"Jadi, kita ngapain? " Tanya Yuga saat sampai dirumah Ryuu.
"Gue mau minta bantuan lo. " Ryuu sibuk mencari sesuatu.
"Bantuan apa? " Tanya Yuga.
"Gue mau, lo bantuin gue selidikin Naru. " Ryuu memberikan lup pada Yuga.
"Ngapain kita selidikin dia? " Yuga masih belum mengerti.
"Lo gak heran apa? Naru itu kayak tau sesuatu yang belum terjadi, makanya gue mau selidikin. " Ryuu menjelaskan sambil memakai pakaiannya.
"Enggak sih. Lo kenapa make kostum Sherlock? "
"Kebawa suasana. " Jawab Ryuu. Yuga hanya menunjukan wajah datarnya.
Shiro tiba-tiba masuk sambil membawa minuman.
"Ini Yuga. " Shiro memberikan segelas air pada Yuga.
"Makasih. " Yuga menatap Shiro. Shiro terlihat cantik dan imut memakai pakaian itu. Itulah yang ada dipikiran Yuga.
"Ekhem. " Ryuu berdeham, Yuga pun tersadar dari lamunannya.
"Ryuu! Kenapa berantakan gini sih! " Shiro kesal melihat kamar Ryuu yang berantakan.
"Iya-iya nanti gue beresin! " Ucap Ryuu. Shiro pun tersenyum lalu keluar kamar Ryuu.
"Lo suka adek gue ya? " Pertanyaan Ryuu membuat Yuga yang sedang minum pun tersedak.
"Apa-apaan! E-enggak kok! " Wajah Yuga terlihat memerah.
"Kalo bukan suka apalagi? " Ryuu menghela nafasnya.
"Sejak kapan lo suka dia? " Ryuu berbisik agar tidak terdengar diluar.
"Apaan sih pertanyaan lo. Gue pulang nih. " Yuga mendorong wajah Ryuu.
"Jangan! Iya deh gue minta maaf. Ayo, kita selidiki Naru. " Ucap Ryuu. Mereka berdua pun keluar dan menuju rumah Naru.
**
"Kenapa harus disini sih? " Tanya Yuga. Dia capek harus bersembunyi di semak-semak demi menuruti keinginan Ryuu. Yuga pun berdiri hendak pergi. Tapi, kerah jaketnya ditarik oleh Ryuu dan dia terjatuh disebelah Ryuu."Kita itu harus bertanya dulu pada orang tuanya. Jadi, kita tunggu dulu Naru keluar. " Ucap Ryuu.
Mereka melihat Stella datang dan mengetuk pintu rumah Naru.
"Mereka mau jalan tuh. " Ucap Yuga.
"Gue tau elah. " Ryuu masih mengintip.
Setelah bercakap-cakap, Naru kembali kedalam rumahnya dan keluar sambil membawa tas. Naru dan Stella pun pergi. Setelah dirasa jauh, Ryuu dan Yuga pun berdiri.
"Ayo kita masuk, dan tanyakan orang tuanya. " Ryuu mengendap-endap masuk kedalam rumah Naru.
"Udah kayak mau maling tau gak. " Ucap Yuga sambil menepuk jidatnya.
Ryuu membunyikan bel rumah Naru. Keluarlah seorang wanita yang tidak lain adalah ibu Naru.
"Maaf bu mengganggu siang-siang. Ada yang ingin kami tanyakan. " Ucap Ryuu sopan pada ibu Naru.
"Tentang apa? " Ibu Naru menahan tawa melihat kostum yang dipakai Ryuu.
"Dia mau nanya soal Naru." Jawab Yuga tanpa dosa. Ryuu pun menyumpal mulut Yuga dengan Lup.
"Kalo gitu, masuk dulu. " Ibu Naru mempersilakan mereka masuk.
Setelah duduk di sofa, Ryuu memulai sesi tanya jawabnya.
"Itu bu, apa Naru punya kelebihan? " Tanya Ryuu.
"Kelebihan apa? " Ibu Naru balik bertanya.
"Seperti tau sesuatu yang belum terjadi gitu. " Jelas Ryuu.
"Oh itu, ya Naru punya. " Jawaban Ibu Naru membuat Ryuu ternganga tidak percaya.
"Jadi, dia beneran punya kemampuan gitu? Yuga! Gue bener kan!" Ucap Ryuu pada Yuga. Yuga hanya diam. Dia masih sayang dengan mulutnya. Tidak tau apa yang akan disumpal lagi oleh Ryuu pada mulutnya.
"Permisi tante, saya numpang toiletnya ya. " Izin Yuga. Ibu Naru pun memberitahukan letak toiletnya.
"Untung saja kalian bertanya saat Naru tidak ada dirumah. Dia paling kesal saat ditanya tentang kemampuannya itu. " Ucap Ibu Naru.
"Bertanya tentang kemampuanku? " Ucap Naru. Ryuu merasa merinding. Dia beranikan diri menatap Naru.
Mampus -Batin Ibu Naru.
"Gue benci sama lo Ryuu! " Ucap Naru kemudian berlari keluar. Ryuu pun berlari mengejar Naru.
Yuga yang baru saja keluar dari toilet pun bertanya.
"Ada apa ya tante? "
"Itu, adegan drama india kesukaan tante baru aja mulai. " Jawab Ibu Naru sambil tersenyum. Yuga hanya diam kebingungan.
"Naru! " Ryuu menarik tangan Naru. Naru pun menoleh kearah Ryuu.
"Gue benci sama lo! Gue benci sama orang yang pengen tau urusan gue! " Teriak Naru.
"Maaf, gue minta maaf. " Berapa kali pun Ryuu meminta maaf, Naru sulit untuk memaafkannya.
"Jangan bicara lagi sama gue! " Naru melepas genggaman tangan Ryuu dan berlari pergi.
**
Berhari-hari, Ryuu dan Naru saling diam. Setiap kali Ryuu mencoba bicara pada Naru, Naru selalu menghindar. Hal itu membuat Ryuu frustasi."Ah! Pusing gini gue gini terus! " Ucap Ryuu sambil menggebrak meja.
"Untung gue ke toilet. " Ucap Yuga.
"Lagian sih, Kakak pake acara ngepoin orang. " Shiro menimpali.
"Minta maaf gih. " Ujar Steven.
"Pake ini. " Yoshi menyodorkan sebuah cokelat kemudian pergi bersama Kinara.
"Mentang-mentang punya gebetan. Pacaran aja belom." Cibir Mekichi yang merasa kesepian.
"Sabar. " Stella mengelus pundak Mekichi.
Ryuu pun mengambil coklat yang diberi Yoshi dan pergi mencari Naru.
Dia melihat Naru sedang duduk dikursi dekat lapangan. Perlahan, Ryuu mendekati Naru dari belakang. Naru sedang menulis sesuatu. Ryuu tidak sengaja melihatnya.
'Yuga' itulah tulisan yang Ryuu lihat. Sesaat, Ryuu merasakan dadanya sesak melihat nama Yuga yang ditulis oleh Naru. Ryuu pun memanggil nama Naru. Naru pun refleks menutup bukunya dan hendak pergi. Tangannya ditahan oleh Ryuu.
"Sampe kapan lo mau ngehindar. " Ucapan Ryuu terdengar serius.
"Gue udah minta maaf. Kenapa susah banget maafin gue. Apa kesalahan gue itu besar dimata lo? " Tanya Ryuu, Naru tidak menjawab.
"Terserah lo deh. Ini buat lo. " Ryuu menaruh coklat tadi ditangan Naru kemudian pergi.
"Ryuu. " Ucapan Naru membuat langkah Ryuu terhenti.
"Gue cuman kesel aja. Gak gitu juga kalo mau tau tentang gue. Lain kali, kalo mau tau tentang gue bilang aja sama gue. Gue bakalan kasih tau. " Ucap Naru. Ryuu membalikkan badannya.
"Makasih ya coklatnya! " Naru tersenyum. Entah kenapa, Ryuu merasa senang. Hanya melihat senyuman Naru dia merasa begitu gembira.
"Iya. " Ryuu balas senyum.
Mungkin inilah yang disebut 'Bahagia jika melihat orang lain bahagia.'
Ryuu sudah yakin akan perasaanya. Dia memang menyukai Naru, tapi tidak memaksa Naru untuk menjadi miliknya. Bagi Ryuu, Naru bahagia saja sudah cukup membuat dia senang.
***TBC***
DI VOTE!

KAMU SEDANG MEMBACA
BFF Story [COMPLETED]
Teen FictionPunya masalah yang sama. Tapi kedelapan sahabat ini saling melengkapi satu sama lain! Ikuti kisahnya. Rank : #5 - Love Scenario. [8-7-2018] Tidak punya waktu untuk revisi, jadi nikmati saja.