Bonus karena sudah 100k pembaca, maaf banget gak bisa ngasih ending yang bagus sesuatu harapan kalian tapi menurut aku semoga bonus part ini bisa mengobati kekesalan kalian.
—
Selain perpisahan, manusia paling susah untuk merelakan, memaafkan, dan mencoba untuk melupakan. Kenangan menyakitkan seolah tertanam, layaknya bom waktu yang bisa meledak tanpa bisa dicegah.Minhyun sudah belajar untuk merelakan, ikhlas tidak ikhlas sebenarnya. Bagaimanapun ia bersama dengan Hira sudah lebih dari 18 tahun, dan perpisahan yang terjadi membuat dirinya juga terluka.
Bukan hanya Hira yang menangis saat menandatangi surat perceraian keduanya, bahkan Minhyun setelah kepergian Hira layaknya orang linglung yang bingung harus berbuat apa.Selama ini Minhyun terlalu bertopang kepada Hira, dan juga Bona. Kepergian Hira membuat Minhyun pincang, namun tidak sampai rubuh.
Sudah 6 tahun berlalu, Minhyun sudah bisa menerima. Hira bukan miliknya lagi, Hira bukanlah rumah untuknya singgah lagi. Minhyun sudah tidak bisa memiliki Hira, keduanya sudah usai.
Bahkan saat mendengar kabar pernikahan Hira, Minhyun menangis. Bukan karena sedih, melainkan haru karena Hira sudah bisa melupannya, dan mendapatkan pengganti dirinya yang mungkin lebih baik dari Minhyun.
Kabar terakhir yang Minhyun dengar dari Hyunjin, Hira melahirkan jagoan kecil yang diberi nama Zevran. Tidak papa, Minhyun sudah rela. Lagipula masih lebih tampan dirinya daripada suami Hira.
Hari ini, acara sakral akan berlangsung disalah satu gereja yang sudah diubah sedemikian rupa oleh WO yang dipilih oleh Bona. Minhyun akan mengantarkan anaknya menuju altar, melepaskan Eunbi yang sudah mau dipinang oleh kekasih nya.
Minhyun bersyukur, Eunbi tidak mengalami apa yang Hira rasakan. Jangan sampai itu terjadi, dan semoga saja tidak ada satupun dari anak laki-lakinya yang mewarisi sifat bajingan Minhyun.
"Yah, ayo. Sudah mau dimulai acaranya"suara Bona membuat Minhyun tersadar dari lamunannya.
Minhyun berdeham, kemudian ia berjalan menghampiri kearah Eunbi yang sudah cantik dibalik gaun pernikahannya.
"Cantik banget anak ayah"puji Minhyun dengan mata berkaca-kaca.
Rasa bersalah kembali menghampirinya, membuat Minhyun untuk kesekian kalinya mengutuk hidupnya yang brengsek.
Seolah menyadari apa yang tengah Minhyun pikirkan, Eunbi langsung memeluk tubuh Minhyun.
"Udah ih ayah jangan nangis, nanti aku ikutan nangis. Capek tau di make up!!"ujar Eunbi sewot.
Minhyun terkekeh, melepaskan pelukan, menatap Eunbi yang ternyata sudah berkaca-kaca, Minhyun kembali memeluk Eunbi. Menggumamkan kalimat maaf kepada anak gadisnya.
"Maaf ayah gak bisa jadi sosok yang baik untuk kamu, maafin ayah"gumam Minhyun yang membuat Eunbi membalas pelukan Minhyun erat.
Mungkin sekarang sudah waktunya Minhyun merelakan. Melepaskan sesuatu yang sedari dulu tidak bisa ia miliki.
🍊🍊🍊
Suasana gedung resepsi pernikahan Eunbi terlihat ramai, lantunan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi top Indonesia menemani suasana suka cita malam ini. Minhyun memperhatikan anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa, Jinyoung yang memeluk pinggang kekasihnya secara posesif. Seonho yang berkumpul dengan teman-temannya yang datang karena merupakan anak dari kolega bisnis Minhyun.
"Ayah!" Minhyun menoleh, menatap kearah pintu utama gedung.
Matanya berkaca-kaca, menatap sosok jagoannya kecilnya yang sudah berubah menjadi lebih tampan. 6 tahun tidak bertemu membuat Minhyun dapat melihat perbedaan dari Vano.
Minhyun sedikit berjongkok, menyambut Vano kedalam pelukannya. Air mata Minhyun kembali tumpah, tidak memperdulikan tatapan dari tamu undangan yang mungkin bingung dengan apa yang tengah terjadi.
Suasana berubah menjadi haru, bahkan Bona sudah menangis. Eunbi yang melihat kejadian itu juga tak lupa ikut menangis, rasanya ia juga berdosa karena sudah memaksa Minhyun untuk melepaskan kebahagiannya. Tapi disatu sisi Eunbi tidak terima jika Bona harus menjadi pihak yang dirugikan.
"Miss you so bad, dad"bisik Vano yang membuat tangis Minhyun semakin menjadi.
Minhyun memeluk tubuh putranya dengan erat, tidak lupa mengecup kepala Vano penuh kasih sayang.
"Ayah lebih kangen sama Vano"balas Minhyun.
Minhyun melepaskan pelukannya, menatap Vano yang sudah semakin besar. Bukan balita berumur 4 tahun, melainkan sudah hampir 11 tahun. Minhyun banyak melewatkan pertumbuhan Vano.
"Don't cry"ujar Vano sambil menghapus air mata Minhyun, membuat Minhyun tak tahan untuk kembali memeluk tubuh mungil Vano.
Kemudian Minhyun bisa merakan pelukan dari belakang, Minhyun menoleh. Menatap sosok Hyunjin yang sudah dewasa, membuat tangis Minhyun kembali terdengar.
Sementara disudut ruangan, Hira hanya bisa menyaksikan kedua anaknya kembali bertemu dengan sang ayah. Sementara dirinya bersama dengan Joshua hanya menyaksikan. Keputusan untuk kembali ke Indonesia bertepatan dengan pernikahan anak pertama mantan suaminya merupakan keputusan yang tepat.
Meskipun berat, namun Hira sudah berusaha untuk memaafkan. Dan memilih untuk berdamai dengan masa lalu, benar kata Joshua. Terlalu berlarut membenci tidak akan mengubah apapun, tidak akan mengubah masa lalu menjadi lebih indah.
Pelukan dipinggangnya membuat Hira menoleh, tersenyum kearah Joshua yang menatapnya dengan wajah tampannya.
"Gak papa, ada aku"bisik Joshua yang membuat Hira menganggukkan kepalanya.
Cara lain untuk memaafkan adalah mencoba untuk mengikhlaskan, terlepas dari berat atau susahnya itu tergantung kita yang menjalankan.
Masa lalu mungkin sesuatu yang harus dilupakan, tapi bukan untuk dijadikan patokan manusia untuk membenci seseorang.
—
Happy 100k reader sayangkuuu, maaf. Sengaja Pov Minhyun gak aku bikin untuk ending/bonus part. Semoga ini dapat mengobati kangen kalian sama Minhyun dibook ini,
Seee you diceritain yg lain!!🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
him not mine; Hwang Minhyun✓
FanfictionImagine story off Hwang Minhyun x OC. story by; Kairzel