"kamu mau berangkat kapan?"pertanyaan yang dilontarkan oleh Minhyun itu membuat Hira yang tengah mencuci piring bekas sarapan tadi menghentikan aktivitasnya.
"Habis aku selesaiin ini, terus mau mandi dulu"jawab Hira.
Minhyun hanya menganggukkan kepalanya, "nanti aku sama Varo nunggu di butik kamu aja ya?"
Hira menoleh menatap Minhyun dengan alis terangkat satu, "mau ngapain?"tanya Hira bingung.
"Mau makan siang diluar bareng sama kamu"jawab Minhyun enteng.
Hira menghela nafas, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. Toh akhirnya percuma jika ia menolak, Minhyun akan tetap memaksa.
Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan urusan mencuci piringnya, setelah mengelap kedua tangannya. Hira langsung mengambil alih Varo, menggendongnya untuk dibawa kedalam kamar. Varo harus ia mandikan terlebih dahulu, sebelum Hira yang mandi. Sementara Minhyun sudah mandi saat Hira membuat sarapan tadi.
Butuh waktu empat puluh lima menit untuk Hira mandi, dan juga memandikan Varo. Setelah memakaikan Varo celana pendek selutut, dan kaos berwarna hitam dilapisi dengan jaket. Giliran Hira yang mempersiapkan diri. Memakai dress selutut, yang dibalut dengan cardigan, dan mengerai rambutnya.
"Ayo, ayah udah nungguin"seru Hira sambil menggandeng tangan Varo.
Minhyun yang duduk di sofa ruang keluarga langsung tertawa saat tubuh Varo yang tiba-tiba meloncat kearahnya.
"Anak ayah udah mandi?"tanya Minhyun.
Varo menganggukkan kepalanya, "Udah!!"
"Mas, ayo buruan. Nanti telat"perkataan Hira itu lantas membuat Minhyun langsung beranjak sambil menggendong tubuh kecil Varo. Mendekat kearah Hira yang tengah menenteng sepatu milik Varo.
"Buruan"seru Hira lagi.
Minhyu hanya menganggukkan kepalanya, dengan gerakan cepat Minhyun langsung berjalan kearah mobilnya yang sudah ia siapkan. Setelah mendudukkan Varo dikursi bagian tengah, Minhyun langsung masuk ke bagian kemudi. Menunggu Hira yang tengah berbincang dengan mbak Juwi—baby sister Varo—.
Tak lama Hira masuk kedalam mobil, memilih untuk duduk di samping Minhyun.
"Tadi ngapain kok lama banget?"tanya Minhyun, Hira yang tengah memasang seatbelt-nya langsung menatap kearah Minhyun.
"Aku suruh mbak Juwi buat beresin rumah, habis itu pulang. Kamu libur berapa hari?"ujar Hira.
Minhyun menganggukkan kepalanya, menghidupkan mesin mobilnya. "Cuman 2 hari, besok udah balik ke kantor"jawab Minhyun sebelum menjalankan mobil berwarna hitam miliknya.
—
Hira menutup laptopnya, setelah memeriksa laporan keuangan serta stock barang yang sudah habis. Hira memutuskan untuk langsung pergi ke ruangannya. Memang sedari tadi Hira berada dibawah, lebih tepatnya berada dikasir. Ikut mengecek beberapa barang, serta pengeluaran bulanan. Dengan gerakan pelan Hira membuka pintu ruangannya, ia tersenyum saat melihat Varo yang tengah diam sambil memainkan ponsel miliknya. Anaknya itu jika sudah berada didepan benda persegi panjang itu pasti akan tenang."Ayah mana dek?"tanya Hira.
Varo menoleh sekilas, kemudian menunjuk bagian sofa yang sengaja Hira pasang diruangannya. "Ayah bobok"jawabnya.
Sontak Hira langsung melirik kearah sofa yang sengaja ia letakan diruangannya. Menatap wajah Minhyun yang tengah tertidur dengan pulas, dengan posisi tidur terduduk. Dengan perlahan, Hira mendekat kearah Minhyun. Duduk disamping Minhyun, seraya menggoyangkan bahu Minhyun.
"Yah, bangun"seru Hira sambil terus menggoyangkan bahu Minhyun.
Sebenarnya Hira biasa memanggilnya Minhyun dengan sebutan mas, tapi jika ada Varo ditengah-tengah mereka, Hira terpaksa memanggil Minhyun dengan ayah, dan Minhyun akan memanggilnya dengan sebutan bunda.
Minhyun menggeliat pelan, kemudian ia menerjapkan matanya berkali-kali berusaha menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya yang ada diruangan tersebut.
"Yah, ayo bangun. Udah mau jam makan siang ini"ucap Hira sambil menggoyangkan bahu Minhyun.
Minhyun menoleh, kemudian ia melirik kearah Varo yang masih menundukkan kepalanya. Dan sesegera mengecup bibir Hira secepat kilat.
"Aku cuci muka dulu, kamu sama Varo tunggu dibawah"ujar Minhyun sebelum beranjak untuk turun kebawah.
Minhyun dan Hira berjalan beriringan dengan Varo yang berada didalam gendongan Minhyun. Setelah membayar tagihan motor milik Hyunjin, Minhyun langsung memutuskan untuk makan disalah satu foodcourt yang cukup terkenal.
Tiba-tiba Varo merontak, meminta untuk diturunkan. Membuat Minhyun menghentikan langkahnya, dan menurunkan Varo.
"Jangan lari-lari" ingat Hira yang tidak dihiraukan oleh Varo.
Namun baru beberapa langkah, Varo sudah terjatuh. Membuat Hira, maupun Minhyun bergegas untuk menghampiri Varo.
"Tuhkan! Bunda bilang juga apa"ucap Hira kesal sambil mengangkat tubuh Varo.
Sementara Varo mencebikkan bibirnya, menatap Minhyun dengan tatapan memelasnya. Membuat Minhyun yang tak tahan langsung terkekeh, kembali mengambil alih Varo dari gendongan Hira.
"Ayah!"seruan itu sontak membuat Minhyun maupun Hira menoleh.
Didepan mereka sudah ada Eunbi yang langsung memeluk tubuh Minhyun. Sementara pria dibelakang Eunbi yang tak lain adalah Moobin mencium punggung tangan Hira.
"Ayah kenapa gak pulang kerumah?"tanya Eunbi dengan kesal setelah melepaskan pelukannya.
Minhyun tersenyum kecil, tangannya bergerak untuk mengusap rambut Eunbi pelan.
"Besok malam ayah kerumah"jawab Minhyun.
"Mama kangen sama ayah, ayah kenapa sih selalu ngabisin waktu sama tante Hira terus!? Adek sama kakak terus tanya soal ayah, kalo kaya gini caranya. Aku ngerasa ayah gak adil"
Hira terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Eunbi.
"Eunbi"tegur Minhyun.
Eunbi mendengus, "Netap dirumah istri muda aja. Sampai ayah gak mau tau kabar anak-anaknya yang lain gimana. Bahkan mama sakit aja ayah masih milih buat dirumah tante Hira"
"Aku kesel ayah gini terus. Bisa gak sih ayah adil, jangan mentang-mentang tante Hira punya Varo jadi ayah ngabisin waktu buat Varo. Ada adek juga yang masih butuh ayah"
"Eun—"
"Mas, aku ketoilet dulu"
----
TbcApa yang kalian tangkep dari 3 part ff ini? Apa ini sama kaya yg pernah kalian baca? Dan tanggapan kalian soal Hira itu sama gak kaya Hana di cerita ku ??
KAMU SEDANG MEMBACA
him not mine; Hwang Minhyun✓
FanfictionImagine story off Hwang Minhyun x OC. story by; Kairzel