Part 7

1.6K 221 44
                                    

Setelah mereka menemukan barang yang mencurigakan. Mereka berkumpul dan bersiap untuk kembali ke markas sebelum seseorang yang paling mungil mengeluarkan suaranya.

"P'Kim membawa bukti, aku pun begitu, dan kau? Kau bawa apa? Jadi dari tadi kau mencari bukti apa?" Bass menunjuk pada pria yang paling tinggi.

"Oh aku? Aku hanya menemukan beberapa titik yang mencurigakan, aku tidak mungkin membawanya karena itu menempel pada rumah ini" Bass dan Kim bingung apa maksud dari ucapan God.

"Apa?"

"Akan ku katakan nanti, lebih baik kita kembali ke markas" dengan santainya God berjalan duluan meninggalkan orang-orang yang kebingungan itu.

Bass mengikuti mereka, saat akan masuk ke dalam mobil. Bass merasa ada seseorang yang mengawasinya. Saat menengok Bass melihat seorang pria yang mengintip. Dalam sekejap pria itu langsung menghilang.

"Bass ayo cepat"

"Ah.. I.. I.. Iya"
.

.

Semua barang yang ditemukan oleh detektif sudah ada dimeja. P'Tao melihat semua barang yang dibawa oleh mereka.

"Baiklah kalian bisa menjelaskan satu persatu" Ujar Tao, Kim menjelaskan pertama.

"Dari yang aku temukan disini. Aku menemukan surat ini, yang diamplop itu surat perceraian, dan ini surat dari istri korban. Aku sendiri tidak bisa menuduh istrinya yang melakukannya. Tapi dari beberapa surat ini bisa jadi dia ikut campur. Saat aku membuka lemari korban, hanya ada pakaian korban. Tidak ada sama sekali pakaian wanita. Jadi bisa diduga istrinya sudah pergi setelah dia menulis surat ini. Serta dari isi surat yang ditulis juga, diketahui bahwa sang istri pergi karena korban pergi bersama mantan kekasihnya. Sang istri juga hanya tau bahwa korban tidak sama sekali mencintainya." Kim duduk lagi dikursinya setelah menyelesaikan penjelasannya

"Jadi maksudmu sang istri sakit hati dan membuat sebuah rencana pembunuhan?"

"Bisa jadi seperti itu"

"Baiklah selanjutnya Bass" Bass mulai berdiri dan menjelaskan apa yang harus dilaporkan.

"Kedua Gelas ini membuatku curiga karena aku menemukannya di tong sampah. Yang membuatku curiga, kenapa gelas yang masih utuh harus dibuang juga? Kalau gelas pecah ya tak masalah berada ditempat sampah, tapi ini?" Bass menunjuk gelas yang utuh.

"Dan jika dilihat, kedua gelas ini bekas dipakai. Jika tidak salah dari aromanya, aroma kopi. Tapi aku masih bingung kenapa ada dua gelas kopi. Yang satu pecah yang satu utuh, apa yang sebenarnya terjadi."

"Atau mungkin sebelum korban dibunuh, ada tamu yang datang?" Celetuk Copter yang sejak tadi diam.

"Penjaga mengatakan bahwa tidak ada tamu yang datang" Balas Bass.

"Berarti penjaga itu harus dicurigai" ucap sang ketua

"Kupikir tidak sepenuhnya salah sang penjaga. Kupikiri di rumah sebesar itu pasti ada seorang pembantu. Apalagi dia telah ditinggal istrinya seperti yang dikatakan Kimmon"

"Tapi penjaga tak mengatakan ada pembantu disana jam segitu, karena pembantu di rumah itu datang disaat korban pergi bekerja dan akan pergi sebelum korban pulang."

"Bisa saja saat itu sang korban pulang lebih awal, dan dia bertemu dengan pembantu itu. Dari penyelidikan yang saya lakukan. Saya melihat beberapa kejanggalan, saya mencoba duduk dikursi dimana korban ditemukan. Saat duduk kursi itu terasa seperti sudah diduduki berjam-jam. Dan saya melihat dalam layar laptopnya terdapat data pendapatan dari perusahannya. Kurasa dia adalah orang pekerja keras. Namun jika dilihat dari data itu, kurasa perusahaannya mengalami kebangkrutan. Dan saat seseorang mengalami kebangkrutan dia pasti akan lebih cepat emosi, kurasa kondisi psikis korban saat itu sedang terguncang. Apalagi dua hari lalu dia mendapat surat perceraian dari istrinya. Perusahaannya pun mengalami kebangkrutan. Aku memang tidak yakin tapi kurasa ini bersangkutan dengan pembantunya. Sebelumnya Bass mengatakan ada dua gelas yang sama-sama bekas kopi tapi itu dibuang dikotak sampah. Yang satu pecah itu bisa jadi karena dibanting. Lalu dia meminta dibuatkan kembali, dan setelahnya aku tak tau lagi" Semua orang sudah serius namun ketika God mengatakan tak tau lagi membuat semua orang mendesah pasrah.

"Bagaimana kau bisa berpendapat seperti kau berada di tempat saat kejadian berlangsung" Bass curiga bagaimana God mengetahuinya

"Aku menemukan noda darah dilantai namun ada sebagian noda yang berbeda warna. Jika secara logika kopi dicampur dengan darah maka darah itu akan berwarna lebih pekat. Ya ibaratkan merah dicampur hitam maka akan berubah menjadi merah yang hampir kehitam-hitaman. Sedangkan warna darah korban merah seperti biasa." Semua orang mengangguk paham.

"Baiklah semua sudah jelas, kita harus memanggil penjaga dan pembantu disana untuk dimintai keterangan"

"Siap"

Semua orang mulai bergegas lagi.

"Astaga baru saja sampai, sudah pergi lagi" God mengeluh karena merasa lelah. Dia sadar ternyata jadi detektif lebih berat dari direktur. God melangkah mengikuti mereka dengan malas.

Mereka semua sampai di tempat tadi, Bass langsung turun dan pergi ke halaman belakang dimana dia sempat melihat seseorang pergi kesana. God yang melihat Bass pergi sendiri dia mengikuti Bass. Bass tak menemukan siapapun. Namun dia melihat ada sebuah gudang disana. Dia pergi kesana, saat akan membukanya seseorang mengagetkannya.

"Sedang apa disini?"

"Haish kau ini, sttts jangan berisik"

"Oke"

Bass perlahan membuka pintu gudang itu.

"Jangan bergerak!"

Kosong. Tak ada siapapun

"Kau menyuruhku jangan bergerak?" Bass mendengar suara orang bergumam dari balik lemari tua.

"Sstt diam." Bass melangkah pelan ke arah lemari, God mengikutinya dengan rasa takut. Dibalik lemari itu Bass melihat seseorang meringkukkan badannya.

"Tuan?"

"T.. Ttii.. Ddaakk.. Bbuu...bbu..kan..sa.. Sa..ya.."

"Tuan?" Bass menyenggol pria itu. Pria itu langsung kaget dan mendorong Bass.

"TIDAKKK BUKAN AKUU PEMBUNUHNYA!! DIA! DIA JAHAT! AKU TIDAK!!AKU TIDAK SENGAJA!!"

God membantu Bass berdiri, dia syok melihat pria ini seperti orang tidak waras. Pria itu mengambil pemukul Baseball.

"Tidak! Bukan aku! Mati kalian!" Pria itu hendak memukul GodBass namun mereka bisa menghindar. Bass berusaha mendekat kepada pria itu, pria itu akan memukul Bass namun malah terkena God, God merasakan sakit dipunggungnya. Kepalanya sedikit pening, Bass berusaha mengambil pemukul itu dan membuangnya. Bass meletakkan tangan pria itu dipunggungnya.

"AMBIL BORGOLNYA CEPAT!" God masih merasakan pening dia tak terlalu mendengar perkataan Bass.

"Apa?" Bass dengan kesal dia berusaha mengambil borgol disaku celana belakangnya. Sialnya pria itu memberontak membuat bass terdorong kebelakang. Bass mengejar kembali dan akhirnya berhasil menangkapnya. Bass kesal menatap God yang diam saja.

"Aku tau kau masih baru tapi kau jangan lamban seperti itu! Jika kau seperti itu terus yang ada semua penjahat akan kabur!" Bass meninggalkan God yang masih diam saja. God menjatuhkan badannya setelah Bass pergi. Kepalanya bertambah sakit.

Tes

Tes

Darah mengalir dari kepala bagian belakangnya. Tak lama Pandangan God pun mengabur, seketika semuanya gelap. Terakhir yang dia lihat adalah Bass yang menatapnya.
.

.

.
TBC

Nah tuh, udah kejawab pelakunya. Aduh apa nih yang terjadi dengan God?

Tunggu next chapter ya, maaf chapter ini pendek

Jangan lupa voment

Salam GB

[GodBas] My Detective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang