01

13.3K 1.1K 71
                                    

Perempuan dengan rambut panjang yang ia gulung keatas itu berjalan dengan pelan menyusuri jalanan perumahannya yang terbilang sepi. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tetapi ia baru saja pulang. Butiknya tadi terbilang ramai, membuatnya harus terpaksa pulang larut malam. Belum lagi rapat dengan klien, dan banyaknya pesanan yang membuatnya cukup kewalahan. Hari ini ia sengaja tidak membawa kendaraannya. Selain karena motor gede milik anak laki-lakinya rusak. Hira memang sedang malas untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Cukup lama ia berjalan, sekitar 30 menit akhirnya perempuan itu sampai dirumahnya dengan gaya minimalis dan memiliki dua lantai. Tak lama gerbang rumahnya terbuka, menampilkan sosok pak Nur—satpam rumahnya—yang tersenyum manis kearahnya.

"Bu Hira baru pulang bu?"tanya pak Nur yang membuat Hira menganggukkan kepalanya.

"Iya pak, lagi banyak pesanan. Mbaknya udah pulang pak?"balas sekaligus tanya Hira.

Pak Nur mengangguk, "Mbak Juwi pulang jam 7 tadi bu. Katanya den Varonya udah tidur, terus mas Hyunjin juga ada dirumah"jawab pak Nur.

Hira menganggukkan kepalanya, "Makasih ya pak. Yaudah bapak jangan lupa istirahat. Saya mau masuk dulu"pamit Hira yang langsung dibalas dengan anggukan oleh pak Nur.

Dengan gerakan pelan Hira membuka pintu rumahnya, setelah melepaskan high heels yang ia gunakan dan meletakkannya dirak sepatu dengan dengan pintu rumahnya. Hira kembali menutup pintu rumahnya, tak lupa juga menguncinya.

"Bunda baru pulang?"sebuah pertanyaan yang dilontarkan untuknya membuat Hira menoleh.

Hira tersenyum saat melihat sosok anak laki-lakinya yang tengah berdiri tak jauh darinya.

"Iya, Hyunjin gak tidur?" Hyunjin menggelengkan kepalanya.

Hira segera berjalan mendekat kearah anak laki-lakinya tersebut. Sedikit mendongak karena tinggi anaknya yang jauh tinggi darinya.

"Kenapa gak tidur coba? Udah malem?"tanya Hira.

Hyunjin hanya mengangkat kepalanya, kemudian menarik tangan Hira untuk segera duduk disofa ruang keluarga. Hyunjin memeluk Hira dengan erat, membuat Hira terkekeh karena sifat anak laki-lakinya yang sedikit manja.

"Udah makan belum?"tanya Hira sambil mengusap rambut Hyunjin dengan pelan.

"Udah kok bun, bunda udah makan?" Hira menganggukkan kepalanya.

"Tidur, yuk. Udah malem. Besokkan harus sekolah"ajak Hira yang langsung diangguki oleh Hyunjin.

Keduanya berjalan untuk naik kelantai 2, dimana kamar Hyunjin dan juga Varo—anak kedua Hira—berada.

"Malam kak"ucap Hira sebelum Hyunjin masuk kedalam kamarnya.

"Malam juga bun"

Hira tersenyum saat sambil menatap pintu kamar Hyunjin yang perlahan tertutup, dengan cepat ia segera membuka pintu kamar anak keduanya. Sebuah senyuman miris terpasang diwajahnya. Dengan cepat Hira berjalan mendekat kearah ranjang Varo yang sudah tertidur sambil memeluk guling. Anaknya yang baru saja menginjak usia 4 tahun 5 bulan lagi itu tertidur dengan damai, wajah yang hampir mirip dengan sang ayah membuat Hira sedikit menahan tangisnya.

Dilepaskannya blazer yang masih melekat ditubuhnya,  meletakkannya diatas sofa yang terdapat dikamar anak laki-lakinya tersebut. Dan Hira hanya menyisakan sebuah dress tanpa lengan berwarna biru. Dengan pelan Hira naik keatas ranjang berukuran sedang tersebut, memeluk tubuh mungil putranya dari belakang. Menghirup wangi khas shampoo anak bayi yang tercium dari rambut pendek anaknya.

"Tidur yang nyenyak jagoan bunda"



Hira menerjapkan matanya berulangkali saat merasakan wajahnya tertutup oleh sesuatu. Membuatnya kesusahan untuk bernafas.

"Bundaaaa, angunnnn"suara anak kecil yang tepat ditelinganya membuat Hira dengan pelan membuka matanya.

Yang pertama kali ia lihat adalah sebuah baju warna putih. Hira terkekeh, dengan gerakan pelan Hira mengangkat tubuh putra keduanya itu. Medudukkan putranya tepat dihadapannya.

"Udah bangun,hm?"tanya Hira.

Varo menganggukkan kepalanya, "udah!nda! Ayah angunin nda!"

Kening Hira mengernyit, "hah? Ayah apa sih sayang? Ayah masih kerja"balas Hira.

Varo menggelengkan kepalanya, kemudian ia kembali naik keatas tubuh Hira. Membuat Hira memekik, kemudian Varo seperti memukul sesuatu dibelakangnya.

"Aduh sayang, perut bunda sakit"keluh Hira sambil kembali mengangkat tubuh Varo lagi.

"Nda!! Ayah nda!"seru Varo lagi. Hira masih terdiam.

Tidak mungkin suaminya ada dirumahnya, ini bukan waktunya untuk dia keseni.

Belum waktunya—

"Apa sih anak ayah? Kok pagi-pagi udah berisik aja"

—mungkin sudah waktunya untuk pulang.

Tubuh Hira membeku mendengar suara berat yang terdengar dibelakang telinganya. Ada perasaan rindu yang muncul, membuat Hira sedikit kalut.

Varo tersenyum. Ia bersorak senang. Lagi-lagi Varo kembali menaik tubuh Hira. Membuat Hira refleks menjerit kesakitan karena gerakan tiba-tiba yang dilakukan oleh Varo.

"Bundanya sakit sayang"ujar suara yang Hira sangat kenal betul. Milik suaminya. 

Dengan gerakan cepat Hira langsung merubah posisinya menjadi duduk bersandar kepada kepala ranjang. Menoleh kearah suaminya yang masih dengan posisi berbaring, dengan Varo diatasnya.

"Kok mas Minhyun udah pulang sih?"tanya Hira dengan nada keheranan.

Minhyun—suaminya—menoleh, menatap kearahnya. Kemudian ia tersenyum manis.

"Kangen sama anak-anak. Mangkanya cepet-cepet pulang"jawab Minhyun yang sontak membuat pipi Hira memerah.


---
Tbc

Ayahhhh kenapa begini:((  huuuu

him not mine; Hwang Minhyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang