Libur semester pun tiba. Namun, bagi yang mengikuti kelas tambahan harus tetap tinggal untuk memperbaiki nilai mereka. Mekichi mengeluh karena ia harus tinggal untuk memperbaiki nilainnya di beberapa pelajaran.
"Arghh!! Enak lu pada ya, libur sedangkan gue harus belajar buat perbaikan." Gerutu Mekichi dengan raut wajah yang di tekuk.
"Hahaha..sabar ma bro! Nasib lu." Ejek Yoshi yang lansung mendapat jitakan dari Shiro.
"Yoshi! Jangan gitu, kasihan Mekichi!" Bela Shiro.
Yuga yang memperhatikan itu hanya diam dengan tatapan sendunya meski hanya sekilas. Ryu yang menyadari perubahan Yuga mulai curiga.
"Yuga, lo kenapa? kok mu-" ucapan Ryu terpotong dengan tatapan sinis dari Yuga.
Naru dan yang lainnya pun menoleh pada Yuga dengan tatapan heran,Yuga yang dalam keadaan memanas lansung pergi keluar dari kelas.
"Yuga.." gumam Naru.
Yuga duduk di halaman belakang sekolah dengan tatapan kosong.
"Gue kenapa?!" bentak Yuga pada dirinya sendiri.
Ia menengadah kepalanya menatap langit senja. Yuga termenung menatap lurus dengan tatapan kosongnya tanpa sadar seseorang menempelkan kaleng dingin di pipinya.
"Ada yang patah hati nih." Goda Stella.
"Berisik lo." Ketus Yuga.
Stella pun duduk di sebelah Yuga sembari mengelus kepala Yuga. Yuga hanya terdiam membisu mendapat elusan dari Stella.
"Balik yuk, mereka nyariin lo." Sahut Stella.
Yuga hanya mendesah pasrah lalu ia mengikuti Stella dari belakang. Naru yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka hanya meremas secarik kertas yang ia pegang.
"Gue kenapa? gue gak mau liat itu." Gumam Naru dengan nada bergetar.
Shiro dan Ryu memutuskan mencari Yuga, Stella, dan Naru. Sebelum mereka beranjak dari kelas, munculah Yuga dan Stella hanya mereka berdua.
"Naru mana?" tanya Ryu khawatir.
Yuga hanya mengernyitkan keningnya lalu menggeleng. Ryu lari keluar kelas mencari Naru. Di lain tempat, Naru sedang membuat kisi-kisi untuk Mekichi.
"Semoga..emang soal ini yang bakal di keluarin ama tu guru." Gumam Naru.
Selang beberapa menit, Naru pun beranjak dari tempatnya. Saat di ambang pintu, Naru bertabrakan dengan seseorang.
"Ouh.." Rintih Naru saat ia merasa kakinya nyeri.
Naru menengadah kepalanya untuk melihat yang menabraknya dan ternyata itu Ryu.
"Ry-" Ucapan Naru terpotong karena Ryu lansung membopongnya.
"Ryuuuuu!! ngapain lo gendong gue!! turunin! malu tau!!" Sahut Naru dengan sedikit berteriak, Ryu hanya cuek dan membawa Naru ke UKS.
"Ngapain kita ke UKS?" Tanya Naru yang mendapat tatapan tajam dari Ryu. Naru hanya mengangguk paham lalu diam.
Ryu mengambil minyak urut di kotak P3K. Naru hanya memperhatikan sesakma, Ryu meluruskan kaki Naru lalu mulai mengurutnya.
"Ugh.." Keluh Naru menahan sakitnya.
"Tahan, lo keseleo." Ujar Ryu.
Selesai mengurut kaki Naru, Ryu menyuruh Naru menggerakan kakinya. Naru pun menggerakan kakinya yang sudah tidak sakit.
"Eh? Makasih." Ucap Naru tersenyum.
"Ya." Ucap Ryu singkat dengan rona merah di pipinya.
Ryu dan Naru kembali ke kelas. Sesampainya di sana, Naru memberi lembaran kertas kisi-kisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BFF Story [COMPLETED]
Roman pour AdolescentsPunya masalah yang sama. Tapi kedelapan sahabat ini saling melengkapi satu sama lain! Ikuti kisahnya. Rank : #5 - Love Scenario. [8-7-2018] Tidak punya waktu untuk revisi, jadi nikmati saja.