Part 13

1.9K 213 54
                                    

Di sebuah ruangan rumah sakit terbesar di Bangkok, terdapat seorang pria mungil yang setia berbaring di ranjangnya. Dengan perlahan kedua mata indahnya terbuka mengerjapkan biasan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Pria itu menatap atap rumah sakit dengan kosong sambil mengumpulkan nyawa dan memori-memori kehidupannya selama ini. Ditengokkan kepalanya ke sebelah kanan ranjangnya, terdapat seorang pria tengah tertidur dengan kepala menumpu pada ranjangnya. Pria mungil itu tersenyum sambil tangannya berusaha mengelus surai kecoklatan sang pria tidur. Pria yang tengah tidur itu merasa terusik dengan elusan seseorang, dibuka kedua matanya dan terkejut melihat seseorang yang ditunggunya sudah bangun dari tidur panjangnya.

"Bass.."

"P..p..g..god" Suara itu begitu kecil keluar dari bibir tipisnya itu, bahkan terdengar seperti bisikan. Sangat sulit untuk mengeluarkan suara, tenggorokan Bass terasa sangat kering saat ini. God saat ini tengah memanggil dokter untuk pemeriksaan Bass.

.

Semua alat sudah dilepaskan dari tubuh Bass kecuali infus. Walaupun sudah sadar, Bass masih harus dirawat karena jahitan bekas operasi Bass harus sering diganti. Setelah dokter keluar kini God menghampiri Bass dan duduk disebelah ranjangnya sambil menggenggam tangan Bass. Bass sendiri tengah duduk bersender pada kepala ranjang.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Aku bersyukur aku masih bisa membuka mata ini"

"Kau ingin makan sesuatu?"

"P'God.." God menatap sepasang mata indah itu, ia bersyukur masih bisa melihat sepasang manik mata indah itu lagi.

"Terimakasih sudah menepati janji Phi untuk kembali pada Bass" God tersenyum, Bass masih mengingat janji itu. Rasanya seperti ada kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya saat ini.

"Tentu, phi tidak akan pernah melupakan Bass" God bangun dan memeluk Bass, membiarkan rasa rindu itu keluar sendirinya diantara mereka berdua.

"Phi mencintai Bass"

"Bass juga mencintai Phi" God melepaskan pelukannya namun lengan Bass masih setia di pinggang God dan dia kini mendongak menatap God. God memajukan wajahnya perlahan, kedua bibir itu akhirnya bertemu, mereka mengeluarkan rasa rindu mereka dengan ciuman lembut tanpa nafsu. Tak seberapa lama mereka melepas tautan mereka. God tersenyum dan mengeluas pipi Bass yang memerah.

"Bass sekarang adalah kekasih Phi, jadi Phi akan selalu melindungi Bass ok"

"Sejak kapan Phi mengajak Bass berpacaran?"

"Sejak tadi, secara tidak langsung ciuman itu mengajakmu berpacaran karna kau menerima ciuman Phi, ya phi anggap kau menerima tawaran Phi untuk jadi kekasih"

"Mana bisa begitu?"

"Bisa tentu saja"

"Tidak bisa"

"Kenapa? Apa Bass tidak mau menjadi kekasih Phi?"

"Ya mau, tapi Phi tidak romantis"

"Saat seperti ini kau masih meminta romantis?" God mengacak rambut Bass gemas.

"Phiiii"

"Baiklah-baiklah" God menangkup wajah Bass dan memulai aksinya mengecup seluruh wajah Bass.

Cup. Cup. Cup. Cup. Cup. Cup. Cup. Cup. Cup. Cup.

Bass tersenyum geli melihat tingkah God yang mengecup wajahnya.

"Pokoknya Bass harus menjadi kekasih Phi"

"Iya iya stop.... Dasar pemaksa" Bass berusaha menghentikan God agar berhenti. God terkekeh dengan ulahnya sendiri.

[GodBas] My Detective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang