Chapter : 14

9.5K 1.1K 174
                                    

Sebelumnya mau minta maaf dulu kalau banyak typo atau kalimat yang kurang enak dibaca atau belibet. Ngga sempet ngedit jadi silahkan komen dan beritahu saya nanti kala ada waktu buat ngedit biar aku benahi.

Kalian yang masih menghargai penulis dengan selalu vote dan terutama yang komen, Terimakasih banyak. Energi banget sih buat ngelanjutin cerita ini. Yang cuma jadi pembaca ghoib juga Terimakasih aja. Hehe

Hal gila yang tidak pernah Fatih bayangkan sebelumnya adalah kehadiran cunguk bernama Aryo Mahendra dihidupnya. Tak ada yang bisa diagungkan dalam rentetan abjad itu, tak ada satupun. Pria itu kejam, pemalas, jahat, urakan, suka adu jotos, kasar, suka marah tak terhingga sifat buruk bersemayam dalam raganya.

Fatih sampai bingung sejak kapan dia menerima keberadaan bocah tengil itu. Menerima dalam artian sudah tak merasa canggung lagi. Ingatkan umur aryo yang tak lebih dari 20 tahun, Fatih harusnya lebih berkuasa. Tapi anak itu memang sifat buruknya sudah mendarah daging, didekat aryo fatih jadi didominasi. Semuanya terasa harus berdasarkan apa keinginan Aryo.
Satu hal yang ia maklumi dari sisi buruk Aryo adalah patah hatinya.

Bocah itu jadi sedikit tidak menyebalkan bahkan cenderung pendiam, fatih jadi tak tega. Ia lebih sering berhubungan dengan anak itu selepas kejadian Aryo dan Ibra yang berselisih. Fatih malah sibuk membantu menata hati aryo, bahkan sering menemaninya kerumah sekar untuk sekedar menjelaskan. Ia sendiri tak tahu motif apa, namun mahasiswa itu hanya sekedar empati dengan keadaan Aryo.

Perihal hubungan anak itu dengan Kekasihnya masih tetap tak menemukan titik terang, Dalam kasus ini Aryo tidak salah sama sekali, semua hanya ulah iseng Ibra belaka. Dan untuk itu, Aryo masih sangat membenci mahasiswa itu meskipun sahabat barunya sudah meminta maaf dan bertanggungjawab. Bahkan emak juga abah sampai ikut menjelaskan duduk perkaranya. Namun wanita itu aneh sekali, Sekar kian bebal, keras kepala dan bersikeras tidak mau menemui aryo. Fatih geram dibuatnya.

Aryo stress sendiri, beban pikirannya menumpuk dan fatih tahu. Aryo mungkin jadi definisi nyata manusia yang dibudakan oleh cinta. Dia jadi makin tak tertata, Fatih punya empati yang besar rasa kasian mengusik hidupnya sekarang. Dan entah bagaimana, hubungan mereka jadi semakin dekat. Fatih makin sering bergaul dengan Aryo, ia bahkan beberapa kali ikut ketongkrongan pemuda itu.

Sejujurnya fatih tak suka, masalahnya aura lingkungan negatif sangat ketara. Botol minuman keras terkapar disudut-sudut ruangan kecil saat fatih masuk. rumah bergaya kuno dengan lahan yang bisa dibilang sempit ini sedikit terpinggirkan lokasinya dari desa. Dan Tongkrongan yang sering dipakai untuk berkumpul Aryo dan kawan-kawannya itu adalah rumah kecil milik Monyos -namanya memang seperti jajanan pasar, Fatih tak tau nama aslinya tapi yang pasti pria berbadan kecoklatan dengan tato disekujur lengannya itu sering dipanggil dengan sebutan 'Monyos'

Aryo kerap keluar pada jam 7 malam selepas adzan isya'. Sendirian. Sebenarnya Fatih tak pernah diundang, tapi karena rasa cemas juga penasaran mahasiswa itu keras kepala untuk mengikuti kemana Aryo pergi. Awalnya, Aryo risih mendadak orang asing selalu mengikutinya.

" Masnya ngapain ngintilin saya terus? "

" Aku ngga ngintilin kamu ya. Kamu itu lagi patah hati nanti bisa-bisa kamu bunuh diri, kasian emak "

Dan malam luar biasa bagi Aryopun datang. Pemuda itu menatap binar kekasihnya, rasa rindu bercampur bahagia melihat sosok wanitanya lagi. Aryo tak bisa menyembunyikan perasaanya, dipeluk tubuh wanita ringkih berparas ayu itu erat. Tak ada ruang, seolah Sekar tak boleh lepas dari genggamannya lagi.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang