P.s siapin tisu, siapin batin wkwk
'Malam ini tepat pukul 12 malam akan terjadi pembunuhan di Gedung XX
Datanglah dan jangan sampai terlambat jika tidak ingin ada yang terluka'Bass dan God saling berpandangan.
"Bagaimana bisa mereka mengirimkan ini? Maksudku mereka menggali kuburan sendiri dengan menghubungi detektif?" Ucap God
"Tapi kurasa ini pasti hanya pengecoh"
"Maksudmu?"
"Mungkin saja mereka ingin menjebak? Mereka memberitahu kita akan ada pembunuhan di gedung XX, tapi ternyata ada pembunuhan di tempat lain?" Semua mengangguk membenarkan logika Bass.
"Setidaknya kita harus tetap waspada, dan kita akan atur strategi" Ucap sang Ketua
.
.
Semua detektif sudah berada di sebuah gedung tua dimana mereka pernah ketempat ini untuk menangkap ketua mafia. Namun siapa sangka malah terjadi tragedi penembakan yang menghilangkan nyawa sang ketua mafia. Mereka semua masuk ke dalam gedung, kecuali Copter yang harus tetap berada di mobil, fokus mengawasi orang-orang dari laptopnya. Kali ini Tae ikut dalam misi mereka. Semua sudah mulai bersiap dengan pistol ditangan mereka, kecuali Bass yang masih mendapat hukuman tidak boleh menggunakan pistol. Bass hanya bermodalkan pemukul ditangannya dengan God yang berjalan di belakangnya. Tao memerintahkan semuanya untuk berpencar. Mereka semua berpencar ke arah yang berbeda-beda. God selalu menengok ke belakang dimana Bass yang mulai menghilang. Entah kenapa perasaannya kali ini mengatakan akan terjadi sesuatu sebentar lagi.
"God kenapa diam saja? Pergi kearah sana!"
"Baik Phi"
God melangkah kan kakinya perlahan, melihat ruangan-ruangan yang ada digedung itu. Sepertinya gedung ini akan dibangun flat. God membuka setiap ruangan, namun nihil.
Dilain tempat Bass pergi ke lantai atas, sama seperti God dia mencari disetiap ruangan, namun nihil. Apa mereka ditipu? Itu lah yang ada di benak Bass.
Kim, Tao dan Tae pun sama mereka tak menemukan apapun yang mencurigakan. Mereka merasa seperti orang bodoh yang mau-maunya datang hanya karena sebuah email. Zaman sekarang mana ada orang ingin membunuh bilang-bilang pada detektif. Sama saja mereka sedang mengantarkan nyawanya pada detektif, dasar bodoh.
Saat God sedang bersender pada sebuah jendela, tak sengaja matanya melihat segerombolan orang berbaju hitam dari arah halaman belakang. God tau orang-orang dengan pakaian seperti itu.
'Sial!' Geram God. Dia tau ini rencana siapa? Ini pasti ulah Tee. God tidak berpikir bahwa Tee bisa senekat ini. God mengambil ponselnya berusaha menghubungi Tee. Namun jawabannya tetap sama, nomornya tidak aktif. 'Sial! Sial! Sial!' God menggeram frustasi. Apa yang dia khawatirkan terjadi. Dia khawatir Tee akan berbuat nekat seperti ini.
God pergi mencari Bass, pikirannya saat ini hanya Bass, Bass dan Bass. Dia belum siap jika Bass mati dulu. Setelah mengetahui jika Bass lah tulang punggung keluarganya dia tak tega jika membunuh Bass begitu saja. Ada saatnya dia meminta pertanggungjawaban Bass karena telah membunuh ayahnya, tapi bukan sekarang. God terus berlari, tepat disalah satu lorong dia melihat beberapa pengawal menjaga sebuah ruangan. Dilangkahkan kaki jenjangnya menuju ruangan itu. Pengawal itu melihat God dan menunduk patuh padanya dan memberikan jalan pada God untuk masuk. God terkejut dengan kejadian menegangkan di depannya.
Flashback on
Bass pergi ke suatu tempat dimana dia sempat melihat orang disini, namun orang itu menghilang. Bass hendak keluar dari ruangan itu, namun langkahnya terhenti karena suara intrupsi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GodBas] My Detective ✔
ActionBerawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu, harus hadir yang namanya cinta. Berhentilah sebelum terlambat Kehilangan seseorang yang kau cintai...