14.c

4.6K 707 47
                                    

Full flashback

Entah apa yang tengah ia pikirkan, namun tatapan matanya yang kosong itu membuat gadis—wanitanya menatapnya dengan tatapan heran.

"Kamu kenapa?"

Pertanyaan yang entah keberapa kalinya dikeluarkan oleh wanita dihadapannya itu tak kunjung membuat pria berambut hitam legam itu tersadar dari lamunannya. Bahkan wanita itu benar-benar bingung dengan keadaan suaminya sekarang, semenjak kepulangannya dari Queensland beberapa hari yang lalu. Tingkah Minhyun benar-benar membuatnya bingung.

"Mas?"panggil wanita itu lagi.

Namun tak ada respon yang ditunjukkan oleh Minhyun kepadanya. Hingga akhirnya dengan kasar gadis itu menepuk pundak Minhyun dengan keras menggunakan satu tangannya, sementara tangannya yang lain berusaha untuk menjaga keseimbangan buah hatinya yang ada didalam gendongannya. 

Ternyata tepukannya itu berhasil membuat Minhyun tersadar dari lamunannya, terbukti dengan tatapan kaget yang Minhyun berikan kepadanya.

"Kenapa?"tanya Minhyun bingung.

Wanita itu menghela nafas kesal, kemudian ia mengarahkan perhatiannya kepada bayi yang ada digendongannya.

"Ini Eunbi dari tadi nangis mulu, gendong dulu dong. Aku mau bikin nasi tim buat dia"ujar wanita itu yang langsung diangguki oleh Minhyun.

Setelah memberikan Eunbi kepada Minhyun, dengan segera wanita berambut pendek sejengkal dibawah lutut itu berlalu. Meninggalkan Minhyun yang sudah mengerutuki kebodohannya.

Minhyun mengalihkan pandangannya kepada bayi yang berada didalam gendongannya. "Maafin ayah ya kak"kata Minhyun pelan seraya mengecup kening sang anak dengan perlahan.

"Kamu kenapa?"pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita dihadapannya ini langsung membuat Minhyun mengangkat kepalanya. Menatap sang istri dengan senyuman kecil.

"Gak papa kok Bon"jawab Minhyun yang kembali menyerahkan buah hatinya kepada Bona—istrinya.


Hembusan nafas itu kembali terdengar, membuat Minki yang berdiri disebelah Minhyun tak bisa mendecakkan bibirnya kesal. Sudah lebih dari 10 kali Minhyun melakukan hal tersebut, mengusap rambutnya hingga membuat tatanan rambut pria itu rusak atau bahkan menghembuskan nafas secara kasar.

"Lo kenapa dah? Ini kita dari tadi gak jadi bahas proyek"kesal Minki seraya meletakkan lembaran kertas diatas meja kaca dihadapannya.

Minhyun mengangkat kepalanya, kemudian ia menatap Minki dengan tatapan memelasnya.

"Bisa gak sih gue izin buat pergi ke Queensland lagi?"tanya Minhyun lirih.

Untuk beberapa detik keadaan hening, sebelum akhirnya pekikkan milik pria berambut blonde dihadapannya terdengar.

"GILA APA LO!? BARU BALIK 1 MINGGU YANG LALU TERUS MAU PERGI KESANA LAGI!?"sahut Minki heboh.

Minhyun hanya terdiam, kemudian ia kembali mengacak-acak rambutnya. Kemudian ia menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

"Lo kenapa dah Min, balik dari Queensland udah mirip orang gila," Minki mengarahkan perhatiannya kearah Minhyun. "Kaya orang gak tenang, kerjaan lo cuman mantengin hp sama misuh-misuh percis kaya orang pacaran."

Minhyun mengangkat wajahnya, kemudian ia menatap Minki dengan pandangan memelas khasnya. "Gue juga gak tahu, tapi yang jelas dia udah gak ngabarin gue dari gue sampek kesini"sahut Minhyun.

Minki mengernyitkan keningnya, "Bona? Bahkan gue habis ditelpon sama dia katanya lo jangan lupa makan"ujar Minki seraya mengusap tengkuknya pelan.

him not mine; Hwang Minhyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang