BAGIAN 5

14.8K 879 17
                                    

Mendendam bukanlah hal yang baik untuk ditanam dalam hati. Karena menanam dendam sama halnya dengan merusak hati.

* * *

TIDAK TERIMA

Utsman POV

BRAKKK!!!

Aku membanting pintu kamarku dengan kemarahan yang luar biasa. Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa aku dikalahkan oleh seorang pria kampung seperti Rahman???

Aku terkejut ketika melihat sosok Syifa pertama kali di ruang tamu rumah Paman Salman. Wanita itu masih muda dan sudah memutuskan untuk menutup wajahnya menggunakan niqob. Bahkan ketika Paman Daniel memperkenalkannya pada Ayahku, dia hanya menundukkan kepalanya dan menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

Aku benar-benar terpesona padanya, dan aku sangat merasa berbunga-bunga ketika Ayah bergurau tentang memperkenalkan aku dan dia.

Tapi ada yang aneh, pria kampung bernama Rahman itu satu-satunya orang yang tidak tersenyum saat Ayah bergurau begitu. Dia bahkan langsung mengambil dua orang keponakannya dan membawa mereka keluar.

Saat isteri Paman Daniel datang, ia mengatakan kalau Syifa sedang menjaga Adiknya di ayunan samping rumah. Aku mendadak merasa tidak suka mendengarnya. Maka aku pun segera permisi keluar rumah dan menemukan mereka sedang tertawa penuh kebahagiaan.

Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat lalu menegur mereka, namun apa yang kudapatkan? Kekalahan!!! Aku dikalahkan oleh pria kampung itu dan dipermalukan di depan kedua Orang tua Syifa!!!

Bagaimana jika aku tidak bisa mendapatkannya??? Bagaimana jika Syifa lebih memilih pria kampung itu??? Bagaimana jika aku ditolak oleh kedua Orang tua Syifa???

Aku tidak terima!!! Aku benar-benar tidak terima akan hal ini!!!

Kubanting semua benda yang ada di meja tulisku, aku benar-benar marah saat ini!!! Tak pernah kuperkirakan kalau mereka semua akan membela pria kampung itu!!! Tak pernah kuperkirakan kalau Syifa akan menangis dan Adik-adiknya akan bersaksi melawan apa yang kukatakan!!!

Semuanya diluar perkiraanku!!! Semuanya jadi sangat salah!!! Aku kehilangan wajahku di depan orang yang akan jadi mertuaku!!! Bahkan Abi-nya Syifa sendiri yang menegurku dengan bahasanya yang paling dingin!!! Aku benar-benar mati akal!!! Aku benar-benar kehilangan kesempatan!!!

Kini entah aku harus melakukan apa, aku hanya ingin memiliki Syifa!!! Harus!!! Aku tak peduli siapa yang akan kulewati untuk mendapatkannya!!! Aku akan menyingkirkan semua hal yang mencoba menghalangi aku untuk memilikinya!!!

Aku jamin!!!

* * *

Tok..., tok..., tok...!!!

"Utsman..., dinginkan dulu kepalamu!!! Jangan terlalu emosional seperti ini!!!," teriak Arman.

Utsman membuka pintunya dan menatap Ayahnya dengan tajam.

"Aku dipermalukan Yah!!! Aku dipermalukan oleh orang kampung seperti Rahman!!!," bentak Utsman.

"Ya tapi itu kan salahmu sendiri!!! Seharusnya kamu tidak perlu berbuat begitu untuk menjauhkan Syifa dari Rahman!!! Ayah tahu maksudmu..., tapi caramu sudah salah!!! Menarik perhatian Syifa, tidak boleh dengan cara seperti itu..., kalau kamu salah langkah, maka kamu tidak akan pernah mendapatkan jalan untuk bisa menikahinya!!!," tegas Arman.

Pria itu menatap keluar jendela.

"Kita harus bisa merebut hati Syifa, agar kamu bisa menikah dengannya. Kalau kamu sudah menikah dengannya, maka kamu bisa menguasai pesantren milik Almarhum Haji Abdul Mu'is yang dikelola oleh Ibunya, adik dari Salman...," ujar Arman.

Utsman mendengarkan itu dengan baik.

"Sejak dulu Ayah sudah sangat bermimpi untuk memiliki pesantren itu, Ayah sangat ingin menjadi pemimpin pesantren yang dikenal oleh orang banyak! Tapi kehadiran Diva yang ternyata masih hidup membuat Ayah kehilangan harapan..., maka dari itu, sekaranglah saat yang tepat untuk mewujudkan segalanya!!! Dengan menikahi Syifa, maka kamu akan menjadi menantu keluarga itu dan bisa menyingkirkan yang lainnya agar Ayah bisa menguasai pesantren itu."

"Lalu bagaiman caranya??? Di mata mereka, aku sudah membuat kesalahan besar..., mereka akan segera menolak aku jika Ayah melamar Syifa untukku," ujar Utsman.

Arman terkekeh dan menatap Utsman seakan Ustman adalah orang paling bodoh di dunia.

"Kamu jangan takut..., mereka tidak akan mungkin menolakmu dan lebih menerima pria kampung itu, apalagi dia adalah mantan narapidana. Kamu hanya perlu memikirkan jalan untuk merebut hati Syifa sebelum direbut oleh Rahman. Dan kamu juga harus memikirkan bagaimana caranya menyingkirkan Rahman."

Terciptalah senyum kemenangan di wajah Utsman, dia berpikir bahwa segalanya akan menjadi lebih mudah setelah mengetahui bahwa Rahman adalah mantan narapidana.

"Ayah tenang saja, urusan merebut hati Syifa dan menyingkirkan Rahman adalah urusan paling mudah yang biaa aku perbuat. Ayah harus meyakinkan kedua Orang tua Syifa agar menerimaku, dan berpikir kalau aku adalah pria paling tepat untuk puteri mereka yang sok alim itu!!!," ujar Utsman.

"Tenang..., semua akan beres di tangan Ayah," balas Arman.

'Aku akan membuatmu menjauh darinya, dan aku akan membuatmu menjadi milikku!.'

* * *

Imam Pilihan Allah [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang