Yuga berjalan diantara kerumunan orang yang sibuk membaca pengumuman penerimaan siswa baru.
"Peringkat pertama Shu Yuga? Sepinter apa sih dia."
"Kalo gak salah sih, waktu di SD dia selalu peringkat pertama. Dia juga selalu menang olimpiade matematika. "
"Be-beneran?! Semoga gue gak sekelas sama dia. "
Yuga tersenyum bangga mendengar pembicaraan teman-temannya itu. Dia pun melanjutkan jalannya menuju kelas sambil membaca buku pelajarannya.
"Kelas 7-1? Kira-kira, seperti yang gue harapkan gak ya. " Gumam Yuga lalu masuk ke kelasnya.
Yuga menatap sekeliling. Sepertinya dia kecewa.
"Gue rasa, harapan gue terlalu tinggi. " Yuga lalu duduk dikursinya.
Tak lama, bel masuk pun berbunyi. Seorang guru masuk, menyapa murid dikelasnya.
"Selamat pagi, dan selamat datang disekolah baru kalian. Nama saya Hana selaku wali kelas kalian. " Guru itu memperkenalkan diri.
Dia mulai mengabsen muridnya satu persatu. Menentukan jadwal piket dan saatnya pemilihan ketua kelas dan wakilnya.
"Baiklah, ibu akan menunjuk ketua dan wakil kelas. Untuk ketuanya Shu Yuga dan wakilnya adalah Akame. Apa ada yang protes? "
Tak ada suara. Kelas terasa sunyi.
"Baiklah kalau begitu. Mulai besok kalian akan belajar. Jadi hari ini, kalian Free. Ibu pamit. " Bu Hana keluar kelas dan kelas menjadi ricuh seketika.
Akame mendatangi Yuga yang sedang asyik membaca buku pelajarannya. Dia berniat menyapa Yuga.
"Hai, mohon bantuannya ya Yuga. " Ucap Akame.
Yuga melirik sebentar kearahnya lalu melanjutkan bacaannya.
"Iya. " Jawab Yuga singkat. Akame tersenyum.
Karena urusan kelas, Yuga dan Akame sering bersama. Diam-diam, Akame menaruh perasaan pada Yuga. Dia sangat menyukai Yuga ketika sedang serius membaca dan menjawab soal dipapan tulis.
"Eh, menurut gue Yuga itu ganteng juga. Bener gak? "
"Iya juga ya kalo diperhatiin. Coba aja dia ramah dikit, pasti populer. "
Akame yang tak sengaja mendengar ucapan teman kelasnya itu langsung sedih. Ternyata bukan hanya dia yang menyukai Yuga. Tak lama Yuga masuk kedalam kelas. Semua perhatian tertuju padanya.
"Apa? " Tanya Yuga. Mereka semua kembali sibuk dengan urusan masing-masing.
"Akame, bantuin gue. Disuruh guru bawa buku ke perpustakaan. " Ucap Yuga pada Akame.
"Ah! I-iya! " Akame menyusul Yuga yang sudah berjalan lebih dulu.
*
"Yuga." Panggil Akame. Yuga hanya berdeham.
"Gue mau nanya. "
"Nanya aja. " Jawab Yuga sambil asyik menyusun buku dirak.
"Kenapa lo make kacamata. " Ucap Akame.
"Oh, jadi ini yang jadi perhatian kelas. " Yuga melepas kacamatanya.
"Eh?! Kok dilepas? Lo ganteng kok make kacamata itu! " Wajah Akame memerah setelah mengatakan kalimat itu.
Yuga memakai kembali kacamatanya. Dia tertawa. Akame merasa kalau tawaan Yuga merupakan sesuatu yang langka.
"Kacamata ini pemberian sepupu gue. Udah, kita selesain ini biar cepet istirahat. " Ucap Yuga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BFF Story [COMPLETED]
Teen FictionPunya masalah yang sama. Tapi kedelapan sahabat ini saling melengkapi satu sama lain! Ikuti kisahnya. Rank : #5 - Love Scenario. [8-7-2018] Tidak punya waktu untuk revisi, jadi nikmati saja.