sembilanbelas

2.7K 317 53
                                    

My Dream

Taehyung tengah berdiam dengan punggung yang bersandar di ranjang pesakitan yang sudah ditempatinya hampir sebulan ini.Hari masih pagi, Taehyung melihat ke arah jendela ruang rawatnya yang memperlihatkan langit berwarna biru laut.Taehyung tersenyum memandangnya, tangan kanannya di letakannya di depan dadanya.Mengelus perlahan disaat paru-parunya yang mulai berulah.

"Paru-paru Taetae sudah tidak bisa berfungsi dengan baik.Karena tekanan dari injakan kaki yang didapat oleh Taetae di dadanya, membuat jalur pernapasannya terhimpit.Dan itu memperparah pernyakit sesak yang sebelumnya di derita Taetae."

"Bagaimana jika Taetae bermain saxophone kembali? Apa bisa?"

"Dari apa yang di alami Taetae sangat kecil kemungkinan untuk Taetae dapat bermain saxophone seperti semula.Pernapasannya sekarang terbatas akibat jalur pernapasannya yang terhimpit."

"Jadi Taetae tidak bisa bermain saxophone kembali?"

"Taetae masih dapat bermain, namun resikonya akan sangat besar jika Taetae bermain kembali."

"Hiks... impian Taetae bagaimana?"

"Tenanglah changi, Taetae pasti mengerti keadaannya."

"Seokjin-ah bagaimana dengan kaki Taetae?"

"Gips pada kaki Taetae akan Seokjin lepas dalam waktu seminggu lagi.Tenang paman, kaki Taetae tidak terlalu parah.Dan juga Taetae akan memakai nasal canula dalam jangka waktu yang lama.Menunggu kerja paru-parunya sedikit membaik."

"Terima kasih Seokjin-ah."

"Itu sudah tugas Soekjin paman. Baiklah, Seokjin permisi untuk mengecek pasien lain.Jika terjadi sesuatu dengan Taetae, paman tinggal menekan tombol merah di samping ranjang Taetae dan Seokjin akan datang."

"Nde, sekali lagi terima kasih Jin-ah."

Ia teringat perkataan Seokjin sesuai memeriksanya kemarin malam.

Mata elangnya beralih memandang kaki kanannya yang masih terbungkus rapi gips.

"Hah..." helaan napas keluar dari orang yang menghuni ruang rawat ini.Saat ini tengah sendirian di ruang rawatnya, karena eomma sedang membeli makanan di kantin untuk sarapan eomma sendiri.Karena Taehyung yang merupakan pasien akan makan makanan yang disediakan oleh rumah sakit.

Acara ulang tahun sekolah sudah berlalu beberapa minggu lalu.Taehyung sangat sedih karena tidak dapat berpartisipasi akibat kejadian itu.

Sebenarnya, Taehyung sendiri bingung dengan apa yang menimpannya akhir-akhir ini.Sticky note yang selalu tertempel di pintu lokernya dengan berisi ancaman ataupun peringatan tentang penyakit dan hobinya.Dan yang menurutnya paling parah adalah kejadian di rumah Sungjae beberapa waktu lalu.Ada apa dengan kawanan bermotor dan dirinya?

My Dream

Hari ini hari Minggu, Sehun memutuskan untuk menjeguk Taehyung di rumah sakit.Sekalian ia akan mengintrogasi Taehyung sedikit, untuk menguak kejadian di rumah Sungjae.Sehun sendiri belum sempat melakukannya, karena ia ditunjuk sebagai panitia dalam acara ulang tahun sekolah akhir bulan lalu.

Tok...tok...

Setelah terdengar jawaban dari dalam ia pun masuk.

"Taetae~" taehyung yang tengah memainkan ponselnya mengalihkan padangannya ke arah pintu.Senyum kotaknya terpampang jelas di wajah tampannya.Tangan kanannya segera meletakan ponselnya di nakas samping ranjangnya.

"Sehun-ie masuk saja." Tanganya melambai menyuruh Sehun segera masuk dan mendekatinya.

"Bagaimana kabarmu Taetae? Maafkan aku ya jarang menjengukmu.Acara sekolah kemarin membuatku harus mengurusi persiapannya." Sehun mengerucutkan bibirnya sebal.Ya, orang seperti Sehun itu memang terkenal malas  bergerak banyak seperti kakaknya, namun entah kenapa tubuhnya bisa atletis bak seorang atlet tinju.

"Kamu 'kan memang panitia acara, jelas saja kamu mengurusinya." Taehyung terkekeh memandang Sehun masih mengerucutkan bibirnya yang sudah duduk di kursi yang terdapat di samping ranjangnya. "Aku sudah baik-baik saja kok, aku sudah tidak memakai selang napas itu lagi, tinggal menunggu gips di kakiku lepas baru aku boleh pulang."

Sehun tersenyum memandang wajah sahabatnya ini. "Syukurlah kalau begitu." Sehun memandang ruang rawat Taehyung. "Kamu sendirian Tae?" Tanyanya.

"Iya, eomma dan appa sedang pulang ke rumah.Tapi Jimin-ie hyung dan Kookie sedang dalam perjalanan kemari."

Sehun mengangguk sambil ber-oh ria.

"Taetae apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan akhir-akhir ini padaku dan yang lain?" Sehun bertanya dengan nada serius.

Taehyung sempat terdiam sebentar, lalu tersenyum sendu menatap Sehun.

"Ya...begitulah.Beberapa minggu sebelum ulang tahun sekolah ada seseorang yang menerorku."

"Meneror? Seperti apa?"

"Dengan sticky note yang tertempel di lokerku dan bertuliskan ancaman tentang hobiku dan kesehatanku." Taehyung menghela napas lelah.

"Kenapa kamu tidak bercerita pada kita-kita?" Tanya Sehun datar.Jelas sekali dia sedang kesal akan tindakan Taehyung yang menyembuyikan sesuatu yang berbahaya seperti ini.

Taehyung menunduk di tempatnya. "Mianhae.Aku pikir ancaman itu hanya sebuah ancaman oleh orang iseng saja.Namun, ternyata pemikiranku salah.Aku minta maaf Hun-ie." Ucap Taehyung lirih.Sehun menghela napasnya.Lalu menepuk bahu Taehyung menenangkan.
Taehyung mendongak menatap mata Sehun dengan mata yang memancarkan ketakutan dan kecemasan yang besar.

"Maafkan aku ya.Tenanglah Taetae, aku dan para hyungdeul akan mencari tahu dalang dibalik kejadian ini."

"Tapi, itu akan merepotkan kalian.Tidak usah saja, mungkin juga pelakunya tidak akan menerorku lagi." Ucap Taehyung menolak dengan nada sedikit ragu diakhir kalimat.

Sehun melipat kedua tangan di depan dada."Tidak tapi-tapian Tae.Kita peduli padamu, jadi jangan bersikap seolah kamu tidak enak dengan kita." Sehun berdehem mencairkan suasana yang sedikit melow ini. "Jadi, apa ada orang yang kamu curigai akan kejadian ini?" Tanya Sehun kembali serius.

"Emm, aku tidak tahu.Tapi, sepertinya ada, aku tidak mau menuduh orang tanpa bukti."

"Baiklah.Apa kamu masih menyimpan sticky note itu Tae? Aku membutuhkannya, siapa tahu kita dapat menyelidiki dari sana."

Taehyung mengangguk mengiyakan. "Aku masih menyimpannya di lokerku.Karena setelah melihat dan membaca sticky note yang tertempel di lokerku, aku pasti langsung memasukannya ke dalam loker dengan asal."

"Jadi, bolehkah detektif Min Sehun menjalankan aksinya?" Ucap Sehun dengan suara yang dibuat-buat berat.

Taehyung tertawa mendengar ucapan sahabatnya ini.Lalu mengangguk setuju. "Laksanakan tugasmu dengan baik detektif Min." Lalu keduanya tertawa setelahnya.

Tbc.

Hai^^
Makin gak jelas ya? Iya emang:)
Work ini jadi slow up ya, tahu kok.Maafkan pacar Tetet ini ya:) mood dan ide suka hilang mendadak, apalagi sekarang lalak suka mageran hehe:v Maaf ya, jadi nelatarin work ini.
Oh iya, sorry for typo.
Kritik dan saran ya, jangan sungkan, lalak menerima kritik kok^_^.
Dan makasih yang sudah baca, vote dan, semangatin lalak, love you semuanya♡



Voment kuy^-^

my dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang