Hai hai nhwa back nih.. Tapi cuman up ini doang hehehe maaf ya, udah nunggu lama tapi hasilnya ga memuaskan.
Sebenernya belum selesai sih uasnya tapi kangen kalian para readersku hehehe..
Udah ah kebanyakan ngomong, happy reading guys 😘😘
.
.
5 tahun kemudian, seorang pemuda mungil sedang menyiapkan dirinya untuk segera bebas dari jeruji besi yang telah mengurungnya selama 5 tahun terakhir ini. Pria itu membereskan barang bawaannya yang lumayan banyak. Paling banyak adalah surat-surat, ya siapa lagi kalau bukan surat dari kekasihnya, God. God selain datang setiap hari, ia juga tidak lupa memberikan surat cinta untuk kekasihnya itu. Dia bilang sih untuk menemani Bass saat dia tak ada, sungguh berlebihan sekali.
"Detektif Bas silahkan anda sudah bebas sekarang" Bass menoleh kepada salah satu opsir kepolisian yang sedang membukakan pintu jeruji besi yang selama ini tertutup. Bass tersenyum kecil sembari mengangguk, Bass mengedarkan pandangannya sekali lagi, mengingat-ngingat tempat ini, mungkin ia akan merindukannya suatu hari nanti. Bass melangkah mengikuti opsir polisi yang bernama Singto itu, Bass hanya diantar sampai depan gerbang kantor polisi, setelah mengucapkan selamat tinggal Bass mulai berbalik. Merentangkan kedua tangannya, menutup mata dan menghirup udara bebas sebanyak-banyaknya.
"Hhh~" senyum yang sempat disematkan dibibir kecil Bass seketika luntur saat ia merasakan seseorang memeluk pinggangnya. Bass membuka mata dan merasakan hembusan nafas seseorang berada dipundaknya. Bass tidak perlu menoleh karena ia sudah bisa menebak dari aroma parfumnya saja.
"Phi..."
"Aku merindukanmu Bass" Pria yang dipanggil phi itu masih memeluk pinggang Bass bahkan sampai erat, mencari kehangatan dalam pelukan itu. Bass hanya mengelus punggung tangan yang melingkar diperutnya.
"Phi kau tidak punya rasa malu?"
"Untuk apa malu? Aku merindukan kekasihku" Bass memutarkan tubuhnya menghadap kekasihnya itu.
"Sejak kapan Phi ada di sini?" Bass melihat tatapan rindu yang terpancar dari kekasihnya itu, ia tersenyum tipis melihat kekasihnya yang benar-benar nyata ada di depannya.
"Sejak pagi aku menunggu disini, dan sialnya polisi itu baru membebaskanmu jam segini, disaat matahari hampir berada di atas" Bass terkekeh mendengar keluhan kekasihnya itu.
"Jika kau tidak niat menjemputku pulanglah"
"Bu.. Bukan seperti itu sayang~" Bass menaikan sebelah alisnya seperti bertanya 'lalu?'
"Yah.. Kau tau sendiri phi tidak suka menunggu Bas"
"Ya sudah Phi pulang saja"
"Bass astaga kau tidak mengerti, phi sangat merindukanmu sampai phi rela menunggumu astaga" Bass tersenyum saat menggoda kekasihnya itu.
"Baiklah-baiklah ayo kita pergi, Bass lapar" Bass menarik lengan prianya itu untuk segera pergi makan.
Di dalam mobil mereka hanya terdiam, Bass masih setia menatap keluar. Mungkin sedang meneliti apakah ada yang berubah dari Kota Bangkok ini. God melirik Bass sekilas lalu berdehem membuat Bass menoleh kepadanya.
"Apakah pemandangan di luar lebih menarik dan lebih dirindukan daripada yang sedang menyetir ini?"
"Oww apa kau cemburu? Kau cemburu pada gedung?"
"Tidak"
"Lalu?"
"Lupakan. Tidak peka"
"Oy phi.. bas hanya bercanda" Bas tersenyum, mencolek pipi kekasihnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
[GodBas] My Detective ✔
AksiBerawal dari balas dendam menjunjung tinggi kata kata pepatah yang mengatakan 'Nyawa dibayar dengan Nyawa' siapa sangka dalam misi balas dendam itu, harus hadir yang namanya cinta. Berhentilah sebelum terlambat Kehilangan seseorang yang kau cintai...