3.1

2.4K 296 144
                                    





'Kamu dan aku menulis semuanya di atas surat cinta

Dan membuangnya ke langit kosong
Angin akan memeluk kita
Sehingga hari-hari masa lalu mu yang menyakitkan terhapus

Aku akan terus mendekapmu dan takkan pernah lepaskan
Aku akan selalu di sampingmu.'



— Seventeen - Love letter.












Woojin tidak main-main dengan ucapannya. Tepat setelah melamar gadisnya pria dengan surai se-kelam langit malam, langsung menyeret Hyungseob menemui kedua orang tua si perawat. Meminta ijin sekali lagi untuk mempersunting putri bungsu mereka. Padahal sejatinya Hyungseob bahkan belum menjawab lamaran arsitek muda itu.

Orang tua Hyungseob yang mendapati putrinya pulang dengan pria yang amat mereka kenal tentu hanya mampu bernapas lega. Keduanya dirundung panik luar biasa ketika anak gadis mereka berlari bak orang kesetanan begitu mengetahui Woojin dijodohkan dan segera menikah. Tidak tahu saja itu hanya akal-akalan ayah dan ibu yang sudah gerah melihat putri bungsu mereka yang belakangan berubah semakin pendiam dan selalu bersikap seolah tak ada yang terjadi, padahal jauh didalam hatinya masih menyimpan cinta untuk pria Busan tersebut.


Atas saran serta ide ayah maka berbuah hasil yang sangat memuaskan seperti saat ini. Dimana putrinya memutuskan untuk jujur dengan dirinya sendiri dan memberikan prianya kesempatan lain untuk memperbaiki apa yang telah ia kacaukan sebelumnya. Dan ayah amat berterima kasih kepada Woojin untuk segala tindakan yang ia lakukan. Membuktikan jika Woojin layak untuk putrinya— Hyungseob. Kesabaran serta cinta pria Park itu untuk putri kecilnya. Ayah sangatlah berterima kasih.


"Ijinkan aku sekali lagi untuk mempersunting putri bungsu kalian. Aku bersumpah atas namaku untuk segala kebahagiaannya dan cinta untuknya."


Hyungseob merona disisi ibu. Wajahnya sudah kepalang panas dengan kedua daun telinganya yang semakin berwarna pekat. Lagi pula sejak kapan Woojin begitu puitis dengan kata-katanya yang romantis?! Pria itu nampaknya terlalu banyak mengkonsumsi sastra dan teman-temannya.

"Tu-tunggu dulu! Aku bahkan belum menjawab lamaranmu tuan percaya diri!" Sahut Hyungseob menggebu (masih dengan wajahnya yang memerah).

Ayah hanya merespon ucapan putrinya dengan kekehan geli. "Itu artinya Woojin sudah yakin kau menerima ajakan menikahnya sayang. Lagi pula dilihat dari kondisimu ketika mendatangi tempat Woojin, ayah rasa tidak mungkin kau menolaknya. Yah, kecuali jika putri ayah ingin melihat prianya menikahi orang lain."

"A-ayah!"

Woojin tertawa sebab yang dikatakan ayah adalah hal yang benar. Ia yakin Hyungseob menerima lamarannya meski tanpa cincin mewah disana, bahkan dengan keadaan Hyungseob yang habis menangis dengan mata sembab dan hidung memerah sementara Woojin hanya mengenakan kaus oblong rumahan dan celana pendek selutut. Persetan dengan timing dan apapun itu, karena satu-satunya yang ada didalam pikiran Woojin hanya 'ayo nikahi hyungseob'.

"Tolong jaga putri kecil kami. Meski ia nampak kuat, Hyungseobie hanya gadis cengeng dan mudah merajuk. Tolong pahami sifatnya dan bimbing ia menjadi yang lebih baik, nak. Ayah dan Ibu selalu memberikanmu tempat untuk menjadi pendamping Hyungseobie. Ayah dan ibu yakin Woojin dapat membahagiakan Hyungseobie."


Still love you ;jinseob + deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang