Boyxboy ✔ ( Selesai )
Sebelumnya Harap Dibaca‼️
Ambil yang baik - buang yang buruk. Perlu diketahui sebelum membaca cerita penulis bahwa tulisan saya mengandung unsur percintaan pria dengan sejenis. Dan dengan membaca Tulisan saya berarti anda sepak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sebelumnya aku tidak pernah merasa istimewa ketika ada yang menyebutkan namaku, tapi karena itu 'kau' entah kenapa rasanya nirwana begitu dekat dan hangat. Apa suaramu memang se membahagiakan ini? "
-
Hari pertama kegiatan KKN diposko 36 tidak begitu serius. Mereka hanya disibukan dengan urusan mengepak perkakas, mengobrol, membagi kamar, serta menata rapi barang pribadi masing-masing hingga menjelang malam. Setelah makan malam bersama sebagian anak berhambur ke kamar masing-masing, dan sebagian lainnya masih asik mengobrol ditemani secangkir kopi.
Maklum, udara malam pegunungan memang tidak bersahabat. Secangkir kopi panas atau teh setidaknya bisa membuat tubuh mereka hangat. bagi yang tidak terbiasa bisa saja jatuh sakit terlebih lokasi KKN yang mereka tempati berada di lereng gunung. Ibra bolak balik menggosokan permukaan tangannya sendiri, mencari kehangatan yang bisa didapat dengan cepat dan instan.
Sedari tadi pria itu bergumul dibawah selimut tebal yang ia bawa. " Untung saja aku membawa selimut dan matras " Monolognya dalam hati. Tidur di tempat yang begitu asing membuat Ibra tidak bisa memejamkan matanya. Semakin malam semakin sunyi tapi tubuhnya tidak mau berkompromi, Ibra bahkan bolak balik memutar lagu pengantar tidur, menghitung domba sampai memaksa untuk terpejam pun pada akhirnya dia merasa belum bisa tidur.
Pikirannya sedikit risau. 45 hari berada dalam lingkungan baru, manusia baru, memulai interaksi baru membuatnya sedikit tidak percaya diri. Sejujurnya Ibra bukan typical manusia pendiam dikamar, malahan Ibra adalah ekstrovert yang lincah petakilan doyan sekali jalan-jalan. Sifatnya muncul ketika dia sudah nyaman, dan untuk membangun kemistri bukannya sudah sepantasnya membutuhkan proses bukan?
Terlebih, biasanya dirumah Ibra akan senantiasa bebas bergerilya memonopoli semua bagian ranjang kingsizenya. Tapi tidak untuk sekarang, ia harus rela berbagi dengan Fatih yang begitu hyperactive ketika tidur. Bagaimana tidak? kaki kanan fatih kerap menindih kedua kaki ibra, Tiba-tiba saja merangkul seperti koala yang tentu saja ditepis paksa oleh sang empu.
Berulang kali Ibra bergerak mencari posisi ternyaman tapi nihil. Ia tak kunjung terpejam, bahkan memaksakan pun percuma. Lalu, pria itu memutuskan bergerak bangkit dari ranjang dan keluar. Dibawanya ponsel serta headset kecil yang senantiasa menjadi penghibur dikala perasaanya resah seperti saat ini.
Ibra mengendap-endap keluar dari rumah tak ingin menganggu istirahat teman-temanya. Pria itu membuka pintu depan dengan sangat hati-hati dan bergegas menuju angkruk yang dari tadi pagi ia lihat dihalaman rumah utama.
angkruk ; semacam gazebo tanpa atap yang terbuat dari bambu atau kayu
Lelaki itu duduk dengan kakinya yang berayun ringan. Sangat dingin namun melegakan, meskipun badannya sedikit menggigil tapi Ibra merasa tak keberatan.
" Hufffft "
Satu helaan panjang berhasil dikeluarkan seolah semua resahnya malam itu ikut serta terangkat bersamaan dengan deru nafasnya perlahan. Ibra memutuskan untuk duduk duduk saja sembari kepalanya menyender pada pohon besar yang berada ditengah angkruk. Dahan pohonnya mengatapi semua permukaan angkruk yang melingkar, ketika lelaki itu mendongak keatas yang dilihatnya tidaklah langsung langit, melainkan daun daun kering yang berguguran.