My Dream
Keluarga Jeon saat ini tengah berada di ruang rawat Taehyung berada.Mereka berempat terdiam membisu dengan pikiran yang menganggu otak masing-masing.Eomma duduk di kursi yang ada si samping tempat tidur Taehyung.Tangannya mengelus lembut dada Taehyung yang bergerak naik turun dengan teratur.Guna membantu Taehyung yang sesekali pernapasannya akan memburu ataupun melambat.
Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.Jungkook dan Jimin sudah tertidur di sofa yang ada di ruang rawat Taehyung dengan posisi duduk dan tangan Jungkook yang melingkari pinggang Jimin.Appa yang duduk di samping Jimin dan Jungkook menyunggingkan bibirnya ke atas membentuk sebuah senyuman kotak yang sama persis dengan Taehyung.
"Yeobo~"
Appa memandang punggung istrinya yang duduk membelakanginya.Appa bangkit dari duduknya dan mendekati istrinya yang memandang sendu anak keduanya dengan tangan yang sekarang mengenggam lembut tangan kiri Taehyung yang bebas dari jarum infus.Appa memeluk eomma dari belakang.Terdengar isakan dari bibir eomma.
"Siapa hiks yang melakukan hiks ini pada Taehyung-ie? Apa salah hiks Taehyung-ie? Taehyung-ie anak hiks baik bukan, kenapa ada yang berbuat jahat padanya hiks."
Appa yang mendengar racauan eomma memandang sendu keadaan Taehyung yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
Wajah lebam yang pucat tertutup oleh masker oksigen yang sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya.Kaki kanannya yang di balut oleh gips, karena tulang keringnya yang retak.Infus menghiasi punggung telapak tangan kanannya.Punggung Taehyung pun harus diganjal dengan bantal, karena tulang rusuknya yang retak akibat kejadian naas tadi siang saat di rumah Sungjae yang lain.
"Tenang saja changi, aku akan meminta bantuan detektif untuk menyelidiki kejadian ini." Appa mengenggam tangan eomma lembut menenangkan.
My Dream
Malam sudah berganti pagi, waktunya Jimin dan Jungkook untuk pergi kuliah dan sekolah.Mereka berdua pulang dari rumah sakit sekitar pukul 5 pagi.Jungkook sudah siap di meja makan menunggu Jimin yang tengah membuatkan roti bakar dan susu vanilla untuknya.
"Cha makanlah." Jimin menyodorkan sepiring roti bakar ke hadapan Jungkook, membuatnya tersentak dari lamunannya. "Apa yang kamu lamunkan Kookie?" Jimin bertanya lembut.
"Ah...anni hyung." Jawab Jungkook, lalu memakan roti bakarnya.
Jimin yang tahu adiknya sedang memikirkan sesuatu hanya terdiam,lalu meminum kopinya.Biarlah Jungkook yang bercerita sendiri padanya.
"Kajja kita berangkat." Jimin menggendong tas ransel army nya yang biasa digunakan untuk pergi kuliah.
"Kajja hyung."
Selama perjalanan menuju Seoul high school, sekolah Jungkook keduanya terdiam menikmati alunan musik dari radio mobil.Jimin melirik adiknya yang terdiam memandangi gedung-gedung besar yang di lewatinya dari kaca mobil.
"Menurutmu siapa yang mencelakai Taehyung-ie Kookie?" Tanya Jimin tanpa memandang Jungkook yang menoleh padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
my dream
Fanfiction"Sakit ini datang membunuh impianku. Aku bisa apa? Appa...eomma...Jimin Hyung...Kookie, Maafkan Tae." Start:110418 END:---?