmin mendengus. Ia bahkan seperti sudah tuli mendengar alasan mengapa Woojin belajar lebih keras dibandingkan dengan dirinya atau teman-temannya yang lain.

"Baiklah tuan perfect, setidaknya istirahatkan otak brilianmu sebentar"

Woojin terbahak. "Baiklah aku ikut"

"Assa! kita berangkat besok sore, jangan harap bisa kabur Park!"

Disini Woojin sekarang, disalah satu universitas negeri yang tak kalah bergengsi dari kampusnya. Tatapannya meniti sekitar. Banyak stand makanan ringan dan minuman. Beberapa darinya menjual kerajinan tangan, dan ada juga yang menawarkan baju.

Woojin melirik Hyunmin. Pantas saja ia mengajaknya ke sini. Jelas saja Hyunmin ingin bertemu dengan kekasihnya yang kebetulan berkuliah disini. Sial sekali, Woojin jadi seperti dimanfaatkan oleh pemuda yang lebih pendek darinya itu.

Malas menjadi pihak ketiga diantara hubungan Hyunmin dan kekasihnya, Woojin memutuskan berjalan-jalan sebentar. Setidaknya ia bisa mengisi perut laparnya dengan corn dog.

Tubuhnya mendadak mematung begitu menangkap sosok yang tak asing. Gadis berambut pendek sebahu dengan potongan poni tipis yang menup dahi, pipi bulat tinggi, kulit putih tanpa celah. Serta bulatan hitam jernih di matanya. Woojin sangat tau siapa ia meski dari jarak sejauh lima belas meter.

"Hyungseob-ah?"

Woojin tersenyum lebar. Mendekati gadis yang sempat ia panggil tadi. Memeluknya sesaat, sebelum akhirnya Hyungseob mengajaknya mengobrol.

Jujur saja Hyungseob sempat kaget saat Woojin memanggilnya tadi. Ditambah pemuda tinggi itu sempat memeluknya, Hyungseob tak menyangkanya terutama hal yang terakhir.

Hyungseob menunduk. Berusaha menstabikkan kerja jantungnya yang menggila didalam.

Ada apa dengannya? bukankah Hyungseob telah bertekad melupakan lelaki ini? bukankah Hyungseob telah meneguhkan hatinya, untuk tak lagi dimasuki Park Woojin?

"Tak kusangka kita akan bertemu disini. Bukankah ini kebetulan?"

Hyungseob menanggapinya dengan tersenyum.

Still love you ;jinseob + deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang