Sementara disisi lain, wanita dengan rambut sebahu itu tersenyum sinis sembari menatap layar ponsel yang berada digenggamnya sudah menghitam. Dengan cepat ia menekan tombol power disisi lain ponsel, membuat benda tersebut mati. Dan kemudian dengan cepat ia letakan kedalam laci nakas samping kasurnya.
Bona menghela nafas panjang, ada perasaan bersalah menjalar kehatinya. Namun perasaan benci lebih mendominasi, untuk kesekian kalinya. Dalam waktu beberapa terakhir ini, Bona masih tidak bisa menerima bahwa Minhyun memiliki wanita lain selain dirinya. Meskipun jarak pernikahan keduanya terbilang dekat, namun Bona baru mengetahui 6 bulan yang lalu. Saat dirinya yang tak sengaja melihat sosok Minhyun yang tengah menggendong anak kecil berusia 4 tahunan.
Bunyi pintu terbuka membuat Bona langsung mengalihkan perhatiannya, ia tersenyum saat menatap Minhyun yang tengah berjalan kearah closet room yang berada didepan ranjang mereka.
"Kamu mau kemana?"tanya Bona saat melihat Minhyun yang keluar dari dalam closetroom menggunakan celana bahan berwarna hitam, sementara bagian atasnya tidak tertutup apapun.
Minhyun hanya menggelengkan kepalanya, berjalan kearah kamar mandi untuk meletakkan kembali handuk yang terselampir dibahunya.
"Ada urusan kerja, baru dikasih tau tadi lewat email"jawab Minhyun yang kembali masuk kedalam closetroom, tak lama ia keluar menggunakan kemeja berwarna biru dongker yang lengannya digulung hingga sikut.
Bona hanya menganggukkan kepalanya, kemudian ia memeluk bantal yang sedari tadi berada diatas pangkuannya. Terus memperhatikan gerak-gerik Minhyun yang bingung untuk mencari sesuatu.
"Nyari apa yah?"tanya Bona
Minhyun menoleh, "Mama liat handphone ayah gak?"tanya Minhyun.
Bona mendengus, ia melengos. Menatap kearah pintu balkon yang terbuka lebar.
"Gak tahu, mungkin ketinggalan dirumah Hira"jawab Bona sedikit ketus.
Sementara Minhyun menghela nafas, mengangguki ucapan Bona. Pasalnya sejak ia kembali kerumah ini, Bona benar-benar tidak bisa lepas sedikitpun darinya. Bukannya tidak senang, namun Minhyun merasa risih. Belum lagi Seonho yang benar-benar manja kepadanya, sebenarnya Minhyun senang-senang saja. Tapi pikirannya melayang kepada sosok Varo yang lupa ia jemput.
Selama berada didekat Bona, Minhyun seolah lepas dari ponselnya. Bahkan ia baru bisa mengecek pekerjaan yang dikirimkan melalui email tadi pagi, setelah bangun tidur. Dan malam ini, Minhyun harus terbang ke pulau Kalimantan untuk mengurusi beberapa proyek yang tengah dikerjakan olehnya.
Minhyun kembali menoleh kearag Bona yang masih setia duduk diatas kasur sambil menatap kearah, bibir yang mengerucut itu membuat Minhyun seketika menjadi gemas sendiri.
"Ma, tolongin siapin baju ayah dong. Buat 3 hari aja"ucap Minhyun yang langsung diangguki oleh Bona.
Dengan cepat Bona segera beranjak dari atas kasur, menyibakkan selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya, kemudian meletakan bantal diatas kasur. Dengan gaun tidur bermotif bunga-bunga membuat Minhyun benar-benar merasa gemas. Dengan cepat ia melangkah kearah Bona, menarik Bona kedalam pelukannya, sebelum akhirnya mencium bibir Bona cukup lama. Minhyun melepaskan pelukannya, ia menatap Bona yang tengah merona. Kemudian mengusap rambut istrinya penuh sayang.
"Kalo udah selesai panggil aku ya? Aku mau ngurusin kerjaan dulu, take-off jam setengah 11. Kamu dirumah aja sama anak-anak"ucap Minhyun yang hanya dibalas anggukan oleh Bona.
Untuk hari ini Bona merasa bahagia, bisa memiliki Minhyun sepenuhnya walaupun hanya untuk beberapa hari saja.
—
Ruangan yang didominasi warna hitam terasa sunyi, hanya terdengar suara gesekan lembaran kertas yang saling beradu. Sementara Minhyun dengan kacamata yang bertengger diatas hidungnya terus memperhatikan lembar-lembar prosolan yang akan ia setujui untuk proyek selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
him not mine; Hwang Minhyun✓
FanfictionImagine story off Hwang Minhyun x OC. story by; Kairzel