Ini yang tanya Bobby yang mana? Huh kalian pasti bacanya diskip-skip. Hiks sedih TT. Capek ngetiknya tau. Huh
—
Kedua pria yang sudah lama tak bertemu itu duduk disebuah bangku yang jauh dari kerumunan resepsi. Valen masih berkutat bahagia dengan kue manis didepannya. Ibra sangat canggung, rasa rindunya benar-benar terobati melihat bagaimana Seno tumbuh dengan gagah dan semakin dewasa. Pria itu makin tampan ketika menggunakan jas hitam dengan kemeja putih khas." Kenapa? Keliatan ngga bagus ya? " Seno memandangi bajunya sendiri ketika melihat tatapan Ibra seperti ingin menelanjanginya bulat-bulat. Sementara Ibra tersenyum menggelengkan kepala.
" Mas masih tetep cakep pake apapun " Ibra hanya mengatakan hal yang sebenarnya tak ada sepintaspun niat untuk menggoda mantan kekasihnya itu. " Gimana kabar emak dan abah mas? " Sambungnya.
" Baik- setelah pindah jadi lebih sering Maen sama cucunya " ada perasaan tak enak yang mengganjal ketika Seno dengan bangga melihat Valen yang tengah sibuk makan itu sebagai cucu dari emak. Meskipun beberapa kalimat lainnya menggantung dan Ibra ingin tahu segala hal tentang pria yang pernah singgah dihatinya tersebut. Tapi rasanya enggan untuk ikut campur.
" Kamu tinggal disini? " Tanya Ibra yang dibalas anggukan mantap oleh Seno.
" Setelah masa jabatan mas selesai. Mas ngga lagi nyalon sebagai lurah, mas ikut temen mas bekerja diperusahaan miliknya,bergerak di bidang agraria jadi sesuai passion " Jelas Seno. Ibra tak bisa menanggapi apapun dan tak sengaja mengalihkan pandangannya pada si kecil Valen.
Seno melihat itu, pria itupun angkat bicara. Meskipun Ibra diam dan tak bertanya tapi Seno seperti harus memperkenalkan putrinya pada pria yang masih sama seperti 5 tahun yang lalu. Masih ia rindukan dan masih ia harapkan namun posisinya saat ini berbeda. " Kenalin namanya Valen, putriku " Seno menatap valen dan memberikan gesture untuk berjabat tangan pada Ibra sebagai tanda perkenalan.
" Hallo om! Namaku Vallen " gadis kecil itu menjulurkan tangan mungilnya. Ibra tersenyum dan menjabat tangan anak manis itu. hati Ibra seperti teriris ada rasa sakit tak kasat mata yang menggerayangi perasaanya sendiri.
" Hello cantik. Panggil Om, Om Ibra ya " mereka saling berjabat tangan juga saling melempar senyum satu sama lain namun rasanya sungguh berbeda. Ibra mengusap rambut kepala valen penuh sayang dan membiarkan gadis itu kembali larut pada aktivitas makan kuenya.
" Selamat ya mas! Putri kamu cantik dan menggemaskan " Ibra tak benar-benar bersedih karena kalau sejak dulu Ibra egois untuk bertahan, Seno tidak akan dianugerahi gadis semanis dan secantik Valen seperti sekarang. Seno hanya menjawabnya dengan anggukan kecil.
" Kamu sendiri bagaimana? " Seno mengulik informasi pribadi Ibra.
Pria itu tersenyum " ya masih gini-gini aja. Ngga banyak yang berubah. Aku kerja sebagai marketing disalah satu perusahaan dan masih sibuk buat kerja aja "
" Ngga nyari pendamping? "
" Aku masih nyaman buat sendiri " Ibra membalas pertanyaan Seno dengan cukup tenang meskipun hatinya terombang-ambing. " Ngomong-ngomong istri kamu mana mas? " Pandangan Ibra mengedar mencari sosok istri Seno seolah ia tahu bagaimana wajah wanita tersebut.
" Irma sudah meninggal " dan satu jawaban itu membuat hatinya serasa merosot jatuh kebawah.
" Bidan Irma? " Tanya Ibra memperjelas yang dibalas anggukan sedih oleh pria didepannya.
Seno perlahan menceritakan bagaimana dia pada akhirnya menapaki rumah tangga selama kurang lebih setahun bersama Bidan Irma— orang yang tak pernah ia cintai karena perjodohan orang tuanya. Hari ketika Seno mengisi acara untuk pelepasan KKN didesa yang ia pimpin, pria itu mendapat kabar jika Irma mencoba untuk bunuh diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN
De TodoBoyxboy ✔ ( Selesai ) Sebelumnya Harap Dibaca‼️ Ambil yang baik - buang yang buruk. Perlu diketahui sebelum membaca cerita penulis bahwa tulisan saya mengandung unsur percintaan pria dengan sejenis. Dan dengan membaca Tulisan saya berarti anda sepak...