' Aku selalu ingin bertanya, apakah ada akhir sebelum permulaan? '
— Dk (seventeen) - 내가 먼저 (i'm first).
Woojin masih tak paham apa yang kini ia lakukan.
Menunggu sosok mungil yang entah dari mana ia datang nantinya, dengan berdiri di lobi rumah sakit memerhatikan beberapa orang berlalu-lalang.
Jika bukan karena paksaan sang ibunda yang membuatnya sakit kepala, ia tak akan berakhir disini-- di tempat kerja Hyungseob. Woojin sempat bertanya dengan salah seorang petugas, menanyakan perihal Hyungseob dan jam kerjanya. Yang ia tau, sudah berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu. Namun hingga sekarang Woojin belum menemukan batang hidungnya.
Kembali mengecek arloji yang melingkar dipergelangan tangan, Woojin berdecak. Haruskah ia menghubungi Hyungseob lebih dulu? baiklah untuk sekarang ini biarlah Woojin mengalah.
Mencari kontak si perawat lantas menghubunginya. Hingga detik ke dua puluh, telinga tajamnya menangkap tawa renyah yang ia kenal. Woojin memutar tubuh, meniti sekitarnya dan mendapatkan sosok yang ia tunggu berada lima meter dari tempat dimana ia berdiri.
Dengan sosok perawakan tinggi dengan garis mata sipit yang ia duga tengah melempar guyonan yang membuat Hyungseob tergelak. Woojin entah mengapa mengepalkan tangan. Menggeram kesal entah alasan apa ia sendiri tak mengerti.
" Oh, Woojin? sedang apa disini? "
Woojin nampak meniti pria tinggi didepannya. Pria berbahu lebar itu nampak tak asing untuknya.
" Ah-- ini dokter Kang, oppa-- ini Park Woojin. Aku rasa kalian belum berkenalan kan? "
Oppa dia bilang? apakah mereka sejauh itu?
Daniel yang lebih dulu berinisiatif mengulurkan tangan. Menunggu si pria Park yang nampak acuh. Daniel tau, Woojin sedikit tak menyukainya.
" Kang Daniel, senang bertemu denganmu lagi Park Woojin-ssi. "
Woojin membalas uluran tangan besar sang dokter. Tersenyum, hanya sebagai formalitas disana. Pria besar ini memang nampak tak asing, jelas saja Woojin sempat melihatnya dan Hyungseob bercakap saat pernikahan Jihoon tempo lalu.
" Park Woojin, calon suami Hyungseob. Senang berkenalan denganmu Daniel-ssi. "
Woojin tersenyum miring saat mendapati Daniel tersentak kala ia menyebut dirinya sebagai calon suami si perawat mungil. Dengan ini Woojin memberikan batasan teritorial untuk tidak Daniel masuki lebih dalam lagi.
Tanpa kedua pria itu tau, si gadis bersurai pendek merona hingga ke cupingnya. Merasakan panas berlebih dikedua pipinya yang putih pucat. Hyungseob tersenyum tipis. Woojin mulai mengakui hadirnya, bukankah ini pertanda baik?
" Begitukah? kudoakan lancar hingga hari pernikahan kalian. "
Daniel tersenyum lebar hingga matanya menyipit. Woojin sendiri mendecih dalam hati. Terlalu dibuat-buat pikirnya.
" Aku menjemputmu. Ayo pulang, kutunggu didepan. "
Woojin melenggang dengan kurang ajarnya. Tanpa membalas ucapan Daniel ataupun sekedar berbasa-basi mengucap salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still love you ;jinseob + deepwink ✔
ФанфикHyungseob hanya berharap, sedikitnya.. Woojin berbalik untuk menatapnya. (-) gs for bottom ©bibirsungwoon2018