BAGIAN 20

12.3K 821 11
                                    

Mengintip isi hati seseorang akan jauh lebih baik daripada kita mengintip kesalahan orang lain. Karena terkadang isi hati lebih penting daripada sebuah kesalahan.

* * *

MENARIK HATIMU

Tio POV

Di sinilah aku, di tempat yang seharusnya ku kunjungi sejak Bu Nyai mengatakan kalau Mira menyukaiku.

Pesantren Al-Muttaqin, yang dipimpin sendiri oleh Salman. Tempat yang menjadi persembunyian Mira - yang kata Syifa, dia ingin melupakanku.

Melupakan???

Dia bahkan belum pernah bilang apapun padaku dan sekarang sudah ingin melupakan??? Seputus asa itukah dirinya terhadap perasaannya padaku???

Kalau iya, maka aku akan memberitahunya satu hal, bahwa aku ada di sini untuk mencoba menyambung kembali asa yang sudah putus dari hatinya!!!

Kenapa???

Entahlah..., tapi hatiku menginginkan demikian.

* * *

Salman menyambut kedatangan Tio di pesantrennya dengan suka cita. Atas saran dari Abah dan Bu Nyai, ia akhirnya menerima Tio untuk menjadi salah satu staf pengajar di pesantrennya.

Dan Tio ternyata tepat janji ketika Salman memintanya untuk datang pagi-pagi sekali, agar bisa diperkenalkan pada seluruh staf pengajar yang lain. Padahal hal itu hanyalah ujian yang dibuat oleh Salman, untuk mengetahui seberapa seriusnya Tio ingin mengajar di pesantren itu.

Setelah berbasa-basi, mereka pun segera ke tempat pertemuan para staf yang dilakukan setiap pagi. Salman masuk ke dalam ruangan itu sementara Tio menunggu di luar beberapa saat.

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...," ujar Salman.

"Wa'alaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh...," jawab semua staf pengajar.

"Pagi ini, sebelum kita semua mengajar seperti biasa, saya akan memperkenalkan seorang staf pengajar baru untuk bagian Ilmu Fiqih. Tolong agar kalian semua bisa bekerja sama dengan baik bersamanya," jelas Salman, "..., mari Akh, silahkan masuk."

Tio pun melangkah masuk ke dalam ruang pertemuan itu. Semua mata menatapnya tanpa terkecuali. Ia pun tersenyum, terlebih pada seseorang di sudut ruangan itu dengan hijab dan niqob-nya yang berwarna merah. Entah mengapa, dia sangat mudah dikenali meskipun dia tak mudah bergaul.

"Assalamu'alaikum, saya Tio Maulana dan Insya Allah akan bekerja sama dengan kalian semua di sini untuk mengajar materi Ilmu Fiqih. Mohon bantuannya jika saya agak mengalami kesulitan," ujar Tio memperkenalkan diri dengan rendah hati.

Mereka semua menerimanya dengan baik.

'Kau yang ada di sudut sana, apa kau merasa bahagia karena melihatku lagi?.'

* * *

Mira POV

Setelah memastikan laporan mingguan sudah siap untuk kuberikan untuk Kiana, aku pun segera keluar dari rumah pondok yang kutempati menuju ruang pertemuan para staf pengajar. Di sini pertemuan para staf adalah hal yang wajib dilakukan setiap pagi, dengan tujuan agar tidak ada staf pengajar yang merasa kesulitan ketika memerlukan bantuan dari staf pengajar lain.

Aku tak mengalami kesulitan selama berada di sini, semua staf pengajar bisa berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik bersamaku. Mereka takkan segan-segan meminta bantuan jika ada buku yang harus dipinjam dalam jumlah banyak agar semua santri dan santriwati bisa membaca bersama.

Hari ini, Akh Salman - pimpinan pesantren ini - agak terlambat hadir di ruang pertemuan staf pengajar. Aku kembali meninjau hasil laporan mingguan yang akan aku serahkan, ketika Akh Salman akhirnya muncul di ruangan itu.

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...," sapanya.

"Wa'alaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh...," jawab kami semua.

"Pagi ini, sebelum kita semua mengajar seperti biasa, saya akan memperkenalkan seorang staf pengajar baru untuk bagian Ilmu Fiqih. Tolong agar kalian semua bisa bekerja sama dengan baik bersamanya," jelasnya, "..., mari Akh, silahkan masuk."

Aku ikut memperhatikan ke arah pintu seperti yang lainnya. Namun, betapa terkejutnya aku ketika melihat wajah dan sosoknya. Aku sempat menahan nafasku untuk beberapa saat. Dia tersenyum, dan bahkan sempat menjatuhkan tatapannya padaku.

Jantungku berdebar-debar tak karuan. Aku tak pernah membayangkan kalau hal ini akan terjadi lagi dalam hidupku.

Apa yang terjadi???

Bertemu lagi dengannya!!!

Orang yang sudah dengan susah payah berusaha kulupakan dari hatiku. Orang yang sudah kuanggap tak nyata dalam kehidupanku.

Dia...

"Assalamu'alaikum, saya Tio Maulana dan Insya Allah akan bekerja sama dengan kalian semua di sini untuk mengajar materi Ilmu Fiqih. Mohon bantuannya jika saya agak mengalami kesulitan."

Begitulah dia. Biar bagaimana pun nakalnya di masa lalu, dia tetaplah seperti itu. Selalu rendah diri di hadapan orang lain dan selalu tersenyum. Dua hal itulah yang membuatku menyukainya.

Lalu, kenapa bisa dia ada di sini? Apakah Akh Salman mendapat rekomendasi dari Abah dan Bu Nyai untuk menjadikannya salah satu staf pengajar di sini??? Jika memang begitu, bukankah itu tandanya aku akan selalu bertemu dengan dia di sini setiap hari??? Lalu bagaimana caranya aku melupakan dia jika terus melihatnya di sini???

Bukankah dia dijodohkan??? Lalu bagaimana kabar perjodohan itu??? Apakah kini dia sudah menikah???

Ya Allah..., kenapa aku terus mempertanyakan tentang dirinya??? Bukankah aku sudah melupakannya??? Atau hanya hatiku yang berharap begitu???

* * *

Imam Pilihan Allah [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang