Chapter : 2

16.3K 1.3K 42
                                    

" aku tak pernah percaya kalau mata bisa berbicara, tapi saat kau menatapku kenapa aku seolah kacau dengan segala keresahanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" aku tak pernah percaya kalau mata bisa berbicara, tapi saat kau menatapku kenapa aku seolah kacau dengan segala keresahanku. Pikirku menjangkau bagaimana dirimu hangat tanpa harus menyentuh, teduh tanpa harus mendekat. Aku tengah bepikir bagaimana kau bisa semenarik itu meskipun hanya dalam diam? "

-


Ibra menenteng koper besar yang didalamnya terdapat barang bawaan keperluan selama ia  ditempatkan. mulai dari pakaian, peralatan mandi, selimut dan makanan hingga barang remeh seperti sandal hotel yang ia tenteng sendiri. kelakuannya agak menggelitik atensi dari pria di sampingnya, namun pria itu memilih dian dan berusaha tidak peduli.

Sebenarnya Ibra agak kesal karena semena-mena ditunjuk sebagai koordinator barang bawaan oleh teman-temannya bersama  Fatih, Sementara yang lain sedang menikmati sarapan kotak nasi mengikuti pembekalan dilapangan universitas bersama dengan seluruh Mahasiswa peserta KKN periode Tahun ini lainnya.

Pemberangkatan serentak memang dimulai pada hari ini, tak terkecuali dengan posko 36. ratusan Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk dilimpahkan kepada desa desa yang membutuhkan dan telah ditentukan. harapannya, agar Mahasiswa yang turut serta bisa ikut andil dalam mengadidayakan serta memaksimalkan potensi yang ada di masing-masing desa dengan baik dan bijak.

Pagi itu cukup terik, Matahari bersinar lantang tanpa tedeng aling-aling. membayangkan temannya yang dijemur di lapangan universitas sedikit membuat Ibra menghela nafas bersyukur. Setidaknya, meskipun sangat membosankan ia masih bisa duduk dibawah rindangnya pohon menunggu mamang pick up selesai menata barang anak-anak posko diatas mobilnya.

" Berangkat dulu ini mas? " Teriak mamang sopir yang sepertinya sudah menyelesaikan pekerjaannya merapikan barang agar muat sekali jalan. Maklum anak kota disuruh tiba-tiba tinggal didesa! Sandal hotel aja dibawa. Antara katrok atau emang gak punya sandal lain :)

" IYA PAK " balas Fatih tak kalah kencang berteriak.

Inilah yang membuat Mood Ibra sedikit kesal, karena mau tak mau menjadi koordinator barang bawaan membuatnya harus lebih dulu berangkat dari yang lain. Melewatkan sarapan pagi, serta membuatnya harus menunggu lama nantinya. Pasalnya, pembekalan tidak hanya dilaksanakan dikampus melainkan juga akan dilalukan dibalai kabupaten dimana lokasi mereka ditempatkan nantinya, istilahnya minta ijin.

Jadi mau tak mau estimasi waktu seharian bakal di alokasikan untuk pembekalan sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Diperkirakan butuh waktu sampai tengah hari untuk teman-temannya nanti sampai ke posko desa. Itu artinya, selain sarapan gratis, Ibra juga bakal melewatkan makan siang gratisnya karena harus bagi tugas. Dan sialnya tugas mengurus keperluan dan perabotan rumah serta koper semuanya diserahkan kepada Ibra dan Fatih.
" Jancuk " Batinnya menggerutu.

" Kagak gempor lu dari tadi jongkok begitu? Duluan sono masuk! " Ujar fatih.

Ibra memicingkan matanya menyelidik. Bukan ini maksudnya! Ibra sengaja berlama-lama diluar supaya Fatih masuk mobil terlebih dahulu sehingga ia tidak harus berada ditengah dan dihimpit mamang sopir disebelah kanan dan fatih disebelah kiri. Pasalnya ada satu koper entah milik siapa bertengger manis pada kursi penumpang, sudah pasti karena tidak muat. mau tak mau jatah duduknya akan semakin berhimpitan.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang