14.e

4.1K 658 32
                                    

Lagi dan lagi flashback tapi ini yang terakhir.

Ucapan Dowoon tempo hari benar-benar membuat Minhyun berpikir keras, meskipun si tersangka harus menerima beberapa toyoran dari 4 orang lainnya, namun Minhyun disatu sisi bersyukur. Karena itu Minhyun memutuskan untuk melakukan sesuatu hal gila.

"Mau berangkat kerja lagi?"pertanyaan dari Bona sontak membuat Minhyun mengangkat kepalanya kemudian ia menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis.

"Iya, mungkin minggu depan aku bakalan balik lagi"jawab Minhyun yang membuat Bona menghela nafas panjang.

"Gak kangen sama Eunbi tah kamu? Dia kangen nih sama ayahnya"ujar Bona seraya menunjuk Eunbi yang tertidur didalam box bayi.

Minhyun tersenyum tipis, ia mendekat kearah Bona kemudian mencium pelan kening istrinya tersebut. "Aku bener-bener harus pergi Bon, kalo enggak aku bakalan milih stay disini buat kalian"ucap Minhyun mencoba untuk memberi pengertian kepada Bona.

Bona menghela nafas, jujur saja wanita itu benar-benar kesal dengan tingkah Minhyun yang benar-benar aneh semenjak kepulangannya dari Queensland beberapa Minhyun yang lalu. Suaminya itu semakin jarang berada dirumah, dan lebih suka berpergian dalam jangka waktu yang lama. Sejujurnya Bona curiga, namun karena Minki yang selalu bilang ada kepadanya bahwa perusahaan Minhyun tengah mendapat proyek besar-besaran membuat Bona sedikit menghilang rasa curiganya kepada Minhyun.

"Yaudah hati-hati, jangan lupa kabarin aku" Minhyun kembali menganggukkan kepalanya sebelum kembali mencium kening Bona.


Tidak bisa dipungkiri bahwa Hira benar-benar kecewa dengan Minhyun. Rasanya ia ingin marah, namun tak bisa. Semuanya seolah tertahan dalam dirinya. Hira menatap pantulan dirinya dicermin. Seorang gadis dengan riasan natural dan juga gaun putih panjang dengan kerah sabrina yang membuat daerah sekitar pundaknya terekspos cukup jelas. Senyuman miris terukir diwajahnya.

Orang bilang hari ini adalah hari membahagiakan baginya, seharusnya seperti itu. Hira juga berharap seperti itu, namun sepertinya itu hanyalah khayalan belakang.

Mungkin di negara tempat tinggalnya, sex bebas, tinggal satu rumah dengan pacar merupakan hal wajar. Bahkan melakukan pernikahan tanpa dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak itu wajar, sah-sah saja. Namun berbeda dengan Hira yang pada dasarnya hidup dalam ruang lingkup keluarga yang benar-benar melarang seluruh remaja dikeluarga tersebut melakukan hal itu. Karena sama saja kita telah melakukan perbuatan dosa, dan Tuhan tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan hal tersebut. 

"Sudah siap?"

Hara menoleh, menatap sosok yang ia tahu sebagai sahabat dari Minhyun berdiri tepat didepan pintu sebuah ruangan. Hara menghela nafas, namun ia tetap menganggukkan kepalanya. Minki tersenyum tipis, berjalan kearah Hira, mengulurkan tangannya kearah Hira.

"Kamu gak bakalan nyeselkan?"tanya Minki lagi.

Hira menghela nafas, rasanya ingin menjawab iya tidak mungkin. Jikapun Minki berniat untuk membawanya kabur, pasti Minhyun sudah menyiapkan sebuah penjagaan yang membuat Hira tidak bisa pergi. Minhyun sebrengsek itu memang.

"Saya bisa bantuin kamu kalo kabur"ujar Minki lagi.

Benar bukan tebakan Hira, namun Hira menggelengkan kepalanya. Membuat Minki menghela nafas.

"Kenapa?"tanyanya lagi.

Hira menghela nafas, "Percuma. Kamu telat 10 menit, Minhyun udah suruh semua penjaganya untuk jaga diseluruh tempat ini"jawab Hira yang membuat Minki terdiam.

Tak lama, sebuah pesan masuk kedalam ponselnya. Itu dari Jonghyun yang akan menjaga dibelakang gedung, untuk membantu proses kaburnya Hira. Minki tak tega.

him not mine; Hwang Minhyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang