13 : Senja

318 78 10
                                    

Surat dibaca hari Senin

Senja

Ketika langit menjingga
Ketika burung berterbangan di langit
Ketika suhu perlahan berubah menjadi dingin
Aku masih di sana, setia

Ketika matahari perlahan turun
Bersembunyi
Membiarkan bulan yang naik
Aku masih di sana, setia

Di sana di mana?
Kau bertanya
Di sana, di hatimu
Aku menjawab

---

Hei, karena aku menulis surat ini hari Jumat, maka kamu akan baca ini di hari Senin. Dua hari lagi hari Minggu, aku makin deg-degan. Doakan aku, ya!

Aku di sini juga doain kamu kok! Sehat terus, Gilang Sehun Trifera!

Tertanda,
Olaf

•●•

Kejadian ini terjadi di hari Minggu.

Teeeet! Teeeeet!

Semua orang yang ada di sana mengangkat kedua tangannya setelah mendengar bel tanda lomba telah usai berbunyi. Sehun, lelaki dengan topi hitam dan jaket kulit yang berada di lantai kedua mall, tersenyum kecil ketika melihat cewek yang sedikit kaget akibat bunyi bel yang tiba-tiba itu.

"Ada-ada aja, si Joy," sahut Chanyeol di sebelahnya, terkekeh pelan.

"Kuy, ke bawah."

Setelahnya, Chanyeol, Sehun, Kai, juga Baekhyun turun ke lantai satu dengan eskalator. Mereka berniat menghampiri para peserta lomba perwakilan dari sekolah mereka.

Setelah sampai, Chanyeol langsung berlari menghampiri Seulgiㅡkekasihnya. Bahkan, cowok tinggi itu tidak memedulikan tatapan yang orang-orang lempar untuknya.

"Joy!"

Semuanya menoleh ke sumber suara, termasuk orang yang dipanggil. Joy tersenyum lebar ketika melihat Sehun-lah yang memanggilnya. Langsung saja cewek itu berlari kecil menghampirinya.

"Gilang, lo lihat gue, 'kan? Lihat lukisan gue tadi?" serbu Joy sambil sedikit terkikik geli.

Sehun terkekeh kemudian mengangguk. "Iya, gue lihat. Lukisan lo tuh, ya, aneh banget, tau!"

Joy merengut tidak suka. "Ih! Enak aja! Gue udah susah-susah, lo masih aja ngatain!"

Sehun tertawa pelan, kemudian mengacak pelan rambut pendek Joy. "Enggak, kok. Gue bercanda."

Perlahan, Joy tersenyum lebar. "Ya udah. Ayo! Traktir gue ayam~"

Cewek itu menarik tangan Sehun paksa menuju tempat makan yang ada di dalam mall. Persis seperti anak kecil, tapi mampu membuat Sehun terkekeh.

Tapi, Sehun tidak pernah tahu bila ada yang memandangnya nanar.

Wendy, cewek itu langsung mendongak. Berusaha menahan air matanya yang mungkin saja akan turun, kemudian berbalik. Berpura-pura melihat sekitar, walaupun sakit di dadanya tidak kunjung mereda.

"Wendy."

"Eh? Iya, Kyung?" Wendy berbalik badan, kemudian pura-pura tersenyum.

"Mau ikut kami makan? Kai traktir katanya," jawab Kyungsoo.

Mata Wendy ke belakang, tepat di mana Kai sedang tersenyum ke arahnya. Di dekatnya ada Nayeon dan Baekhyun.

"Ah, ntar gue nyusul. Gue mau keliling sebentar," tolak Wendy halus.

Kyungsoo mengangguk mengerti. "Oke. Kalau sudah, nanti nyusul aja, ya?"

Setelah mendapatkan anggukan setuju dari Wendy, Kyungsoo melesat begitu saja dan bergabung dengan yang lain.

Wendy kembali berbalik. Cewe itu hanya berdiri di sana. Diam, tidak melakukan apapun, hingga matanya tidak sengaja menemukan cowok putih tengah berdiri tepat beberapa meter di depannya.

"Weneccy Dyrasia..." Mata Wendy melotot tidak percaya. "Jangan sok tegar," ujarnya tegas, lengkap dengan sorot mata yang sangat dingin menusuk tepat di matanya.

Apa gue ketahuan sekarang?

•●•

Because Sehun in black jacket plus black cap is my favourite :*Lemah dd liat abang kek gini:((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Because Sehun in black jacket plus black cap is my favourite :*
Lemah dd liat abang kek gini:((

Pencet tombol bintang gaessss

Kelas Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang