33

2.2K 179 23
                                    


Hari ini Seokjin menyempatkan waktunya untuk menjemput adiknya, Sungjae. Karena sangat jarang ia bisa menjemput adiknya pulang sekolah karena kesibukannya di rumah sakit, selain itu juga itu sebagai bentuk permintaan maaf-nya karena sudah memarahi Sungjae tadi malam. Ia kelepasan membentak adiknya dan malah mementingkan orang lain dari pada keluarganya sendiri. Iya, orang lain yang membutuhkan bantuannya pasti akan lebih ia prioritaskan daripada keluarganya, terlebih itu adiknya yang sedang dalam keadaan baik-baik saja. Begitukan tugas seorang dokter sebagaimana mestinya?

Ia sudah sampai di depan sekolah Sungjae dengan mobil-nya. Matanya melihat pemandangan murid-murid yang mulai berhamburan keluar sekolah dnegan tampang bahagia. Tak sengaja, ia juga melihat teman-teman adiknya yang keluar secara bersamaan. Tetapi ia tidak melihat Sungjae dan salah satu temannya. Kemana adiknya? Apa tidak bersama teman-temanya?

Akhirnya ia memutuskan untuk melajukan mobilnya ke halte dekat sekolah yang biasa digunakan adiknya menunggu bis untuk pulang ke rumah. Baru saja ia tiba di dekat halte, kedua teman adiknya, Sehun dan Mingyu sudah terburu naik bus dengan sedikit berlari. Gagal sudah ia ingin bertanya tentang keberadaan adiknya. Ia pun memutuskan untuk menghubungi Sungjae akhirnya. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mencari kontak adiknya. Sembari menunggu jawaban Sungjae, ia mengetuk-etukkan jarinya di stir mobil sambil sesekali melihat sekitarnya.

Ttut...ttut...

"Kemana dia?" Seokjin kembali menghubungankan panggilan karena suara operator yang menjawabnya.

Ttut...ttut...

Lagi, pangggilannya dijawab suara wanita yang mengatakan jika nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif, mohon hubungi sesat lagi, ya seperti itulah bunyinya. Ia keluar dari mobilnya setelah menyimpan ponselnya kembali. Ia akan mencoba bertanya pada seorang murid yang tengah menunggu bus di halte, barangkali ia teman adiknya.

"Permisi, apakah kau mengenal Kim Sungjae dari kelas 11 B-2?" tanya Seokjin langsung ketika orang itu menatapnya.

"Ah, Sungjae? Kami sekelas. Maaf, ada yang bisa saya bantu?" jawab orang itu lalu tersenyum.

"Saya kakaknya Sungjae, saya ingin bertanya apakah Sungjae ada kelas tambahan atau bagaimana, karena ponselnya mati ketika saya hubungi." Jelas Seokjin.

"Maaf, apa Anda tidak tahu, Sungjae tadi izin pulang di jam istirahat pertama karena mengeluh perutnya sakit."

Jawaban teman Sungjae itu membuatanya bingung, karena seharian ini ia berdiam diri di rumah karena jadwalnya yang tidak terlalu padat dan ia juga menyempatkan menjemput adiknya sebelum ia kembali ke rumah sakit nanti malam.

"Baiklah terima kasih atas informasinya, saya pamit dulu."

"Nde, sama-sama."

Setelah mendapat jawaban dari teman sungjae, seokjin bergegas masuk ke mobilnya dan pulang menuju rumah. Jika Sungjae izin pulang seharusnya ia sudah ada di rumah dan merengek kepadanya kalau ia sakit. Tapi apa, ia sejak pagi di rumah tidka menemukan tanda-tanda kepulangan adiknya.

"Kemana bocah itu sebenarnya, maafkan hyung tadi malam." Lirih Seokjin mengingat perbuatannya.

My Dream

Byurrr

Namja berseragam itu melempar ember itu ke sembarang arah ketika isinya sudah ia buang dengan menyiramkannya ke tubuh seseorang. Terkekeh melihat korbannya yang mulai bereaksi akibat ulahnya tadi.

Eungg

Erangan lirih itu terdengar dari bibir pucat yang robek di salah satu sudutnya. Mata setajam elang itu mulai terbuka secara perlahan. Tangan kanannya reflek memegang dadanya yang tiba-tiba sesak.

"Kenapa? Sesakkah?" namja tadi terkekeh melihat raut kesakitan di wajah namja yang tadi ia siksa itu. "Perlukah aku bawakan selang bodoh itu hahaha?" Lanjutnya. Ia membawa langkahnya ke hadapan namja yang terduduk di bawah lantai kotor itu. Tangannya mengambil sesuatu di balik saku baju sekolahnya. Sebuah botol kecil berisi cairan bening yang entah sudah bercampur dengan apa. Namja itu meneteskan cairan dari botol kecil itu ke bagian luka namja di depannya.

Arhhh

Sontak jeritan tertahan itu keluar dari bibir pucat namja yang kedua tangan nya terikat oleh tali itu.

"Enak bukan?" namja tadi meneteskan ke bagian pipi yang berhias sebuah luka sayatan yang masih nampak segar itu.

"C-cukup..."

"Apa? Kau bilang apa?"

"Cukup...mohon..." ucap namja itu menahan rasa sakit dan perih akibat lukanya yang ditetesi cairan bening yang ia duga air garam itu. Belum lagi napasnya yang berantakan menyulitkan ia untuk berbicara banyak.

"Memohonlah sesukamu aku tidak akan mendengarkannya!" namja masih saja menetesi cairan itu hingga isi dari botol tersebut hampir habis. Bahkan ia sampai tidak sadar jika sang korban sudah kembali pingsan akibatnya. "Dasar lemah."

Pintu gedung tua itu terbuka menampilkan dua orang berperawakan besar menghampiri si bos yang tengah asik menyiksa korbannya.

"Bos, ada seorang namja berseragam di depan gedung." Lapor salah satu orang di sana.

"Ah, sudah datang rupanya." Namja yang dipanggil bos itu bangun dari jongkoknya sesudah puas menyiksa korbannya. Tak lupa ia juga menendang perut si korban yang masih betah dalam pejamnya.

"Suruh ia masuk dan bawa ia menemuiku di belakang gedung. Oh, iya kalian tolong bawa orang ini ikut bersamaku ke belakang."

"Baik bos!"

My Dream

Seorang namja memandang tempat sekitarnya dengan sesekali mengecek ponselnya untuk mencocokkan tempat dan alamat yang tertera di layar ponselnya.

"Apa benar ini tempatnya?" tanyanya entah pada siapa.

Tiba-tiba datang seorang namja berperawakan besar mendatangi namja berseragam itu.

"Kau mencarinya bukan? Mari masuk ikuti aku." Ucap namja besar tadi lalu memimpin langkah di depan. Namja berseragam tadi hanya mengangguk dan mengikuti langkah besar orang di depannya dengan pelan.

"Tempat apa ini sebenarnya?" batin namja berseragam.

"Ini tempatnya." Ucap namja besar tadi lalu pergi meninggalkan namja berseragam.

"Wah sudah datang rupanya."

"H-hyung?"

My Dream

Tbc.

Haiii

Aku rasa ini cerita makin aneh yah, hehe. Kasih pendapat kalian dong hehe ><

Alurnya kelambatan gak sih? Jujur aja sebenernya pengin namatin cerita ini cepet-cepet, tapi juga gak mau pisah sama cerita ini cepet-cepet juga , ahhh gimanaaaa

Adakah yang bisa nebak siapa aja yang ngomong di chap ini? Btw chap ini kebanyakan dengan kata namja:v Wkwkwk

Kritik dan saran jangan lupa yah, maaf juga typo sama EYD yang gak tepat, hehe.

Semoga gak bosen nunggu cerita ini sampai end. See you <3

my dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang