Yoshi membuka matanya. Ia menatap lurus langit-langit kamar. Yoshi pun duduk dan menatap sekeliling. Kemudian berdiri dan menuju kamar mandi.
Setelah mandi, Yoshi pun turun kebawah dan makan bersama Ayah dan Ibunya.
"Yoshi, kamu jaga rumah ya. Ayah sama Ibu kamu mau pergi ke luar negeri buat pekerjaan sore ini. Pulangnya, Ayah bawain oleh-oleh nanti. " Ucap Ayah Yoshi sambil tersenyum.
"Iya Ayah. " Yoshi membalas dengan senyuman.
Tatapan Yoshi beralih pada Ibunya yang sibuk membuat bekal dan pergi ke kamar almh. Adiknya.
"Kapan Ibu bisa sadar Yah? " Tanya Yoshi.
"Entahlah. Biarkan saja Yoshi, biar Ibumu bahagia. " Ayah Yoshi melanjutkan sesi makannya. Yoshi pun ikut makan.
"Aku berangkat. " Pamit Yoshi setelah makan. Dia menuju pintu.
Saat membuka pintu, sudah ada Mekichi yang menunggunya.
"Ayo jalan. " Ajak Yoshi.
"Siap bosku! " Jawab Mekichi dan berjalan layaknya pasukan pengibar bendera.
Mekichi selalu melihat Yoshi. Memang, setiap hari Yoshi selalu terlihat lesu. Tapi, tingkat lesunya ini sudah tingkat tertinggi.
"Ditinggal ortu? " Tanya Mekichi seolah ia paham. Sedangkan Yoshi hanya berdeham.
"Kita main game yok pulang nanti! Gue ada game baru! " Ajak Mekichi. Yoshi menggeleng, tanda ia menolak.
"Baiklah.. " Mekichi mengerucutkan bibirnya.
**
"Yo Yoshi. " Sapa Ryuu saat Mekichi dan Yoshi sampai dikelas."Yo. " Jawab Yoshi singkat.
"Dia kenapa? " Tanya Ryuu pada Mekichi.
"Dia selalu begini saat orang tuanya pergi." Jawab Mekichi.
Naru menatap Yoshi. Dia sedikit sedih. Tak sengaja, dia meneteskan air matanya.
"Eh? Naru kenapa nangis?" Tanya Shiro. Naru segera menghapus air matanya.
"Ha-hah? Enggak kok. " Jawab Naru.
Naru kembali menatap Yoshi.
Sudah terlambat. -Batinnya.
Bel masuk kemudian berbunyi. Guru dan murid melanjutkan sesi belajarnya. Murid-murid menyimak penjelasan guru dan guru menjelaskan dengan detail pelajarannya.
"Kasian Yoshi, gimana kalo kita hibur? " Tanya Steven pada Yuga.
"Hibur aja. " Jawab Yuga sambil mencatat penjelasan guru.
Gue lupa ngomong sama siapa. -Batin Steven. Dia tersenyum paksa melihat Yuga.
"Apa? " Tanya Yuga yang merasa diperhatikan.
"E-eh! Bu-bukan apa-apa! " Ucap Steven. Yuga kembali mencatat.
Steven menepuk pundak Ryuu. Dia berbisik sesuatu.
"Kita hibur Yoshi. Gimana? " Bisik Steven. Ryuu pun mengangguk, tanda dia setuju.
"Steven, coba kamu jelaskan apa yang saya terangkan tadi. " Perintah Bu Maryam. Steven pun terdiam kaku.
"Apa yang kamu lakukan? Cepat. " Steven pun berdiri.
"Maaf bu. " Ucap Steven. Bu Maryam menghela nafasnya.
"Silakan kamu berdiri diluar. " Perintah Bu Maryam. Steven pun menurutinya.
Kini dia berada diluar kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
BFF Story [COMPLETED]
Teen FictionPunya masalah yang sama. Tapi kedelapan sahabat ini saling melengkapi satu sama lain! Ikuti kisahnya. Rank : #5 - Love Scenario. [8-7-2018] Tidak punya waktu untuk revisi, jadi nikmati saja.