Dabel update:)
Pagi ini dengan tangan yang masih terbalut dengan perban, Hyunjin memutuskan untuk duduk dimeja makan. Seorang diri karena Bundanya masih berada didapur untuk memasak sarapan pagi. Terhitung sudah 2 Minggu Hyunjin belum berangkat ke sekolah karena tangan kanannya yang patah susah untuk dibawa bergerak.
Tak lama Hira datang dengan membawa sepiring nasi goreng ditangannya, Hyunjin tersenyum senang. Kemudian ia memilih untuk duduk disamping Hyunjin, membuat Hyunjin langsung merubah posisi duduknya untuk menghadap kearah Hira.
"Ini makan dulu, habis itu mandi"ujar Hira yang diangguki oleh Hyunjin.
Dengan perlahan Hira menyuapkan nasi goreng buatannya kepada Hyunjin. Sementara Hyunjin terus memperhatikan wajah Hira, lebih tepatnya pipi kiri Hira yang waktu itu Hyunjin lihat sempat berwarna biru. Sekarang sudah lumayan hilang bekas warna tersebut, namun sudut bibir Hira yang terlihat seperti mempunyai koreng membuat Hyunjin bertanya-tanya.
Ada apa dengan bundanya?
"Bun"
Hira mengangkat kepalanya, manatap Hyunjin dengan bingung seraya menyuapkan kembali sarapan kedalam mulut Hyunjin.
"Ada apa kak?"tanya Hira.
"Kakak dapet beasiswa"ujar Hyunjin yang membuat Hira langsung menatapnya tak percaya.
"Oh ya? Dapet dimana?"tanya Hira antusias.
Hira menyodorkan gelas yang berisikan air bening kepada Hyunjin, membantu Hyunjin untuk meminum sebelum akhirnya kembali meletakkan gelas berukuran sedang itu kembali keatas meja.
"Ya, diLA, tempatnya om Mark"jawab Hyunjin seraya menyebutkan nama sepupu Hira.
Hira menatap Hyunjin tak terpercaya, kemudian Hira langsung memeluk Hyunjin pelan dengan satu tangannya.
"Keren ih anak bunda"ujar Hira setelah melepaskan pelukannya.
Hyunjin terkekeh, kemudian ia menatap Hira dengan pandangan teduhnya. Membuat Hira terdiam.
"Kak Chan nanti mau dateng kesini sama kakek, mau bahas soal perusahaan kakek yang di LA yang bakalan Hyunjin ambil alih"ucap Hyunjin pelan.
"Hyunjin, jangan bahas ini. Kalo ayah denger ayah bisa marah"ucap Hira.
Hyunjin menggelengkan kepalanya, "Mangkanya karena sekarang ayah masih tidur Hyunjin mau bilang sama bunda Hyunjin udah susah nyari beasiswa ke LA, Hyunjin mau bawa bunda, sama dek Varo ke LA. Kita tinggal sama om Mark mah, lagi pula kita bisa ngelupain semuanya yang ada disini"ujar Hyunjin.
Hira menghela nafas, "kita gak bisa ninggalin ayah sendirian disini sayang"balas Hira dengan suara pelan.
Hyunjin kembali menggelengkan kepalanya, "Ayah gak sendirian bun, masih ada mama Bona sama anaknya yang lain"
"Buat apa sih bunda mikirin ayah, padahal belum tentu ayah mikirin bunda"
—
Hira kembali menghembuskan nafasnya secara perlahan, perkataan Hyunjin seolah melayang-layang diotaknya. Banyak spekulasi buruk yang datang kedalam pikirannya. Apakah semuanya akan segera berakhir sebentar lagi?Bahkan Hira masih belum menceritakan semuanya kepada kalian semua.
Hyunjin sendiri sudah berada dikamarnya bersama Felix, anak itu sudah datang saat Hyunjin selesai mengucapkan perkataannya. Sementara Hira memutuskan untuk mencuci bekas makan Hyunjin, maupun Felix yang memang sudah memiliki niat untuk meminta sarapan kepada Hira.
"Bun"
Hira menghela nafas, tangannya kembali bergerak untuk mencuci piring dengan gerakan cepat. Tanpa membalas panggilan tersebut, membuat seseorang yang berdiri dibelakangnya menghela nafas pelan.
"Hira"
"Sarapan udah aku siapin dimeja, cepetan dimakan. Aku mau nyiapin baju kamu buat kekantor"ucao Hira sambil meletakkan piring yang sudah dicucinya dirak samping wastafel.
Minhyun menghela nafas, memperhatikan Hira yang tengah mengeringkan tangannya.
"Hira"
"Aku mau nyiapin baju kamu dulu"ucap Hira tanpa menoleh kearah Minhyun.
Baru saja Hira hendak melangkah pergi, Minhyun terlebih dahulu menarik pergelangan tangan Hira kuat. Membuat tubuh wanita tersebut masuk kedalam dekapan Minhyun.
Hira terdiam, tangannya yang berada disamping tubuhnya tak bergerak untuk membalas ucapan Minhyun yang semakin erat. Digigitnya kuat bibir bagian bawahnya agar air matanya tidak tumpah.
"Jangan kaya gini, aku minta maaf"gumam Minhyun pelan.
Suaranya terdengar bergetar, membuat dada Hira terasa sesak tiba-tiba.
"Mas, mending kita udahan aja"ucao Hira pelan.
Minhyun menggelengkan kepalanya, ia semakin mempererat pelukannya kepada Hira. Menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher Hira.
"Aku gak mau"balas Minhyun.
Hira menggelengkan kepalanya, tanpa bisa ia tahan lagi air matanya tumpah.
"Hubungan kita udah gak sehat mas"ucap Hira dengan suara serak.
Minhyun menggelengkan kepalanya, "Aku gak mau. Aku emang salah, tapi jangan minta buat pisah. Aku gak mau"jawab Minhyun.
"Mas..."
Minhyun menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Enggak. Aku gak mau. Gak papa kamu marah lagi, tapi jangan minta pisah"potong Minhyun cepat.
Hira terdiam, membiarkan air matanya turun dengan derasnya. Dadanya benar-benar sakit kali ini.
Minhyun terlalu egois.
"Kamu gak bisa gini, kamu harus milik mba Bona. Gimanapun juga dia cinta pertama kamu"ucap Hira.
"Gimana caranya supaya aku bisa ngelepasin kamu kalo rasa cinta aku buat kamu sama kaya rasa cintaku untuk Bona?"
Keduanya kembali terdiam, larut dalam keheningan. Hira yang masih menangis, sementara Minhyun yang menangis dalam diam. Tidak bisa dipungkiri, pria itu rindu dengan sosok istrinya yang hangat. Bukan malah seperti ini.
"Jangan bilang gitu lagi"ucap Minhyun seraya melepaskan pelukannya.
Menatap Hira dengan mata yang sudah memerah.
"Because you're mine"lanjut Minhyun.
Hira menganggukkan kepalanya.
"Ya, i am yours. But, you are not mine"
----
TbcHehehehe. Sudah dobel.
KAMU SEDANG MEMBACA
him not mine; Hwang Minhyun✓
FanfictionImagine story off Hwang Minhyun x OC. story by; Kairzel