2 : Surat

540 94 5
                                    

Sinar mentari berpendar
Burung-burung saling berpencar
Udara yang sejuk lagi segar
Hei, lihat, mawar merah itu mekar

Hai, kamu
Apa kamu bangun dengan segar pagi ini?
Aku hanya ingin bilang, 'Selamat pagi'
Juga ingin bilang, 'Selamat beraktivitas'

Hai, kamu
Jangan bertanya-tanya
Jangan pula diambil pusing
Tentang siapa aku ini

Selagi oksigen masih ada
Tanganku masih bisa bergerak
Kertas masih ada
Aku akan selalu menuliskan surat untukmu

Hei, ini puisi
Tapi, kalau kamu merasa bukan,
Kamu boleh membacanya semaumu
Aku tidak melarang, asal kamu suka

Tertanda,
Olaf

•●•

Wendy memejamkan matanya sebentar. Jantungnya berdegup tidak karuan. Di depannya kini sudah terpampang loker yang sangat dia yakini adalah milik Gilang Sehun Trifera, cowok yang selalu dipikirkan Wendy hingga tengah malam.

Langit yang perlahan mulai menggelap memaksa Wendy untuk segera memasukkan amplop berisi puisinya ke dalam loker melalui lubang memanjang yang ada di sana. Maka, mau tidak mau, Wendy memasukkan surat itu ke dalam dengan cepat.

Langkah kakinya yang pendek-pendek bergerak dengan cepat, dalam hati cemas kalau-kalau gerbang sekolah akan ditutup, mengingat ini sudah sekitar satu jam setelah bel sekolah berbunyi.

Semoga dia suka...

•●•

Ini pendek-pendek, makanya fast update wkkwkwk😂😂

Asli puisi di atas gaje bnget

Keep voting, guys💞

Kelas Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang