Motto Hidup
Seseorang pernah bertanya padaku
"Hei, apa motto hidupmu?"
Aku diam
Bingung mau menjawab apaAku tidak pernah tau
Apa motto-ku selama hidup di sini
Aku belum pernah memikirkannya
Aku hanya menjalani kehidupanku
Sesuai jalannyaTapi,
Semakin dipikir
Aku mulai mengerti
Kenapa motto itu penting
Kenapa?
Karena sesuatu harus diperjuangkan
Itu juga motto-ku!---
Hei, kemarin ada orang asing yang bertanya motto-ku apa. Aku belum menjawabnya, karena aku nggak yakin.
Kalau kamu? Motto kamu apa?
Tertanda,
Olaf•●•
Dengan langkah santai, Wendy membelah koridor sepi yang memang selalu menjadi tempat yang wajib dikunjunginya hampir sebulan belakang. Apa lagi kalau bukan mengantar surat pada Gilang Sehun Trifera?
Setelah sampai di depan loker milik Sehun, gadis berkacamata bulat itu segera membuka reseleting tas miliknya dan mengeluarkan surat beramplop polkadotㅡseperti amplop-amplop sebelum-sebelumnya.
"Semoga lo suka, ya," monolognya sambil tersenyum lebar, lalu tangannya memasukan surat itu ke dalam lubang horizontal yang ada di pintu loker.
"Weneccy Dyrasia?"
Seluruh saraf tubuh Wendy menegang. Tangannya masih menempel pada pintu loker, sebelum akhirnya dia lepaskan karena mendengar suara derap kaki mendekat ke arahnya. Kepala Wendy tertunduk. Sudah berakhir! Rahasianya berakhir sampai sini!
"Jadi, lo yang selama ini ngirim surat?"
Wendy tetap diam. Mulutnya sulit untuk digerakkan.
Wendy makin merutuki dirinya sendiri ketika mendengar helaan napas dari orang yang ada di depannya. "Sehun harus tau ini."
Secepat kilat, Wendy menyahutinya. "Jangan! Jangan, Kai, jangan!"
Kai terdiam di tempat. Heran mendapatkan reaksi tiba-tiba dari Wendy.
"Jangan kasih tau, Sehun... Jangan, ya. Gue mohon," mohon Wendy dengan mata memelas.
"Kasih gue alasan kenapa gue nggak boleh kasih tau masalah ini ke Sehun?" tanya Kai. Kedua tangannya terlipat di depan dada.
Awalnya, Wendy bingung untuk mengatakannya. Wendy paham jika dia sudah berada di ujung jurang, tapi dia masih berusaha memikirkan cara agar bisa selamat tanpa meloncat ke dalam jurang. Namun, sebagaimana kerasnya dia berpikir, hasilnya tetap sama. Tidak ada jalan lain selain berkata jujur.
"Cuma ini cara satu-satunya gue bisa berkomunikasi dengan Sehunㅡgak langsung emang, tapi udah cukup bikin gue bahagia," Wendy menarik napasnya dalam, lalu menatap tepat pada manik mata Kai. "Mungkin lo gak bakal ngerti posisi gue, tapi gue mohon jangan kasih tau ini ke Sehun. Gue nggak mau Sehun tau tentang gue dan berakhir illfeel dengan gue."
Wendy tersenyum kecil. "Gue mohon, Kai Putra Praksana."
•●•
Hohohohoooooooo!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
*keasikan pencet tanda seru😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Bahasa Indonesia
Short Story"Berkat pelajaran Bahasa Indonesia, gue jadi bisa dekat dengannya." -Wendy. "Kata-katanya manis, gue suka." -Sehun ⓒsexikkuma 2018 [180605] was in Longlist Wattys2018