BAGIAN 9

13.2K 922 10
                                    

Allah menitipkan kelebihan disetiap kekurangan dan menitipkan kekuatan disetiap kelemahan.

* * *

PENGALIHAN

Makan malam keluarga begitu terasa lebih menyenangkan, Syifa telah kembali memakai niqob-nya dan Rahman telah kembali menjaga pandangannya agar tak terus menerus melihat calon isterinya itu.

Aryan dan Lia bermain-main dengan Syarif, Aris dan juga Zulfa. Mereka sangat menikmati malam itu seperti yang lainnya.

Firman masuk ke dalam rumah dan segera berbisik pada Salwa. Salwa terlihat terkejut dan Diva menyadari itu.

"Ada apa Kak Salwa?," tanya Diva.

Salwa dan Firman menatap Diva dengan berat hati.

"Malam ini, Akh Ardi sekeluarga sebaiknya pulang menggunakan mobil milik Akh Daniel saja. Akh Rasya dan Ukhti Nilam bisa ikut bersama kami," ujar Firman.

Semua mata saling menatap satu sama lain.

"Memangnya kenapa Akh Firman?," tanya Ardi, kebingungan.

"Mobilmu..., ada yang merusaknya. Saat Syifa mengatakan bahwa perasaannya tidak enak, dan Ukhti Kiana mengingat kejadian sebelum ia menikah dengan Akh Salman, maka saya segera keluar rumah untuk memastikan tidak akan terjadi sesuatu yang buruk malam ini. Tapi harapan saya pupus ketika Utsman dan Ayahnya pulang dengan kemarahan. Utsman sendiri yang menyelinap dan merusak kabel rem di bawah mobil Akh Ardi," jelas Firman.

"Astaghfirullah hal 'adzhim..., apa yang ada di pikiran mereka sebenarnya?," tanya Marni.

"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kita harus berbuat sesuatu," ujar Rasya.

"Makanya saya mengusulkan seperti tadi Akh Rasya..., Akh Ardi sekeluarga biar di antar oleh Akh Daniel dan Akh Rasya sekeluarga bisa ikut denganku."

Rahman menyingkir menuju halaman samping rumah. Ia berusaha menenangkan dirinya sekuat mungkin. Syifa berdiri di sampingnya.

"Apa yang Akh Rahman pikirkan?," tanya Syifa.

Rahman menoleh dan menatap Syifa dengan perasaan bahagia.

"Apa yang salah dari diriku, sehingga pada saat sedang berbahagia pun, aku harus menghadapi kesulitan?," tanya Rahman.

Syifa tersenyum.

"Akh..., manusia diciptakan oleh Allah dengan sebuah alasan, yaitu agar menjadi umat-Nya yang bersabar. Inilah yang disebut ujian, sehingga bahkan di tengah rasa bahagia pun kita dihadapkan dengan kesulitan," jelas Syifa.

"Kita???," Rahman mengerenyitkan keningnya.

"Ya..., kita! Saat ini semuanya bukanlah sekedar tentang Akh Rahman saja, tapi tentangku juga. Apa yang menjadi kesulitan Akh Rahman akan menjadi kesulitanku, apa yang menjadi kebahagiaan Akh Rahman juga akan menjadi kebahagiaanku. Cinta itu tidak egois, cinta itu membagi semua hal bersama, menghadapi bersama dan memecahkan bersama," jawab Syifa.

Wajahnya memerah, Rahman tahu itu. Ia tersenyum.

"Sejak kapan?," tanya Rahman, lagi.

"Apanya?," Syifa bertanya kembali karena tak mengerti.

"Cinta sama saya... ."

Syifa mengulum senyumannya dan memilih untuk tak menjawab. Ia segera kembali masuk ke dalam rumah sebelum jantungnya mengalami gangguan yang lebih parah gara-gara Rahman.

Rahman pun ikut tersenyum-senyum sendiri. Ada yang terasa begitu menyejukkan hatinya saat mendapat pernyataan cinta paling jujur untuk pertama kali dalam hidupnya.

'Seperti inikah perasaanku nantinya ketika setiap hari bisa menatapmu setelah menikahimu? Jika memang begini, Insya Allah, takkan kusia-siakan kesempatan yang Allah beri untuk jadi pendampingmu.'

* * *

Utsman begitu menanti-nantikan momen di mana mobil mereka akan kehilangan keseimbangan dan berakhir dengan tragis. Setelah mereka tersingkirkan, maka Syifa akan dengan mudah ia miliki.

Namun harapan tinggal harapan, ketika Utsman melihat dari jauh bahwa mobil yang sudah dirusaknya tidak dipakai sama sekali. Keluarga itu di antar pulang oleh Daniel sendiri yang saat itu kedudukannya adalah calon bapak mertua Rahman.

"SIALAN!!!," teriak Utsman, frustasi.

Ia tak habis pikir, mengapa mereka harus di antar oleh Daniel??? Mengapa mereka tak pulang sendiri menggunakan mobil mereka???

Ia sudah bersusah payah merusak kabel rem di mobil itu, namun hasilnya malah nihil. Tak ada yang akan terjadi dan Syifa tetap akan menikah dengan Rahman.

Tok..., tok..., tok...!!!

Kaca jendela mobilnya diketuk oleh seseorang, ia membukanya dan mendapati Firman berdiri di samping mobilnya.

"Masih juga tetap berada di sini kamu??? Kamu pikir semudah itu mau mencelakakan orang lain??? Saya melihat semua perbuatanmu, dan sudah merekamnya dengan jelas. Kalau kamu masih juga mengusik kehidupan Rahman atau Syifa, maka saya tidak akan segan-segan mencabut kebebasanmu dengan cara menjebloskanmu ke dalam penjara. Supaya kamu tahu, bagaimana rasanya menjadi Rahman yang kamu bilang adalah mantan narapidana...," ancam Firman, dingin.

Wajah Utsman berubah menjadi merah karena menahan emosinya yang sudah sampai di ubun-ubun. Andai bukan karena rekaman aksi kejahatannya yang ada di tangan Firman, maka ia sudah menyingkirkan pria itu juga sekaligus bersama Rahman.

Utsman menyalakan mobilnya, lalu pergi dengan cepat dari hadapan Firman. Rasya mendekat dan berdiri di sampingnya.

"Kamu benar-benar merekamnya Akh?," tanya Rasya.

"Ya..., dan saya akan menyerahkannya pada Polisi besok pagi," jawab Firman.

* * *

Imam Pilihan Allah [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang