EPILOG

6.5K 761 85
                                    

—aku pernah mencoba percaya kepada takdir, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa dirimu adalah milikku. Namun nyatanya sebuah kenyataan pahit menghantamku, kamu tidak akan pernah bisa menjadi milikku karena memang sedari awal begitu. Kamu bukan milikku, dan tidak akan pernah menjadi milikku'—Him not Mine.

Aku sudah bilang dari awal, tidak ada satupun manusia yang suka dengan perpisahan. Bahkan berpisah dengan teman sebangku sewaktu masih duduk dibangku sekolah, tidak ada yang menyenangkan dari sebuah perpisahan. Seburuk apapun itu, yang namanya perpisahan akan berakhir dengan sangat menyakitkan. 5 tahun yang lalu, Hira melakukan sebuah perpisahan. Yang membuatnya merasakan sakit meskipun orang itu sudah menorehkan banyak luka dihatinya. Namun Hira tidak pernah menyesal, karena menurutnya. Orang itu sudah mengajarkan banyak hal.

Salah satunya adalah, mempertahankan seseorang yang sedari awal bukan ditakdirkan untukmu itu salah. Dan masih banyak lagi, Hira senang. Setidaknya ia sudah terbebas dari rasa sakit yang selalu menghantuinya.

Membayanginya dengan rasa bersalah yang tidak pernah berakhir, namun 5 tahun yang lalu. Semuanya berhenti, setelah Hira merasakan semuanya, kehilangan, rasa sakit. Setelah semua itu, akhirnya semua berakhir. Tidak ada lagi kehilangan yang akan menghantuinya meskipun perasaan khawatir selalu menghantuinya. Sejak 5 tahun yang lalu Hira sudah mencoba untuk menulis kisah hidupnya yang baru, diatas buku yang masih baru. 

"Bunda!! Adek ngompol!!"

Suara pekikan itu sontak membuat Hira tersentak kaget, dengan cepat Hira mengalihkan perhatiannya kearah bocah berusia 9 tahun yang bulan depan akan menginjak usia 10 tahun dengan kening yang mengernyit heran. Putranya yang 5 tahun lalu masih berusia 4 tahun lebih sekarang sudah tumbuh semakin besar, tubuhnya tinggi. Mewarisi gen dari Minhyun, dan juga wajahnya yang tampan. Dibalut dengan piyaman bergambar minion berwarna kuning itu berlarian kearahnya dengan kaki mungilnya. Menuruni anak tangga dengan langkah cepat, mencoba menghampiri Hira yang duduk diruang santai. Awalnya berniat untuk menikmati tayangan film action favoritnya, namuan kenangan 5 tahun yang lalu muncul kembali dipikirannya.

"Hati-hati!"seru Hira saat Varo yang hendak melompati 2 anak tangga sekaligus.

Varo hanya tersenyum menunjukkan gigi susunya yang sudah mulai berganti. Hira menggelengkan kepalanya, kemudian ia beranjak dari duduknya setelah mematikan televisi yang sedari tadi tidak ia tonton. Dengan langkah pelan ia berjalan menuju kearah Varo yang berdiri dianak tangga terakhir, kemudian Hira menggenggam tangan mungil Varo erat dan membawanya untuk berjalan kelantai 2 rumahnya. Udara semakin dingin, meksipun penghangat ruangan sudah dihidupkan.

"Papa emang kemana?"tanya Hira penasaran.

Varo mendengus kesal, "Papa diatas! Tapi papa gak mau ganti celana adek! Katanya mager"sahut Varo penuh kekesalan.

Hira mendengus sebal saat Varo mengucapkan kata-kata yang bahkan tidak harus diucapkan oleh bocah yang usia hampir 10 tahun itu.

"Kakak dikamar?"tanya Hira penasaran.

Varo menganggukkan kepalanya, "Katanya capek. Padahal Varo mau ngajak kakak belajar! Tapi kakak gak mau"balas Varo diakhiri dengan rengekan kekesalan.

Hira hanya menggelengkan kepalanya, kemudian ia menoleh kearah pintu kamar berwarna hitam. Ia membuka pintu kamar tersebut, menatap sosok Hyunjin yang tertidur dibalik balutan kemeja kerjanya dengan mulut yang sedikit terbuka. Hira tersenyum pelan, anak laki-lakinya kini sudah beranjak dewasa. Diumurnya yang sudah menginjak 23 tahun Hyunjin sudah menyelesaikan studinya dan kini tengah melanjutkan studi s2nya seraya megang diperusahaan milik Mark. Sebelum akhirnya mengambil alih perusahaan milik ayahnya yang berada di LA. Hira menutup pintu berwarna hitam itu dengan perlahan, kemudian berjalan kearah pintu yang ukurannya lebih besar daripada miliknya. Pintu ruang kamarnya, dengan gerakan pelan Hira membuka pintu kamar tersebut. Senyumannya mengembang saat melihat sosok pria yang tengah menggendong balita berumur 5 bulan dengan gerakan hati-hati.

him not mine; Hwang Minhyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang