Part 16

1.5K 180 37
                                    

Malam harinya para detektif sudah pulang untuk istirahat kecuali Bass, detektif paling muda. Bass masih memikirkan siapa saksi kedua itu. Ia baca berulang kali data tentang Tuan Thanit, siapa tau ada yang kurang dari data ini.

'Kasus ini pernah dibuka berarti berkas-berkasnya pasti ada di gudang' batin Bass. Bass mengangguk dan mulai membereskan mejanya lalu pergi kegudang tempat penyimpanan berkas-berkas. Saat ingin membuka pintunya Bass dikejutkan oleh seseorang.

"SURPRISEEE!!" bass terkejut hampir terjungkal ke belakang. Sebelum Bass mengamuk, God kekasihnya memberikan sebuket bunga mawar padanya.

"Untukmu sayang" Bass mengambil itu dengan masih kesal pada kekasihnya.

"Kalau kau memang ingin membunuhku jangan seperti ini caranya, lebih baik langsung tembak saja dijantungku"

"Phi tidak ada niatan ingin menbunuhmu sayang, kalaupun harus mati kita harus mati bersama" Bass memutar bola matanya malas, Bass memperhatikan God.

"Bagaimana Phi tau Bass masih disini?" God tersenyum.

"Hatiku yang menuntunku untuk kesini, hatiku tau dimana setengah hatiku dibawa..Aw!" Bass mencubit pinggang God.

"Kenapa kau mencubitku sayang.."

"Karena bukan saatnya Phi menggombal, sudahlah ayo pulang" Bass menarik lengan God sambil membatin 'Besok akan aku lanjutkan misi ini'

"Kita makan dulu ya"

"Phi.. Bass lelah"

"A a a harus mau.. Phi sudah jauh-jauh kesini, masa Phi tidak mendapatkan apa yang Phi mau?"

"Hhhh baiklah Tuan god" God tersenyum sambil mengacak poni Bass. God membukakan pintu mobil untuk Bass

"Terimakasih kesayanganku" God terkejut dengan ucapan Bass

"Bass jangan membuat Phi ingin memakanmu sekarang juga" Bass terkekeh sambil tersenyum manis. 'Aku akan membuatmu selalu bahagia Phi, aku sangat mencintaimu' batin Bass.

God mengelus kepala Bass lembut, sambil tetap fokus menyetir

"Kau sedang memikirkan apa sayang?" Bass menoleh pada God, Lalu tersenyum manis sambil menggeleng. Bass mengambil tangan God yang ada dikepalanya, menggunakan tangan God untuk mengelus pipinya. God mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan sikap Bass malam ini. God menarik tangannya dan mengaitkan tangannya dan tangan Bass. Mencium punggung tangan Bass secara lembut.

"Phi mencintai Bass na"

"Bass juga mencintai Phi, berjanjilah jangan meninggalkan Bass apapun yang terjadi"

"Phi berjanji sayang" God mencium lagi tangan Bass.

.

Keesokannya Bass sudah ada digudang penyimpanan berkas dia mencari berkas pada 13 tahun yang lalu. Mencari dari judul yang tertera, ada beberapa berkas tentang kasus pembunuhan, namun tidak ada berkas tentang istri Tuan Thanit. Bass mengerutkan dahinya tidak mengerti
'Seharusnya ada berkas itu disini, jika kasus itu pernah dibuka dan ditutup maka berkasnya harus ada disini. Aku tidak salah tahun tapi kenapa tidak ada?' gumam Bass. Bass membereskan dan mengembalikan kembali ke tempat semula namun secara tidak sengaja sebuah kertas terjatuh di dekat kakinya. Diambilnya kertas itu, Bass melebarkan matanya terkejut.

"Ini.. P'God.." lirihnya

Ceklek

Bass menoleh ke arah pintu, Bass langsung bersembunyi dibalik rak. Seseorang masuk ke temat Bass tadi mencari berkas itu. Samar-samar Bass mendengar gumaman orang itu. 'Padahal setahuku sudah lengkap semuanya, kenaa kertas itu bisa hilang sih, menyusahkan saja' Bass mengintip sedikit dari sebuah celah. Pria itu? Sepertinya Bass pernah melihat tapi dimana? Bass terus berfikir dimana dia melihat pria itu, tidak lama pria itu pergi setelah mendapat telepon.

Bass keluar dari persembunyiannya, masih memikirkan siapa pria itu? Tidak lama ponselnya bergetar tertera nama 'My Jerapah ❤' segera diangkatnya telponnya itu.

Hallo Phi

Hallo sayang, sedang apa?

Sedang memikirkanmu (ucap Bass santai, memang benar Bass sedang memikirkan God dan kasus orangtuanya)

Aw romantis sekali, seharusnya nada bicaramu lebih manja lagi. Pasti Phi akan tersentuh, kau ingin menggoda tapi nadamu datar begitu

Bass tidak ingin menggoda, kau percaya diri sekali Tuan God

Ah benarkah? Kenapa aku tidak percaya?

Terserah mau percaya atau tidak, aku berkata jujur wlee (God terkekeh mendengar suara Bass yang meledeknya)

Kkkk rasanya Phi ingin membungkam mulut pedasmu itu dengan bibir Phi

Lakukan saja jika kau bisa (Bass keluar dari ruangan itu dengan masih menelpon kekasihnya itu, kertas tentang God sudah ada dalam sakunya)

Kau menantangku? Kau ingat aku ini siapa sayang?

Oww aku ingat sangat ingat, kau Tuan yang berkuasa bukan

Lalu?

Apapun yang kau inginkan harus kau dapatkan (Bass terus berjalan ke dalam ruangannya, membuka dan menutupnya secara perlahan)

"Kau sangat pintar sayang" Bass membeku mendengar bisikan seseorang, Bass bisa merasakan hembusan nafas pria itu ditengkuknya. Bass memutar tubuhnya, dilihatnya God yang tengah menyeringai seperti singa kelaparan. Bass menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. God menghimpit Bass di pintu, Bass bisa merasakan deru nafas God yang menerpa wajah cantiknya.

"P..phi.."

"Ada apa sayang? Bukankah kau yang menantangku?" God mendekatkan wajahnya, hidung mereka sudah bersentuhan. Bass menutup matanya takut dengan apa yang akan dilakukan kekasihnya, jika tau akan seperti ini, seharusnya dia tidak perlu menantang God tadi. Bass bisa merasakan benda lunak yang menempel pada bibirnya.

Bass mendorong pelan bahu God untuk meminta memberinya mengambil nafas.

"Phi.." God terkekeh sambil mengelus bibir Bas.

"Ayo kita pulang, phi ingin mengajakmu ke mansion" Bas mendongakkan kepalanya.

"Mansion?" ulang Bas.

God mengangguk sambil menarik tangan Bas.

"Ayo"

Bas mengikuti langkah kaki God dengan tangan yang masih bertautan. Sesekali menoleh pada gudang penyimpanan.

"Mungkin dengan ikut ke mansion P'God aku bisa mencari siapa gerangan saksi kedua itu" batin Bas.

Bas menatap belakang kepala Bas sambil menampilkan wajah bersalah.

Maafkan Bass, phi

Tbc

Nhwa minta maaf ya guys ini pendek, soalnya tiba-tiba ini bagian akhir chapter ini hilang, sedangkan aku sudah lupaa huhu..

Tapi ini masih nyambung dengan part selanjutnya kok

Salam GB

[GodBas] My Detective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang