Chapter : 27

8.5K 867 481
                                    

Manusia itu masih bergumul dalam selimut tebalnya, bergulung menghindari paparan sinar matahari yang masuk melalui celah kamar. Meraup selimutnya hingga sosoknya tak lagi terlihat persis seperti bungkusan lemper.

Dan seorang wanita cantik masuk kamar tersebut dengan perasaan kesal. Wanita yang sudah dipenuhi keriput halus pada bagian kelopak bawah matanya itu menggeleng dengan kelakuan anaknya sendiri. Tak habis pikir, semakin hari semakin bebal saja. Sang Ibu membuka lebar-lebar tirai yang menggantung, mengijinkan sinar matahari untuk masuk secara penuh kedalam kamar yang didominasi warna silver abu-abu tersebut.

Wanita paruh baya itu sekali lagi mengupayakan untuk membangunkan sang anak. Menggoyangkan bahu pria manis digenggamannya itu dengan membabi buta. " Bangun! " teriak sang ibu.

Selimut yang melilit tubuh sang anak dirasakan bergerak, menandakan usahanya untuk membangunkan pria itu berhasil. Disingkapnya selimut tersebut hingga sosoknya mengaduh tak suka karena sinar matahari yang langsung menyergap indera penglihatannya. " Mama- " keluhnya. " Ini hari minggu tau, mau tidur lagi " Pria itu hampir saja menjatuhkan dirinya lagi untuk bersiap tidur namun urung karena perkataan mamanya.

" Pacarmu dateng tuh "

Pria manis itu menghela nafas tak mau tau. " Suruh dia balik aja lah "

" Lah Beneran udah pacaran? Ibunya emang setuju sama hubungan kalian? "

" Kepo banget jadi emak-emak " sulut sang putra yang langsung dihadiahi timpukan pada bahu pria tersebut.

" Mama juga pengen tahu hubungan kalian " Pria itu bangkit duduk dengan mata yang masih terkatup dan bibir sedikit terbuka.

" Bangun! Ini udah mau siang sayang " sekali lagi usaha sang putra untuk kembali merengkuh nikmatnya mimpi terganggu sudah.

" Iya iya ini bangun. Mama tunggu dibawah aja. Bawel banget si " Sementara sang Ibu menggeleng tak habis pikir dengan kelakuan kekanakan sang putra padahal usianya sudah hampir 26 tahun. Wanita itu langsung mengambil selimut yang bertengger dan membawanya pada keranjang baju kotor untuk dicuci. " Cepetan! Kasian udah nunggu lama! "

Lelaki manis itu mengambil langkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka setelah membawa handuk kecil dari lemarinya. Merapikan tatanan rambut yang acak-acakan serta menggosok giginya tidak bersemangat. Setelah mengganti bajunya, ia lalu turun kebawah melihat seorang pria dengan setelan jas rapi sekali tengah berdiri diruang tamu. Ibra mengernyit dengan tatanan kemeja pria tersebut dan dengan malas menghampirinya. Pria itu tersenyum sementara Ibra tak banyak menanggapi, ketika mereka tengah berhadapan saling memandang saling memandang satu sama lain, Ibra reflek membawa tangannya menggenggam dasi yang melilit tidak rapi di leher kemeja sang pria. Sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

" Kamu tuh belajar benerin dasi yang bener kek. Kebiasaan banget " ucap Ibra sedikit kesal. Pasalnya Pria yang ada didepannya ini benar-benar tak bisa mengikat dengan baik kain panjang tersebut dan selalu mengandalkan tangan Ibra untuk membenarkannya. Benar-benar istri idaman - pikir sang pria.

" Ngga mau. Ini alesan aku buat selalu nyamperin kamu "

" Dasar gila! " Sang Pria tertawa. " Ngomong-ngomong Gimana kerjaan kamu katanya dinas kedesa? "

" Sudah terhandle dengan baik. Dinasku juga udah kelar, kamu tenang aja. Seminggu di Desa ngga betah aku kangen terus "

" Kamu tuh kalau diajak ngomong serius malah dibecandain "

Pria itu berbinar dengan kata " Serius " yang diucapkan oleh Ibra. Lantas Tangan manisnya digenggaman untuk dibawa keluar rumah. Ibra sontak terkejut dengan respon tiba-tiba dari pria itu.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang