2.5

1.9K 344 103
                                    




'If you’re going to go, If you’re going to leave, repair my heart
So that I can live without pain.'

[2AM - 죽어도 멋 보내 (can't let you go even i die)]














➖➖➖










Banyak pasang mata tertuju padanya. Saling berbisik ada pula yang mencibir. Terus bertanya-tanya gerangan yang terjadi kepada gadis yang kini berlari dengan sepasang sepatu hak tinggi yang ia jinjing sementara tangan lainnya menggulung dress guna memudahkannya melangkah;; berlari.

Hyungseob apatis dengan sekitarnya, pun dengan kondisi kedua tungkainya yang mulai letih serta sakit disaat yang bersamaan karena berlari tanpa alas kaki. Dahi yang tak tertutup rambut mulai berkeringat. Atau mungkin lebih tepat keringat yang bercampur air mata.

Lengan kurusnya melambai menghentikan laju taxi. Hyungseob tau benar pria setengah abad yang berprofesi sebagai sopir menatapinya penuh tanya dengan gurat iba yang samar dibalik wajah senjanya.

"Ajussi, tolong antarkan ke alamat 22 Nonhyeon-dong, Gangnam-gu. Nonhyeon Sindonga apartemen. Terimakasih."

Hyungseob membuang tatapannya kearah luar, dalam hati menerka respon kedua orang tuanya dan juga orang tua Woojin saat ini. Ia tersenyum kecut. Sudah pasti mereka kecewa, apa lagi yang bisa ia harapkan. Memilih kabur ditengah upacara pernikahan bukanlah tindakan terpuji, namun tak banyak pilihan yang ia genggam saat itu jika bukan menolak. Pria itu pantas bahagia, pun dengan dirinya. Sudah cukup ia bersikap egois dengan menahan Woojin berada disisinya. Mungkin dengan melepaskan pria itu, Woojin dapat menemukan bahagianya yang tak dapat Hyungseob berikan.

"Maaf nona, silahkan ambil tisu ini untuk membersihkan air matamu. Gadis semanis nona, saya rasa tidak pantas bersedih dihari yang begitu cerah."

Hyungseob tersenyum tipis, meraih dua lembar tisu menyeka air matanya. "Terimakasih, ajussi."

Ada sesal yang menyeruak didadanya ketika meninggalkan tempat. Ada sesal pula yang ia dapat dibalik iris Woojin seiring kalimat perpisahannya. Apa Hyungseob akan menyesal nantinya? Apa ia akan menyesal mengikhlaskan prianya yang begitu ia cinta untuk mencari sosok lain?

"Kita sudah sampai."

Hyungseob buru-buru mengeluarkan dua lembar uang pecahan sepuluh ribu won untuk upah karena telah mengantarnya dengan selamat ke tempat tujuan. Sopir tua itu tersenyum.

"Saya tidak tau apa yang tengah menimpa nona, tapi bersemangat lah! Semua orang pasti memiliki masalahnya sendiri, jangan terlalu menyalahkan dirimu. Sampai jumpa."

Tetapi, Hyungseob tak yakin apa semua orang memiliki masalah yang sama seperti dirinya.


Hyungseob lagi-lagi harus bertindak apatis dengan segala tatapan yang menatapnya penuh tanya. Yang mesti ia lakukan sekarang, tetap tenang dan segera menemukan unit dua ratus lima.

Ia mengigit bibirnya gelisah sesekali mengulum bibir usai menekan bel unit yang ia tuju. Hingga menit kelima, Hyungseob terperanjat begitu pintu utama terbuka.


Still love you ;jinseob + deepwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang