Bass dan God sudah sampai di mansion besar milik keluarga Thanit, Bass melihat banyak sekali pria berbadan kekar berbaju hitam. Mansion megah yang benar-benar dijaga ketat oleh bodyguard. Tanpa Bass sadari God sudah turun dan membukakan pintu untuknya.
"Ey kau melamun, apa sebegitu bagusnya rumahku hm? Tenang sayang ini juga akan menjadi rumahmu kelak" God tersenyum sambil memberikan tangannya. Bass mendengus mendengar ucapan God, diambilnya tangan God dengan kesal.
"Padahal aku bisa turun sendiri, Phi pikir aku ini tuan putri?"
"Tentu saja kau tuan putri" Bass memutar bola matanya malas. Saat Bass turun semua penjaga merasa kaget dengan adanya Bass. Pria yang telah membunuh bos mereka datang bersama anak bos mereka. Yang mereka tau hanya God ingin membalas dendam, namun ini? Apa ini sebagian dari rencana Tuan Mudanya?
"Phi kenapa mereka melihatku seperti itu?"
"Karena kau sangat cantik sayang" God mencubit pipi Bass gemas. Entah kenapa Bass merasakan aura yang aneh, dia tidak suka pandangan orang-orang yang seperti ingin membunuhnya. Bass berjalan dibelakang God sambil memegang ujung jas yang dikenakan God. God tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya ini.
"Selamat malam Tuan Muda, apakah anda ingin makan malam?" Suara seorang wanita paruh baya ketika God membuka pintunya.
"Iya siapkan semuanya, aku akan membersihkan badan dulu"
"Baik tuan" God jalan melewati wanita itu sambil menggandeng tangan Bass. Wanita itu terkejut melihat Bass.
"Tuan bukankah dia... " God langsung menghentikan langkahnya, ia memutar tubuhnya melirik Bass sekilas lalu menatap wanita itu.
"Benar, dia kekasihku Bass Suradet kekasih God Itthipat Thanit" God menekankan setiap kalimatnya. Ia langsung melanjutkan langkahnya meninggalkan wanita itu yang masih tidak bergeming.
God dan Bass sudah ada di kamar God. Kamar dengan nuansa hitam putih, ranjang king size, Sofa disudut ruangan, televisi besar dengan diatasnya terdapat bingkai foto besar keluarga Thanit. Bass mendudukkan dirinya diranjang God sambil terus menunduk. God yang melihat perubahan sikap Bass berjongkok dihadapan Bass, sambil menggenggam kedua tangan Bass.
"Hey.. Bass kenapa hm?" God mengelus pipi Bass, membuat kedua mata itu saling menatap. Bass menggelengkan kepalanya.
"Jangan berbohong pada Phi, Bass tidak pandai berbohong.. Katakan ada apa?"
"Semua orang tau bahwa aku pembunuh, dan mereka pasti memikirkan yang tidak-tidak karena Bass malah berpacaran dengan phi" God menghela nafasnya.
"Phi tidak perduli Bass pembunuh atau bukan, Bass tetaplah Bass. Bass yang selalu Phi cintai sampai akhir. Bass harus percaya pada Phi, Phi tulus dengan Bass. Jika dibolehkan Phi bahkan ingin menikahi Bass saat ini juga, karena Phi serius dengan Bass. Phi selalu ingin membuat Bass bahagia." God tersenyum, dan mencium kening Bass.
"Phi mencintai Bass" Bass memeluk pinggang God, menenggelamkan wajahnya pada perut God.
"Bass juga mencintai Phi, sangat mencintai Phi" God mengelus rambut Bass sayang, sesekali mengecup puncak kepalanya.
"Sekarang Bass mandi dulu, nanti kita makan malam bersama" Bass mengangguk, ia melangkah kekamar mandi. Sedangkan God menyiapkan baju yang pas untuk kekasihnya. God menunggu Bass, selagi menunggu Bass yang tengah mandi. God memainkan game di tab nya.
Ceklek
God menoleh ke arah Bass, God membeku melihat pemandangan indah yang disuguhkan Bass. Bass hanya melilitkan handuk dipinggangnya membuat dada yang seputih susu itu terpampang jelas dihadapan God si singa lapar. God turun dari ranjangnya melangkah tanpa sadar ke arah Bass. Bass terkejut melihat reaksi God saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GodBas] My Detective ✔
ActionBerawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu, harus hadir yang namanya cinta. Berhentilah sebelum terlambat Kehilangan seseorang yang kau cintai...