Selama seminggu Bass masih belum sadar juga. God dan Ibunya bergantian menjaga Bass. Para detektif sudah menjalani hari-harinya seperti biasa. Tee sudah kembali ke Amerika atas permintaan God. Tae masih diselimuti dengan rasa bersalahnya. Tae merasa belum tenang karena Bass masih belum sadar walaupun dokter mengatakan Bass mulai membaik.
Hari ini God yang menjaga Bass, Ibu Bass harus pulang dulu mengambil beberapa barangnya, dan God yang meminta agar beliau istirahat di rumah. God duduk dikursi sebelah ranjang Bass seperti biasa. Dia pasti akan menceritakan hari-harinya.
"Oy suradet! Tidak lelah terus tidur seperti itu?" God memutar bola matanya malas
"Apakah kasur rumah sakit ini lebih nyaman dibanding kasur di rumahmu heh? Jika kau tidak mau bangun juga aku akan membuatmu tak nyaman tidur disini" God mungkin benar-benar sudah gila. God mengerang frustasi, dia bingung bagaimana cara agar Bass mau membuka matanya lagi.
.
.
"Happy Birthday to you.. Happy Birthday to you.. "Terlihat keluarga yang sangat bahagia. Dimana ada ayah, ibu dan seorang anak laki-laki. Mereka tengah merayakan hari ulang tahun anak mereka yang masih berusia 7 tahun itu. Bass nama anak itu terlalu senang karena dia bisa merayakan hari ulang tahunnya dengan orang yang sangat ia sayangi di dunia ini.
"Bass membuat permohonan lalu nanti tiup lilinnya ok" Anak lugu itu menutup matanya dan membuat permohonan
Bass hanya berharap bisa terus bersama dengan orang yang Bass sayangi selamanya..
Permohonan biasa seorang anak kecil namun sangat berarti baginya. Ia tiup lilinya dan mencium pipi kedua orang tuanya.
"Bass menyayangi kalian... "
"Pao, kenapa P'God tidak ikut?"
"Dia tidak bisa ikut, dia sedang banyak tugas dari sekolahnya" anak itu hanya mengangguk polos.
"Bass jangan sedih begitu.. Bass kan sedang ulang tahun, kenapa harus sedih? Besok Pao akan membawa Bass ke suatu tempat sebagai kado ulang tahun untuk Bass"
"Kemana Pao?"
"Rahasia" Anak itu memajukan bibirnya merajuk. Namun hanya dibalas gelak tawa kedua orangtuanya.
.Keesokannya kedua orang itu, anak dan ayah sudah siap akan pergi sesuai janji sang ayah kemarin. Sang istri hanya menggelengkan kepala melihat kedua pria yang sangat dicintainya didunia ini.
"Hati-hatilah saat pergi, Bass dengar ucapan Pao jangan nakal ok"
"Mae, Bass sudah besar.."
"Mana ada? Kau masih tetap kecil"
"Baiklah kami berangkat ya" wanita itu hanya mengangguk tersenyum menjawab ucapan sang suami.
.Kini kedua pria itu berada di sebuah danau.
"Wahhh ini indah pao, selain pantai aku juga akan suka tempat ini" Ayahnya tersenyum melihat anaknya bahagia. Pria itu menyiapkan alat-alat pancingnya.
"Dulu, Pao dan Kakek suka memancing bersama di danau ini"
"Benarkah? Apa Pao dan kakek mendapat ikan yang besar?"
"Tidak besar, ikannya kecil tapi setidaknya Pao bisa bercerita-cerita dengan kakek" Bass duduk disamping ayahnya, Bass mengikuti ayahnya yang sudah siap dengan pancingannya memasang umpan dan melempar. Bass terus melihat pelampung pada pancingannya.
"Jangan terlalu serius Bass"
"Ssttt Pao jangan berisik nanti ikannya pergi" pria itu menggeleng melihat tingkah polos anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GodBas] My Detective ✔
ActionBerawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu, harus hadir yang namanya cinta. Berhentilah sebelum terlambat Kehilangan seseorang yang kau cintai...