11

5.1K 803 55
                                    

Minhyun menghembuskan nafasnya untuk kesekian kalinya, diliriknya Hira yang tengah tertidur dengan wajah damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minhyun menghembuskan nafasnya untuk kesekian kalinya, diliriknya Hira yang tengah tertidur dengan wajah damai. Tangan Minhyun terulur tanpa sadar untuk mengusap surai hitam milik Hira, kemudian turun kearah wajah istrinya tersebut sampai akhirnya berhenti tepat dipipi kanan Hira. Mengusapnya pelan, hingga keujung bibir Hira yang terdapat bekas luka. Dengan hati-hati Minhyun terus melakukan hal tersebut.

Berharap semoga bekas tamparannya tempo hari hilang dari wajah pipi istrinya itu.

Ya, sebuah tamparan yang tanpa sengaja mengenai wajah cantik istrinya tersebut. Sebut saja Minhyun bajingan, tapi memang kenyataannya seperti itu. Seperti apapun Hira meminta untuk pisah, maka sekeras apapun juga Minhyun menolak.

Bajingan? Bahkan tanpa perlu kalian ucap, Minhyun sudah menyadari betapa bajingannya dirinya sendiri. Namun mau bagaimanapun Hira adalah miliknya. Dan Minhyun tidak akan melepaskan Hira begitu saja. Karena Minhyun tidak akan pernah melepaskan sesuatu yang memang sedari dulu sudah menjadi miliknya.

Minhyun sedikit menundukkan wajahnya, mengecup pipi Hira, tepat dimana bekas tamparan tangannya berada. Berharap kecupan kecil darinya bisa menyembuhkan luka dihati Hira, istrinya.

"Aku minta maaf"lirih Minhyun setelah ia menjauhkan kembali wajahnya dari pipi Hira.

Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya terketuk, membuat Minhyun dengan perlahan beranjak turun dari ranjang. Tak lupa ia mengambil kaos miliknya yang terjatuh kelantai, segera memakainya. Kemudian ia melirik kearah Hira yang masiy tertidur, dengan pelan Minhyun menarik selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya itu.

"Bunda! Ada kak Chan sama kakek dibawah" ucap seseorang dari luar pintu kamar Minhyun.

"Aku pergi dulu sebentar"pamit Minhyun sebelum berjalan pelan menuju pintu kamar.

Dengan pelan Minhyun membuka pintu berwarna putih tersebut, menatap sosok Jisung yang Minhyun tahu sebagai sahabat dari anaknya itu dengan pandangan bingung.

"Ada apa?"tanya Minhyun langsung.

Jisung tersenyum kaku. Sedikit kaget karena yang membuka pintu kamar Hira adalah Minhyun.

"Dibawah ada kakeknya Hyunjin om, sama kak Chan"jawab Jisung pelan.

Minhyun menganggukkan kepalanya, "Iya, nanti saya kesana. Terimakasih ya"balas Minhyun yang segera diangguki oleh Jisung.

Setelah melihat sosok Jisung yang sudah berjalan menjauh dari kamarnya, Minhyun segera kembali masuk kedalam kamarnya setelah menutup pintu berwarna putih itu. Ia melihat sosok Hira sekali lagi, perasaannya mengatakan bahwa ada hal yang tak beres dari maksud kedatangan ayah mertuanya itu. Dan hal itu benar-benar membuat Minhyun merasa cemas, takut bila ia akan kehilangan miliknya. 

Bahkan dalam mimpinya Minhyun tidak pernah memikirkan hal tersebut.


Sebuah pelukan hangat Minhyun dapatkan takkala pria berumur sekitar 60 tahun itu memeluk tubuhnya, Minhyun tersenyum kecil.

him not mine; Hwang Minhyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang