Air mata Yoshi bercururan dibawah hujan yang deras dengan seorang mayat dipangkuannya.
"Kenapa..." Yoshi bergumam sambil mengelus wajah adiknya yang telah meninggal karena tertabrak.
Mekichi yang sedang berlari mencari tempat berteduh, tak sengaja melihat Yoshi ditengah hujan sambil menatap sesuatu.
"Dia ngapain ya? Hujan-hujan gini. " Ucap Mekichi.
"Ah lebih baik gue sapa dia. Oy lo! Apa yang terja-" Ucapan Mekichi terhenti karena dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Yoshi memangku seseorang yang berlumuran darah.
"H-Hey! Siapa itu?! Siapa yg lo pangku itu?! Dia kenapa?! " Tanya Mekichi panik.
Yoshi diam, dia tak kuat menjawab pertanyaan Mekichi.
"A-ah! Ayo kita kerumah sakit! Siapa tau dia bisa ditolong! " Mekichi pun menelpon pihak rumah sakit.
"Percuma.. " Yoshi membuka suara dan itu mengejutkan Mekichi.
"Ha? Apa? " Mekichi merasa kurang jelas mendengar ucapan Yoshi.
"Dia sudah meninggal.. " Yoshi melanjutkan ucapannya. Hal itu membuat Mekichi terdiam.
"Bodoh! " Teriak Mekichi, Yoshi membelalak kaget.
"Kenapa lo diem disini aja sih?! Kalo daritadi lo telpon rumah sakit, dia pasti masih bisa diselamatkan! " Teriak Mekichi, Yoshi terdiam.
"Sekarang apa yang lo lakuin? Bukannya bawa mayat itu kerumahnya buat dimakamkan, malah lo biarin hujan-hujanan gini. " Ucap Mekichi pelan. Dia mencoba mengangkat mayat adik Yoshi.
Yoshi menepis tangan Mekichi. Lalu memeluk mayat adiknya sambil menangis kencang.
"Jangan coba-coba pegang adik gue! " Teriak Yoshi.
Mekichi menghela nafas panjang. Dia langsung menelpon pihak kepolisian. Dengan cepat, pihak kepolisian datang dan membawa jenazah adik Yoshi.
Mekichi dan Yoshi diam cukup lama. Mereka berada diruang tunggu.
Gue harus ngomong sesuatu nih -Batin Mekichi.
"Hai! Nama gue Mekichi! Siapa nama lo?" Tanya Mekichi.
"Yoshi. " Jawabnya singkat.
"O-oo Yoshi, entah kenapa kayaknya gue kenal lo deh. " Ucap Mekichi.
Setelah itu, terjadi keheningan kembali.
"Umm Yoshi. Kalau boleh tau, apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana bisa adik lo ketabrak?" Ucap Mekichi. Dia gugup karena takut akan menyakiti perasaan Yoshi. Yoshi pun menghela nafas panjang
"Sebenarnya, tadi gue sama adik gue sedang dalam perjalanan pulang kerumah baru. Karena keteledoran gue, adik gue ketabrak. " Yoshi menundukkan kepalanya seakan dia siap untuk menangis kembali.
Tuh kan bener! Dia tetangga baru gue -Batin Mekichi.
"Seharusnya, gue gak sibuk main game online tadi! " Teriaknya.
"He-hei! Tenanglah! Gimana kalo lo gue anter pulang? " Mekichi memberi saran.
"Gue gamau pulang. " Ucap Yoshi.
"Kenapa? "
"Gue ga sanggup harus liat muka orang tua gue yang sedih. "
Mekichi tersenyum, lalu memegang pundak Yoshi.
"Tenang aja. Adek lo meninggal karena memang udah takdirnya. Bukan karena lo. " Ucapan Mekichi seperti membuat hati Yoshi sedikit tenang.
"Sekarang, ayo kita pulang. Kebetulan, rumah lo itu sebelahan sama rumah gue. Ayo. " Tanpa basa-basi, Yoshi mengangguk menyetujui.

KAMU SEDANG MEMBACA
BFF Story [COMPLETED]
Teen FictionPunya masalah yang sama. Tapi kedelapan sahabat ini saling melengkapi satu sama lain! Ikuti kisahnya. Rank : #5 - Love Scenario. [8-7-2018] Tidak punya waktu untuk revisi, jadi nikmati saja.