"Bagaimana keadaan pembunuh itu?"
"Dia selamat dari masa kritisnya nyonya"
"Sialan!"
"Kau lakukan apapun caranya agar dia segera menemui ajalnya itu!" lanjutnya
"Baik nyonya"
"Dan aku ingin kali ini kau berhasil menjadi malaikat mautnya" Pria itu mengangguk dan langsung pergi menuju rumah sakit dimana Bass di rawat.
Pria itu terus memantau ruangan Bass, dia tau jika disana ada God yang menjaga Bass, jadi dia harus menunggu sampai pria itu pergi. Tak lama ia melihat God yang pergi terburu-buru, ia langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Bass. Ia lihat sekeliling 'tidak ada yang menjaga' dia mengeluarkan smirknya. Saat matanya menangkap seseorang yang terbaring disana dia mulai mendekat. Diperhatikannya wajah Bass yang lemah itu dengan alat bantu oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya itu.
"Aku tidak bisa mendefinisikan kau ini tampan atau cantik. Tapi kuakui wajahmu ini imut, namun sayangnya Bosku menginginkan nyawamu, aku harus apa kalau begitu? Aku harap nanti kau akan masuk ke dalam surga dan salamkan salamku pada Tuhan" Pria itu mencabut alat bantu oksigen dari wajah Bass. Seketika sebuah alat di dekat tubuh Bass berbunyi tit tit tit dengan cepat alat itu namanya EKG (elektro kardio grafi). Pria itu tersenyum melihat tubuh Bass yang mulai kejang sulit untuk bernafas, diambilnya bantal yang menjadi alas kepala Bass dan mulai menutupi wajah Bass. Namun tak berapa lama seseorang membuka pintu. Muncullah 2 pria yang terkejut melihat dirinya. Dia tau siapa dua pria itu, Tae dan Kimmon.
"Hey!"
Kim melihat monitor EKG yang terus berbunyi dia langsung memanggil dokter sedangkan Tae berusaha menangkap pria itu yang ingin kabur. Pria itu bersembunyi di toilet dalam ruangan Bass, tidak ada jalan lain lagi. Tae terus menggedor pintu itu namun pria di dalam tak kunjung membuka. Kim dan dokter datang langsung memeriksa keadaan Bass.
"Pindahkan Bass sekarang!" Teriak Tae, dia tidak mau mengambil resiko dengan masih adanya pembunuh di dalam ruangan ini.
Dokter dan perawat langsung membawa Bass pindah ke tempat lain dan dokter terus memberikan CPR kepada Bass karena denyut jantung Bass semakin melemah.
"Dimana pembunuh itu Phi?"
"Dia ada di dalam Kim, hubungi polisi sekarang"
"Baik Phi" Kim pergi keluar menghubungi polisi.
"Keluarlah kau bajingan! Atau ku dobrak pintu ini!" pria di dalam semakin bingung apa yang harus dia lakukan?
"Kuhitung satu sampai tiga jika tidak aku akan dobrak!"
"Satu!"
"Dua!"
"Ti--"
Dor
Dor
Tae langsung bersembunyi menyingkir dari pintu itu. Pria itu menembak pada pintu kamar mandi itu, kejadian itu tidak diduga oleh Tae. Kim muncul dari pintu setelah mendengar tembakan.
"Kim menyingkirlah dan amankan seluruh pasien!"
"Baik Phi" Kim pergi langsung mengamankan pasien yang ada di luar.
Tak lama pintu terbuka pria itu keluar dengan pistol ditangannya.
"Jangan bergerak atau akan kutembak dan mengeluarkan isi otakmu itu!" Tae mengangkat kedua tangannya, pria itu berjalan mundur ke arah pintu ruangan Bass. Namun naas saat ingin keluar dirinya tertabrak oleh seseorang, God!.
"Ah maafkan aku, aku tak sengaja" God bingung dengan situasi tegang ini. Pria itu berbalik dan langsung menyandera God dengan meletakkan pistol di kepala God.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GodBas] My Detective ✔
ActionBerawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu, harus hadir yang namanya cinta. Berhentilah sebelum terlambat Kehilangan seseorang yang kau cintai...