The Past : Yoshioka Stella

86 14 0
                                    

Ini adalah cerita tentang Stella. Cerita ini terjadi jauh sebelum Yoshi pindah kerumah barunya.

Stella adalah anak tunggal dari keluarganya. Karena Stella anak tunggal, tak heran bila ia sangat di manja. Ayahnya merupakan kepala sekolah di SMA ternama. Stella yang selalu di manja membuat ia menjadi begitu egois sehingga teman-temannya menjauhinya dan membullynya.

"Gue gak mau dipangil Yoshi! Nama gue itu Stella! S T E L L A!" Teriakan Stella itu membuat semua temannya terkejut dan kesal.

"Dengerin Yoshi! Kalau lo masih egois kayak gitu, kami gak akan mau lagi temenan sama lo! Lagian, siapa peduli sih sama nama lo itu! "

Karena kesal, Stella menjambak rambut mereka dan pertengkaran pun tak bisa di hindari. Ruru yang merupakan ketua osis segera melerai mereka.

"Kalian ini harus jaga etika kalian!" Ucap Ruru dengan tegas.

Stella hanya diam, sedangkan mereka segera meminta maaf pada Ruru dan menatap sinis ke Stella.

"Apa lo liat-liat?!" Celetuk Stella pada mereka.

Ruru segera menatap Stella dengan tatapan tajam. Stella pun diam sembari melihat kepergian mereka.Stella berdecak kesal sepergian Ruru dari kelas.

"Arghh!! ada apa sih sama mereka semua?!" Ucap Stella frustasi.

Stella yang sangat kesal pun langsung pergi dari kelas. Pikirannya kacau,mulai dari emosi hingga sedih bercampur aduk.

Stella pun berlari di koridor.

Kenapa.. -Batin Stella.

Stella terus berlari hingga ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Hei, lo gak apa-apa?" Tanya Orang itu.

"Ya, gue ga apa-apa. Maaf, gue gak sengaja. " Stella mencoba berdiri.

"Sini, gue bantuin." Orang itu mengulurkan tangannya.

"E-eeh terimakasih.." Stella memegang tangan orang itu dan langsung berdiri.

"Nama lo siapa?" Tanya orang tadi.

"Na-nama gue Stella." Terlihat dari wajahnya yang memerah kalau Stella tengah mati-matian menahan malu.

"Stella ya. Nama yang bagus. " Pujinya.

"Na-nama lo siapa? " Stella menanya balik.

"Nama gue Yoshi. " Jawab Yoshi sambil tersenyum.

Seketika raut wajah Stella berubah menjadi dingin, pikirannya kembali kacau.

"Siapa nama lo tadi?" Stella mengulangi pertanyaanya.

"Yoshi, memang kenapa? " Tanya Yoshi bingung.

"Apa itu benar-benar nama panggilan lo?" Stella balik bertanya.

"Iya, Emang kenapa? "

Tiba tiba salah seorang teman sekelas Stella lewat.

"Hai Yoshi chan!" Teriak temannya itu.

Yoshi benar benar bingung setelah mendengarnya. Dia tidak mengerti siapa yang dimaksud 'Yoshi chan' itu.

"Stella, nama lengkap lo apa? " Tanya Yoshi.

"Yoshioka Stella." Jawab Stella dengan nada pelan. Stella masih tertunduk dengan perasaan kesal.

Yoshi diam mendengar jawaban Stella. Dia yang merasa tak terima namanya dijiplak mulai membela diri.

"Cihh! Dasar plagiat!! Nama gue itu mahal tau!" Teriak Yoshi.

"Apa! Siapa yang plagiat hah!? Dari dulu nama gue emang gitu! Dan gue lebih suka dipanggil Stella! S T E L L A!" Stella langsung pergi meninggalkan Yoshi.
Sementara Yoshi terdiam ditempat.

"Cihh! Belum selesai satu masalah, sudah ada yang baru. Kenapa nama kita bisa samaan gitu elah. " Stella bicara sendiri. Dia pun duduk dikursi taman sekolahnya.

"Padahal sangat mudah memanggil Stella. Tapi kenapa mereka masih saja memanggilku Yoshi? " Stella merasa sedih, pikirannya kacau. Dia pun mulai menangis.

"Nih, buat lo. " Seseorang menyodorkan minuman kaleng pada Stella.

Stella mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa itu.

"Ruru? " Ucap Stella. Ruru tersenyum.
Stella mengambil minuman yang diberikan Ruru dan mulai meminumnya.

"Makasih." Jawab Stella.

"Kalo lo mau, gue bisa kok manggil lo Stella. " Ucapan Ruru membuat Stella sedikit senang.

"Beneran? Makasih ya! " Stella tersenyum senang.

"Padahal kita sudah sekelas selama hampir 3 tahun. Tapi kita kurang akrab ya. " Ruru memulai pembicaraan.

"Kalo gue pernah nyakitin hati lo, gue minta maaf. " Lanjutnya.

"E-eh? Enggak kok!"

"Stella, boleh gak gue nanya? " Ucap Ruru.

"Boleh, nanya aja. " Jawab Stella sambil meminum minumannya.

"Kenapa lo gak mau dipanggil Yoshi? Padahal kan, itu juga bagus. " Ruru merasa sedikit khawatir kalau-kalau Stella merasa sakit hati.

"Sebenernya, nama Stella itu panggilan dari ibuku. Gue suka banget waktu ada orang yang manggil gue Stella. " Stella mulai bercerita.

"Ditambah lagi, tadi gue ketemu sama cowok. Namanya Yoshi! Kalau keliru bagaimana? " Lanjut Stella.

-

"Huachim! " Yoshi memegang hidungnya.

"Ada yang ngomongin gue nih. Huachim! "

-

"Ohh, gitu. Oke, nanti gue suruh temen-temen buat manggil lo Stella deh. " Ucap Ruru.

"Beneran?! " Stella kegirangan.

"Iya. "

"Wah makasih! " Stella menggenggam tangan Ruru. Ruru tersenyum.

"Sebenernya, masalah kita agak mirip ya. " Kali ini, giliran Ruru bercerita.

"Hah? Mirip gimana? Lo juga gak suka dipanggil Ruru? " Tanya Stella.

"Bukan, bukan itu. Kalo gue, karena keegoisan gue. " Ruru menundukan kepalanya.

"Dulu, waktu pemilihan anggota osis. Gue marah-marah karena gak dijadiin sekretaris osis. Karena hal itu, gue dikeluarin dari osis dan selalu dibully. " Ruru bercerita. Stella hanya menyimaknya.

"Semenjak itu, gue bertekad berubah. Dan akhirnya, gue bisa jadi ketua osis dan diterima sekarang. " Ruru tersenyum. Stella mengerti maksud Ruru. Dia terdiam.

"Oh iya! Gue ada rapat osis! Duluan ya! " Pamit Ruru pada Stella.

Stella masih diam. Dia memikirkan perkataan Ruru.

"Jadi, gue itu orang yang egois? " Ucap Stella pada diri sendiri.

"Maksud Ruru tadi, gue harus berubah gitu? " Stella menatap kaleng kosong yang ada ditangannya.

"Tapi kan, gue cuman mau dipanggil Stella? Itu bukan keegoisan dong? " Stella masih mencoba meyakinkan dirinya.

"Sampai kapanpun! Gue tetep mau dipanggil Stella! " Teriak Stella lalu kembali kekelas.

***TBC***

Thanks buat Shiro dan Naru.

Gantung? Inipun ngebut bikinnya.

DI VOTE!




BFF Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang