" kadang aku terlalu apatis, bahwa sesungguhnya ada seseorang didekatku yang menjadi pelipur rindu. Menemukan pundakmu entah harus butuh berapa lama? "
--
Sedari tadi seno menyilangkan tangan kedada, menamati ibra yang tengah diurut kakinya oleh seorang dukun pijat mashur didaerah Mbatesan ini. Seno memang sengaja meminta mak Inem untuk mengurut kaki Ibra yang digigit ular sejak kemarin ditemukan dalam keadaan pingsan olehnya. Pria itu terbujur kaku tak sadarkan diri dikelilingi ranting-ranting pohon yang patah.Pertama kali dalam hidup seno begitu cemas yang luar biasa dengan seseorang selain keluarganya terlebih kepada pria bahkan saat adiknya terjerembab dalam pipa pembuangan saja dulu ia tak sekhawatir ini, saat seno melihat tubuh ibra memucat akibat kedinginan juga kaki telanjangnya yang tergores oleh ranting kayu, hatinya getir.
Saat ini ibra dan teman-temannya adalah tanggungjawab seno. Apa yang diamanatkan pihak kampus untuk menjaga dan membantu mereka dalam mengabdi selama didesa seharusnya lebih duperhatikan sehingga tidak terjadi kejadian seperti ini, tapi ini diluar kendalinya meskipun ia tetap merutuki diri sendiri juga merasa kesal mengingat ulah aryo yang ceroboh.
" sikile rakpopo, paleng mbengkak sesuk-sesuk lah waras (kakinya ngga ada masalah, paling cuma bengkak. Besok-besok juga sembuh) " ujar mak inem pada seno dan beberapa teman posko lainya yang juga sama-sama terlihat khawatir. Meskipun dokter Puskesmas dan mak inem bilang hal yang sama tapi hati seno masih was-was jikalau nanti ibra siuman malah menimbulkan trauma atau rasa sakit lainya yang membuat pria manis dengan lesung pipi samar itu dipulangkan dan harus rawat jalan.
" Makasih mak, tapi beneran nggapapa tooo? " Tanya seno memastikan sekali lagi.
" Gapopo. Lha wong ulone yo rak garai mati kog nang ( nggapapa. ularnya bukan tipe yang mematikan kog nak ) " ujar mak inem sambil menepuk punggung sang kepala desa tersenyum. Seno mendesah lega atas apa yang dikatakan mak inem. Setidaknya untuk saat ini dia bisa sedikit tenang.
" Mas, ibra udah bangun " seru seseorang pada seno yang tengah mengantarkan mak inem untuk keluar seraya mengucapkan terimakasih. Seno yang mendengar hal tersebut, bergegas menuju kamar tempat ibra berbaring. Dilihatnya pria didepanya terbujur kaku mengedarkan pandangan. Ibra melihat sekitar yang nampak familiar, pandanganya kabur hanya warna putih yang mendominasi namun beberapa saat kemudian seluruh warna dapat ditangkap indera penglihatanya saat ibra beberapa kali mengerjap.
" Udah nggapapa dek aim? " Ucap seno tak tahu kalau orang-orang disekitarnya kini mengernyitkan dahi bingung sekaligus penasaran. 'dek aim siapa?' pikir mereka saling tukar pandang satu sama lain. Yang ditatap malah tak menggubris karna rasa cemas yang kembali mengggelayut.
" Nggapapa sih mas, cuma kaki agak kebas aja " suara ibra parau terdengar agak menahan sakit.
" Ya udah, kamu istirahat aja dulu disini, ngga usah ikutan agenda anak posko dulu. Biar cepet pulih " ingat seno menepuk pundak ibra lembut. " Sini kasih nomer orang tua kamu biar mereka ngga khawatir " lanjut seno.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN
AcakBoyxboy ✔ ( Selesai ) Sebelumnya Harap Dibaca‼️ Ambil yang baik - buang yang buruk. Perlu diketahui sebelum membaca cerita penulis bahwa tulisan saya mengandung unsur percintaan pria dengan sejenis. Dan dengan membaca Tulisan saya berarti anda sepak...