Park woojin point of view.
Derap langkah lebar kaki panjangku mengisi keheningan pagi hari rumah hangat kami. Meringsek masuk secara paksa bilik toilet kamar yang saat ini diisi sosok tercinta yang terlihat begitu kepayahan. Ya Tuhan.. bagaimana bisa aku sampai hati melihat bibir pucat dan binar indahnya yang berair? Aku merasa buruk menjadi seorang suami.
Aku mendekatinya, memijat tengkuk istriku yang masih saja dalam rutinitas paginya; memuntahkan cairan. Sesekali mengusap punggung kecilnya yang terisak sebab lelah karena calon bayi kami nampak tak mendengar ucapannya. Benar, istriku tengah hamil. Usianya masih sangat muda, mungkin hanya sebesar kepalan tanganku.
"Uhhh--- huks- Woojinie."
Ah, hatiku ngilu mendengar rintih penuh sakit itu. "Masih ingin muntah? Akan ku buatkan teh hangat agar perutmu lebih nyaman love."
Hyungseob menggeleng, merapatkan tubuh kurusnya dalam pelukanku. Mengusak wajah basahnya diceruk leherku, sesekali menggesek hidung mancungnya disana. Sayang.. kau benar-benar mengujiku.
"Tidak mau teh lagi! Byeol-ie nakal, Seobie lelah terus muntah-- uhh."
Yang satu ini benar-benar membuatku terkejut beberapa bulan yang lalu, ketika kehamilan Hyungseob mulai memasuki minggu ke empat. Sikap manja serta kelakuan manisnya mulai terlihat. Hyungseob yang dulu kukenal sangat pendiam ketika kecil, dan memiliki pribadi yang amat dewasa ketika kami ada di masa perkuliahan, saat ini justru menjadi Hyungseob yang super manja padaku.
Jika saja bisa, istriku itu akan menempeliku seharian penuh. Sayang sekali, kewajiban mencari nafkah untuknya dan calon bayi kami ada dalam tanganku. Jika tidak, mungkin saja dalam satu hari penuh kami akan menghabiskan waktu diatas ranjang dengan saling memeluk satu sama lain. Terdengar menggelikan, tapi demi Tuhan aku menyukainya.
Kubawa tubuh ringkihnya menuju ranjang. Membaringkannya diatas ranjang empuk berlapis selimut hangat. Aku mengecup keningnya lembut dan tersenyum kemudian.
"Ayah! Katakan pada Byeol-ie untuk tidak mengganggu bunda!"
Ketusnya lucu. Bagaimana bisa orang hamil bersikap sedemikian menggemaskan seperti mu Hyungseobie? Ya Tuhan..
Kuusap perut bundar istriku yang mulai terlihat, membelainya lembut dan diakhiri dengan kecupan disertai bisikan untuk calon bayi kami. "Nak, berhenti mengaduk perut bunda dan jadilah anak yang baik hum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Still love you ;jinseob + deepwink ✔
FanfictionHyungseob hanya berharap, sedikitnya.. Woojin berbalik untuk menatapnya. (-) gs for bottom ©bibirsungwoon2018