" bila tak mau menahan rindu, jangan datang lalu memupuk harapan padaku. "
-
Sudah pukul 00.15 tapi rapat harian juga belum kelar.
Rapat perdana untuk membahas kegiatan jangka pendek yang akan dilakukan oleh posko 36 berjalan begitu alot. Ibra yang sudah dilanda kantuk sedemikian rupa sengaja melebarkan matanya sendiri agar tetap sadar.
namun sekuat apapun lelaki itu mencoba menyingkirkan kantuknya, sekuat itu juga hasratnya membucah ingin tidur. Terlebih hawa dingin membuatnya jadi ingin merengkuh waktu tidurnya dalam selimut berlapis lebih cepat.
Didepannya, Arka- sebagai Koordinator desa dan Neneng- Sekretaris Arka masih menggebu-gebu membicarakan struktur perangkat dan biaya pembelajaan untuk satu minggu kedepan.
Sejujurnya apapun keputusan rapat malam ini Ibra tak masalah. Anggaran sudah dikumpulkan dan untuk pembelanjaan bisa diserahkan kepada teman-teman perempuannya yang lebih tahu keperluan posko. Jadi, daripada menyiksa kantuknya, lelaki itu memilih mencuri-curi waktu untuk barang tidur sepersekian menit. Tak pernah tahu, Pada moment seperti ini ia sangat amat teramat merindukan ranjang kasur.
Tak berbeda dengan Ibra, Fatihpun sama. Ia bahkan beberapa kali menampar pipinya sendiri untuk terjaga.
" Ini kapan selesainya. Please, besok lagi kenapa? " Gumam Fatih lirih setengah sadar setengah kantuk. ibra hanya menimpali dengan gumaman, karena kondisi keduanya juga sangat memprihatinkan.
" Karna Desa Mbatesan sini ada sekitar 7 dusun. Dan team kita ada 15 mahasiswa jadi untuk silaturahmi ke masing-masing kepala dusun dan tokoh agama bakal dibagi. tiap dusun masing-masing didatangi oleh 2 mahasiswa. Biar ngga memakan waktu dan lebih efisien " final arka membacakan beberapa nama yang bakal melakukan kunjungan.
" Ada yang keberatan dengan pembagian kelompoknya? " Lanjut neneng meminta afirmasi.
Atas pertanyaan tersebut semua serempak mengatakan " tidak " Termasuk Ibra. Itu artinya sudah final terkait pembagian kelompok.
©
Ibrahim Yudhistira.
Arka Aston Barnendhi.
Ditulis beriringan dengan huruf tebal dan bergaris miring. Itu artinya keduanya adalah satu team.
Ibra sama sekali tidak keberatan mulanya. Karena berpikir memang sikap Arka yang Pendiam dan tidak berbaur makanya ia terlihat acuh dan misterius. Tapi entah kenapa makin lama diperhatikan, Ibra merasa pria itu sengaja membencinya untuk alasan yang tidak jelas.
Menjadi Kordes tidak serta merta membuatnya semena-mena kepada Ibra bukan? Tapi tidak! Arka adalah Iblis. Pria itu menyuruhnya untuk membeli parsel di pasar sebagai bahan tentengan yang bakal mereka bawa saat berkunjung ke rumah kepala Dusun sore nanti. Seorang diri! Tanpa kendaraan!
Sebenarnya parsel sudah jauh-jauh hari dipersiapkan oleh Neneng. Tapi karena miss komunikasi perihal jumlah dusun, akhirnya parsel yang dibuat kurang dari jumlah semestinya. Dan bagian Ibra yang harus menanggung tugas yang semestinya bukan tugasnya.
" Lah terus elu ngapain dong? Masa gue sendiri? Yang bener aja elu. Gila kali "
" Ya nggapapa misal gue yang beli parselnya. Tapi elu ke kecamatan ya buat pembekalan korcam "
" Hah? "
Ya, karena alasan itulah Ibra mau tak mau mengiyakan dirinya pergi sendiri kepasar. Sementara Arka bertugas di kecamatan. Dan yang lain sibuk silaturahmi dengan warga setempat.

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN
AcakBoyxboy ✔ ( Selesai ) Sebelumnya Harap Dibaca‼️ Ambil yang baik - buang yang buruk. Perlu diketahui sebelum membaca cerita penulis bahwa tulisan saya mengandung unsur percintaan pria dengan sejenis. Dan dengan membaca Tulisan saya berarti anda sepak...